5 Tips Mengatasi Rasa Malas dengan Metode Task Snacking

- Pecah tugas besar jadi langkah kecil untuk mulai bergerak tanpa merasa kewalahan.
- Tetap konsisten meski waktu singkat dengan menyelesaikan tugas-tugas kecil secara rutin.
- Rayakan 'micro win' setiap tugas kecil yang selesai sebagai kemenangan yang patut dirayakan.
Rasa malas sering kali jadi penghalang terbesar buat kamu menyelesaikan berbagai tugas, apalagi yang terasa berat dan menumpuk. Kadang, niat sudah ada, tapi energi dan fokus gak kunjung terkumpul. Kalau dibiarkan, rasa malas ini bisa bikin segalanya jadi makin tertunda dan bikin stres sendiri.
Tapi tenang, ada cara yang bisa bantu kamu tetap produktif tanpa harus merasa kewalahan. Metode ini dikenal dengan nama task snacking, yaitu strategi menyelesaikan tugas dengan cara memecahnya menjadi langkah-langkah kecil. Yuk, cari tahu solusi melawan rasa malas secara perlahan lewat metode task snacking.
1. Pecah tugas besar jadi langkah kecil

Merasa malas saat menghadapi tugas besar itu manusiawi, apalagi kalau tugasnya terlihat terlalu berat buat dimulai. Nah, di sinilah metode task snacking bisa jadi penyelamat. Dengan memecah tugas besar jadi langkah-langkah kecil, kamu bisa mulai bergerak tanpa merasa kewalahan duluan.
Langkah kecil ini bisa sesederhana nulis satu paragraf, membereskan sedikit bagian meja, atau baca dua halaman dokumen. Meski kecil, setiap aksi ini tetap bikin kamu maju pelan-pelan. Lama-lama, kamu bakal terbiasa dan tugas besar pun bisa selesai tanpa bikin stres.
“Task snacking melibatkan pemecahan tugas besar menjadi langkah-langkah kecil yang dapat dikelola dan dapat dikerjakan dalam waktu singkat,” jelas Ny’L Thompson, seorang terapis di ADHDAdvisor, dilansir Verywell Mind.
2. Tetap konsisten meski waktu singkat

Kunci utama melawan rasa malas adalah konsistensi, bukan durasi. Meski hanya punya waktu singkat, kamu tetap bisa produktif dengan menyelesaikan tugas-tugas kecil secara rutin. Salah satu kelebihan task snacking adalah fleksibilitasnya sesuai jadwal harian. Bahkan di sela-sela kesibukan, kamu tetap bergerak maju.
Dengan mencicil pekerjaan dalam waktu 10–15 menit, kamu menciptakan kebiasaan yang mudah dijalani tanpa terasa membebani. Kebiasaan ini membuat kamu tetap konsisten tanpa harus menunggu waktu luang yang panjang. Perlahan tapi pasti, tugas besar pun akan selesai karena kamu terus menjaga ritme meski dengan langkah kecil.
“Memecah bacaan bab ke halaman, lalu beberapa halaman per sesi membantu mengatasi kurangnya motivasi atau konsentrasi,” jelas Aimee Daramus, psikolog klinis dari Clarity Clinic Chicago, dilansir Verywell Mind.
3. Rayakan 'micro win' untuk kendalikan malas

Setiap tugas kecil yang selesai adalah kemenangan yang patut dirayakan. Ny’L Thompson menyebut, bila micro tugas memberi quick wins dan dopamin dari pencapaian kecil itu menjaga semangat tetap menyala .
Kamu bisa coret daftar, centang, atau beri self high five setelah selesai satu langkah. Kebiasaan sederhana ini membentuk pola positif dan menekan rasa malas yang timbul karena beban besar.
4. Kaitkan dengan rutinitas harian

Agar task snacking jadi kebiasaan, kaitkan dengan rutinitas tetap harianmu. Contohnya, "Setelah sikat gigi pagi, aku tulis email singkat," atau "Saat menunggu kopi, baca dua halaman buku". Hubungan ini membantu otak mengenali sinyal untuk mulai langkah kecil tersebut.
Dengan demikian, kamu tidak perlu ingat sendiri untuk mulai. Otak akan otomatis “switch” saat mencapai pemicu. Ini memperkuat konsistensi dan meminimalkan peluang untuk malas.
5. Gunakan alat bantu untuk mempermudah

Beberapa alat bisa memperkuat metode task snacking, seperti buku catatan untuk merinci tugas mini, timer untuk membatasi kerja 10–15 menit, dan sticky notes untuk pengingat singkat. Jika dibutuhkan, gunakan kalender untuk menjadwalkan sesi “snack.”
Memecah tugas dengan alat sederhana membuatnya lebih nyata dan mudah dilakukan. Alasan klasik seperti “lupa mengerjakan” menjadi berkurang drastis. Hasilnya, kamu lebih siap lawan rasa malas dan terus bergerak.
Metode task snacking cocok untuk atasi rasa malas karena mengubah beban besar jadi potongan kecil yang mudah dijalankan. Setiap micro task memberi rasa sukses kecil untuk melanjutkan langkah berikutnya. Buruan coba metode ini, deh!