Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Mengatasi Short Fuse Syndrome yang Bikin Hidup Berantakan

ilustrasi marah (pexels.com/Михаил Крамор)

Pernah gak sih kamu merasa mudah banget marah akhir-akhir ini? Hal kecil seperti suara orang makan, notifikasi email di luar jam kerja, atau bahkan lampu merah yang terlalu lama bisa bikin kamu mendidih. Kalau sering begini, bisa jadi kamu sedang mengalami short fuse syndrome, lho!

Short fuse syndrome adalah kondisi di mana seseorang mudah tersulut emosi, bahkan untuk hal yang sebenarnya gak penting. Kalau gak segera diatasi, ini bisa berdampak buruk pada kesehatan mental, hubungan sosial, hingga produktivitas kerja. Jangan khawatir, berikut lima tips yang bisa kamu coba untuk mengatasi masalah ini.

1. Kenali pemicu emosimu dengan mencatat pola keseharian

ilustrasi berpikir (pexels.com/cottonbro studio)

Langkah awal yang wajib dilakukan adalah memahami apa saja yang bikin kamu mudah marah. Kamu bisa mulai dengan membuat catatan harian atau "mood journal". Setiap kali merasa kesal, catat waktu, tempat, dan situasinya.

Misalnya, kamu sadar kalau sering marah saat sedang lapar atau kelelahan. Dengan mengetahui hal ini, kamu bisa lebih siap menghadapi situasi serupa, seperti selalu membawa camilan sehat atau memastikan waktu istirahat cukup. Simpel, tapi efektif banget!

2. Coba teknik mindfulness untuk menenangkan diri

ilustrasi ramalan (pexels.com/RDNE Stock project)

Saat emosi mulai memuncak, cobalah teknik mindfulness 5-4-3-2-1. Sebutkan lima hal yang kamu lihat, empat hal yang bisa disentuh, tiga hal yang didengar, dua hal yang bisa dicium, dan satu hal yang dirasakan. Teknik ini bikin kamu fokus ke momen sekarang dan membantu meredakan emosi.

Mindfulness ini ibarat tombol pause untuk pikiranmu. Dengan melakukannya, kamu memberi waktu otak untuk cooling down sebelum bereaksi. Jadi, kamu gak langsung meledak tanpa berpikir panjang.

3. Olahraga rutin untuk melepas energi negatif

ilustrasi teman (pexels.com/Monstera Production)

Gak bisa dipungkiri, olahraga adalah cara terbaik untuk melepas stres dan energi negatif. Cukup luangkan 30 menit sehari untuk jogging, yoga, atau aktivitas fisik lainnya. Saat bergerak, tubuh akan melepaskan endorfin yang bikin kamu merasa lebih tenang dan bahagia.

Kalau merasa emosi mendidih, coba lakukan gerakan sederhana seperti stretching atau jumping jack. Aktivitas fisik ini bisa membantu menurunkan ketegangan emosimu secara instan.

4. Lakukan "time-out" untuk menenangkan diri

ilustrasi wanita (pexels.com/Kevin Malik)

Saat emosi sedang memuncak, jangan langsung bereaksi. Ambil waktu untuk “time-out” seperti anak kecil yang sedang tantrum. Beri dirimu jeda 10-15 menit untuk menyendiri dan menenangkan pikiran.

Gunakan waktu ini untuk melakukan hal-hal yang menenangkan, seperti mendengarkan musik, meditasi, atau sekadar tarik napas dalam-dalam. Jangan kembali ke situasi pemicu sebelum kamu benar-benar tenang. Percaya deh, hasilnya jauh lebih baik daripada langsung meluapkan emosi.

5. Belajar mengomunikasikan perasaan dengan lebih terbuka

ilustrasi pasangan (pexels.com/William Fortunato)

Salah satu penyebab emosi mudah meledak adalah kebiasaan memendam perasaan. Semakin banyak yang kamu pendam, semakin besar kemungkinan kamu meledak karena hal-hal kecil. Yuk, mulai belajar berkomunikasi secara asertif!

Sampaikan apa yang kamu rasakan tanpa menyalahkan orang lain. Gunakan kalimat seperti “Aku merasa...” untuk menjelaskan perasaanmu. Dengan komunikasi yang terbuka, banyak konflik bisa dihindari, lho.

Semakin sering kamu mempraktikkan tips-tips ini, semakin mudah bagimu untuk mengontrol amarah. Jadi, yuk mulai dari sekarang! Karena pada akhirnya, hidup yang tenang dan bebas drama adalah hadiah terbaik yang bisa kamu berikan untuk dirimu sendiri. Kamu pasti bisa!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi
EditorArifina Budi
Follow Us