Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menjahit Asa dan Merawat Luka Pasien Diabetes Bersama Pedis Care

Ahmad Hasyim Wibisono, CEO Pedis Care (instagram.com/ahmadhasyimwibisono)
Ahmad Hasyim Wibisono, CEO Pedis Care (instagram.com/ahmadhasyimwibisono)

Penderita diabetes tipe dua di Indonesia bak bola salju yang makin membesar. Berdasarkan laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada 2030 mendatang, jumlah penderita diprediksi mencapai 30 juta orang. Angka ini dinilai mengerikan mengingat penyakit yang juga disebut sebagai kencing manis ini paling mematikan nomor tiga di Indonesia setelah strok dan jantung. 

Beberapa penderita diabetes pun sering kali harus menjalani amputasi pada bagian tubuhnya sebagai akibat luka yang sulit disembuhkan. Padahal, tak sedikit penderitanya masih memasuki usia produktif. Di tengah keadaan ini, Pedis Care menawarkan perawatan luka yang dibarengi dengan menjahit asa bagi para penderita diabetes, terutama dari kalangan menengah ke bawah. 

"Kami menggalang dana untuk pasien-pasien yang kurang mampu ini sehingga tetap dapat perawatan terbaik, terhindar dari amputasi, dan masa depannya gak hilang," ujar Hasyim selaku CEO Pedis Care.

1. Dari 3 lalu berkembang jadi 50 pekerja, Pedis Care tambah layanan jasa

Ahmad Hasyim Wibisono, CEO Pedis Care (instagram.com/ahmadhasyimwibisono)
Ahmad Hasyim Wibisono, CEO Pedis Care (instagram.com/ahmadhasyimwibisono)

"Pedis Care ini bisa dibilang adalah platform kesehatan di luar rumah sakit dan berbasis home care juga," tutur Ahmad Hasyim Wibisono selaku penggagas Pedis Care, (7/10/2023). 

Lelaki yang kini menjadi pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya tersebut mengatakan bahwa ia hanya bertiga dengan rekan sejawatnya saat memulai Pedis Care pada 2015. Meski mayoritas menangani pasien diabetes, Pedis Care juga menyasar pasien yang menderita luka bakar, luka kanker, dan luka lainnya yang perlu penanganan khusus. Tak semudah yang terlihat, pada awal Pedis Care didirikan, Hasyim mengaku hampir mengibarkan bendera putih tanda menyerah.

Berkat ketekunan dan dibarengi kemauan belajar pemasaran ekonomi, kini peminat pengguna jasa Pedis Care berkembang pesat di Malang. Hal ini terbukti dari jumlah karyawan yang dimiliki mencapai 50 orang dan telah dilengkapi dengan layanan home care yang tinggal 24 jam di rumah pasien yang menginginkan. Pasien pun tak hanya datang dari Malang, tapi juga kota di sekitarnya. 

2. Kekhawatiran akan masa depan pasien diabetes menjadi nyala api Pedis Care

Pedis Care Malang (instagram.com/pedis_care)
Pedis Care Malang (instagram.com/pedis_care)

Hati Hasyim tergerak ketika ia menyadari bahwa kaki penderita diabetes tipe dua banyak yang mengalami pembusukan. Selain pasien tak memiliki ilmu soal perawatan, penanganan di rumah juga tak tepat karena asal dibersihkan, lalu ditutup kembali selaiknya perawatan luka biasa. Tak sedikit yang akhirnya justru berakhir di meja operasi untuk tindakan amputasi. Hasyim memaklumi bahwa hal tersebut muncul karena adanya keterbatasan ilmu perawatan, terutama di daerah kecil. 

"Apa iya, sih, gak ada harapan untuk orang-orang ini? Apakah satu-satunya jalan harus diamputasi? Ini, kan, menggelisahkan," Ungkap Hasyim.

Apalagi, Hasyim paham benar bahwa kebanyakan penderita justru masih memasuki usia produktif. Bahkan, tak sedikit yang merupakan tulang punggung keluarga. Karena itu, Hasyim tidak mau tinggal diam.

Berbekal internet, ia menemukan bahwa terdapat pelatihan bagi perawatan luka sulit sembuh seperti bagi penderita diabetes tersebut. Pelan, tapi pasti, Hasyim dan rekan memulai praktik Pedis Care yang awalnya dianggap asing, bahkan di kalangan pekerja kesehatan sendiri. Kini, Pedis Care telah memiliki yayasan pelatihan perawatan luka. Adapun, pengikutnya kebanyakan berasal dari latar belakang lulusan kesehatan. 

3. Menggagas aplikasi pendeteksi luka diabetes hingga mewujudkan Pedis Care Giver

Pedis Care Malang (instagram.com/pedis_care)
Pedis Care Malang (instagram.com/pedis_care)

Pedis Care bukan sembarang jasa perawat Luka. Saat ini, Pedis Care meluncurkan inovasi berupa aplikasi di HP yang bisa mendeteksi jenis luka yang diderita seseorang. Aplikasi ini bahkan hanya membutuhkan waktu beberapa bulan untuk dikembangkan dan digunakan.

"Standar dari kami adalah kalau ada luka itu, kami ukur panjang dan lebarnya, kondisi lukanya, kedalaman lukanya untuk menentukan strategi perawat sekaligus progres perawatannya," kata Hasyim. 

Seiring berjalannya waktu dan imbas dari pandemik COVID-19, orang-orang sulit mendapatkan perawatan dan berobat, Pedis Care meluncurkan skuad khusus home care. Skuad tersebut diberi nama Pedis Care Giver. Tugas dari Pedis Care Giver ini sampai mendatangi rumah pasien yang tidak hanya berkasus dengan luka sulit sembuh, tapi juga penyakit lain, seperti hipertensi dan strok. 

4. Menjadi terang di tengah redupnya semangat penderita diabetes

Ahmad Hasyim Wibisono, CEO Pedis Care (instagram.com/ahmadhasyimwibisono)
Ahmad Hasyim Wibisono, CEO Pedis Care (instagram.com/ahmadhasyimwibisono)

"Rata-rata yang datang ke kita (Pedis Care) itu orang yang sudah dalam kondisi mental desperate. Mereka sudah berobat ke sana kemari, lukanya tambah jelek, bahkan divonis harus amputasi," papar Hasyim.

Tak hanya merawat luka, Pedis Care meningkatkan psikologis pasien sehingga timbul ikatan yang kuat antara Pedis Care dan pasien. Apalagi, rasio kesembuhan luka kronis mencapai 80 persen, sementara rasio kesembuhan luka diabetes 88 persen dengan rata-rata perawatan luka selama 11 minggu. Pedis Care juga memberi edukasi bagaimana layanan jasa mereka memberikan harapan baru bagi para pasien. 

Di balik itu, Pedis Care mengeklaim tak akan pilih kasih pada pasien yang kurang mampu. Hasyim menjelaskan bahwa ia dan tim berusaha agar setiap pasien mendapat perawatan yang layak dan sama. Karena itu, terdapat pengadaan donasi antarpasien. Di sini, Pedis Care menawarkan pada pasien yang mampu secara ekonomi untuk membantu pasien yang membutuhkan.

Sebagai bagian dari upaya mengurangi lingkaran setan dari efek penyakit diabetes, Pedis Care juga memberi edukasi kesehatan melalui kanal YouTube dan media sosial mereka yang dapat diakses oleh berbagai kalangan. Tak heran sepak terjang Hasyim bersama Pedis Care mengantarkannya menjadi salah satu penerima Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia (SATU) Indonesia Awards 2019, khususnya di bidang kesehatan. Tetap bersemangat menyebar asa!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Alasan Burnout Bukan Tanda Kamu Lemah, tapi Manusiawi!

23 Sep 2025, 22:15 WIBLife