Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Bentuk Tekanan Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental, Waspada!

ilustrasi kecanduan media sosial (unsplash.com/Alexa Suter)
ilustrasi kecanduan media sosial (unsplash.com/Alexa Suter)

Kesehatan mental tidak kalah pentingnya dengan kesehatan fisik. Tentu kita harus berupaya menjaga kesehatan mental agar selalu terjaga. Tapi daerah sekarang ini, menjaga kesehatan mental juga menjadi tantangan yang tidak mudah. Apalagi dengan perkembangan teknologi digital yang semakin besar.

Tanpa disadari jika media sosial juga dapat menimbulkan tekanan terhadap kesehatan mental. Kita kerap merasa tertekan saat tidak bisa mengikuti tren. Atau mungkin takut menerima respon dan komentar buruk. Kurang lebih, inilah tujuh bentuk tekanan media sosial terhadap kesehatan mental.

1. Keinginan untuk selalu tampil sempurna

ilustrasi selfie (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi selfie (pexels.com/Thirdman)

Kehadiran media sosial memang membawa warna baru dalam kehidupan. Bagi generasi muda bahkan ini menjelma menjadi kebutuhan. Tapi kita juga harus waspada terhadap berbagai bentuk tekanan media sosial terhadap kesehatan mental.

Tanpa disadari, terdapat keinginan untuk selalu tampil sempurna. Seringkali media sosial menciptakan standar-standar yang tidak realistis. Mirisnya, kita justru memaksa diri mengikuti berbagai standar tersebut tanpa melihat kapasitas dan kemampuan.

2. Cenderung mementingkan perbandingan sosial

ilustrasi kecanduan media sosial (unsplash.com/Timothy Hales Bennett)
ilustrasi kecanduan media sosial (unsplash.com/Timothy Hales Bennett)

Membicarakan perbandingan sosial memang tidak ada habisnya. Kita tidak akan pernah bisa membandingkan diri dengan orang lain. Karena setiap orang sudah dianugerahi kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tapi daerah digital permasalahan ini kembali menjangkiti generasi muda.

Tanpa disadari jika perbandingan sosial menjadi salah satu bentuk tekanan media sosial terhadap kesehatan mental. Seseorang terpaku pada standar kesempurnaan yang memang tidak dapat dicapai. Mereka merasa malu dan tertinggal jika tidak dapat mengikuti apa yang sudah ditetapkan oleh media sosial.

3. Menjadi orang yang terlalu mementingkan validasi

ilustrasi selfie (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi selfie (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Adakalanya pengakuan dari orang lain memang bisa menumbuhkan sikap optimis. Tapi bukan berarti kita kecanduan oleh respon positif dari mereka. Karena yang lebih penting dalam menjalani hidup adalah kualitas, bukan hanya mengedepankan kuantitas.

Di sinilah tekanan media sosial terhadap kesehatan mental yang kerap tidak disadari. Kita menjadi orang yang terlalu mementingkan validasi. Setiap tindakan dan penyampaian diukur berdasarkan komentar positif orang-orang di media sosial.

4. Terjebak sikap dan perilaku FOMO

ilustrasi selfie (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi selfie (pexels.com/Anna Shvets)

Kehadiran media sosial tidak terlepas dari tren yang dianggap menarik. Tadi beberapa orang fenomena ini menjadi hal yang wajib diikuti. Mereka merasa malu jika harus tertinggal oleh hal-hal viral yang memang sedang menjadi tren. Fenomena ini sekilas mungkin terlihat sederhana.

Tapi sebenarnya ini menjadi tekanan media sosial terhadap kesehatan mental. Seseorang akan terjebak sikap dan perilaku FOMO. Ketakutan akan tertinggal dari tren, acara, atau kehidupan sosial dapat meningkatkan kecemasan. Hanya karena tidak bisa mengikuti tren, mereka menganggap kehidupan tidak berharga.

5. Kecanduan media sosial secara berlebihan

ilustrasi bermain sosmed (pexels.com/RODNAE Productions)
ilustrasi bermain sosmed (pexels.com/RODNAE Productions)

Penggunaan media sosial alangkah baiknya diiringi dengan sikap yang bijak. Di satu sisi mungkin membawa kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan. Tapi sisi negatifnya, media sosial juga bisa menjadi tekanan terhadap kesehatan mental.

Kita bisa melihat hal ini dalam situasi secara nyata. Ada kalanya seseorang kecanduan media sosial secara berlebihan. Mereka selalu memprioritaskan kehidupan di dunia maya tanpa memperhatikan realitas yang mungkin jauh lebih penting.

6. Perasaan minder dan tidak percaya diri

ilustrasi minder (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi minder (pexels.com/Anna Shvets)

Media sosial memang membuat hidup lebih praktis dan serba mudah. Apalagi mengenai penyebaran informasi dan cara berkomunikasi. Tapi di satu sisi kehadiran media sosial juga membawa tekanan terhadap kesehatan mental.

Kita akan dihadapkan dengan berbagai tolok ukur yang mungkin tidak bisa dimiliki oleh semua orang. Contohnya mempromosikan standar kecantikan yang kurang realistis. Seseorang cenderung minder dan tidak percaya diri ketika tidak bisa memenuhi tolak ukur tersebut.

7. Tekanan untuk selalu terhubung

ilustrasi kecanduan medsos (pexels.com/Cottonbro)
ilustrasi kecanduan medsos (pexels.com/Cottonbro)

Kehadiran media sosial memang mempermudah penyebaran informasi. Sekaligus menjadi sarana untuk menuangkan berbagai macam ekspresi. Tapi kita juga harus tetap waspada dengan tekanan media sosial yang mungkin mengganggu kesehatan mental.

Diantaranya adalah tekanan untuk selalu terhubung. Seseorang merasa gelisah jika tidak mengetahui media sosial meskipun hanya dalam satu detik. Ini bisa menciptakan tekanan untuk terus memeriksa notifikasi, memperbarui status, atau membalas pesan, yang akhirnya mengganggu fokus dan waktu istirahat.

Kita harus mampu menyadari tekanan media sosial terhadap kesehatan mental. Karena ini dapat mengganggu kestabilan dan kualitas hidup. Seseorang cenderung menginginkan validasi dan mengutamakan kuantitas. Bahkan didominasi oleh perasaan minder dan tidak percaya diri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us

Latest in Life

See More

[MADING] Reformasi Pola Pikir Membangun Kesadaran di Lingkungan Sekolah

08 Sep 2025, 06:19 WIBLife