Kisah Cynthia Cecilia, Perempuan di Balik Suksesnya Startup Jobhun

Selalu berinovasi dan gigih adalah kuncinya

Bisa dibilang jumlah perusahaan startup di Indonesia setiap hari semakin bertambah. Hidup di era digital membuat banyak orang berlomba membuka bisnis di bidang tersebut. Produk yang ditawarkan pun beragam, tergantung kebutuhan masyarakat saat ini.

Berkembangnya dunia startup telah disadari Cynthia Cecilia sejak ia duduk di bangku SMA. Hal tersebut membuat perempuan kelahiran Surabaya ini memutuskan mengeluarkan karyanya dalam bentuk startup pula. Siapa sangka masyarakat menyambut baik karyanya tersebut.

Cynthia adalah seorang CEO & Founder Jobhun, startup dalam bidang pengembangan karier. Yuk, simak cerita lengkap Cynthia Cecilia yang bisa jadi inspirasi kita semua.

1. Berawal jadi freelancer di berbagai startup

Kisah Cynthia Cecilia, Perempuan di Balik Suksesnya Startup Jobhuninstagram.com/cynthiacecilia

Semua berawal saat Cynthia mengambil keputusan menunda kuliahnya selama dua tahun pada 2014. Akhirnya, ia memutuskan bekerja sebagai freelance content writer di beberapa startup ternama di Jakarta.

Setelah menjalani pekerjaannya selama setahun, ia diangkat menjadi senior content writer. Cynthia mulai diminta untuk membantu proses rekruitmen perusahaan. Saat itu dia merasa bingung, karena banyak pelamar yang tidak tahu cara melamar kerja dengan baik dan benar.

"Yang aku seleksi kebanyakan lulusan sarjana, lebih dari akulah pokoknya. Tapi, aku bingung banget melihat mereka yang belum tahu cara mengirim email yang baik ke perusahaan. Gak ada subject, gak ada badan email, bahkan cuma CV saja," katanya saat dihubungi IDN Times, awal Juni lalu.

Dari situlah muncul gejolak dalam dirinya untuk membuat sebuah wadah mengenai pengembangan karier. Cynthia akhirnya mendirikan Jobhun pada 2015 melalui media sosial, yakni Twitter dan Facebook. "Di situ aku membagikan berbagai lowongan pekerjaan, konsepnya masih kasar banget," ujarnya.

Kisah Cynthia Cecilia, Perempuan di Balik Suksesnya Startup Jobhuninstagram.com/cynthiacecilia

Setahun berjalan, Cynthia merasa Jobhun bisa berkembang menjadi sebuah bisnis. Ia mulai meminta teman-temannya bergabung untuk membenahi Jobhun, mulai dari desain hingga konsep. Berawal dari kepekaannya terhadap pentingnya pengembangan karier, Cynthia makin mantap terjun dan menyelami dunia startup.

Benar saja, Jobhun berkembang dengan pesat dalam waktu dua tahun. Jobhun akhirnya memiliki kantor di sebuah coworking space di Surabaya. "Sudah ada karyawan juga, kurang lebih sebelas orang lah," katanya.

2. Sempat diremehkan, tapi semua itu dijadikan motivasi untuk tetap berkarya

Kisah Cynthia Cecilia, Perempuan di Balik Suksesnya Startup Jobhuninstagram.com/cynthiacecilia

Perjalanannya membangun Jobhun tentu tak selalu mendapatkan dukungan dari semua pihak. Seringkali ide dan karyanya diremehkan banyak orang, terutama teman-temannya sendiri.

"Banyak yang bilang kalau Jobhun itu bukan startup yang asli bergerak secara digital, karena punya layanan offline juga. Dibilang gak jelas gitu pokoknya," ujarnya.

Cynthia memilih tak memedulikan semua itu. Sebab, dipandang sebelah mata akan selalu terjadi. Ia pun memilih fokus membalas motivasi negatif tersebut dalam bentuk karya saja.

"Aku lebih suka menunjukkan dan memberikan bukti melalui karya. Setidaknya aku membuat suatu hal yang berguna dan berpengaruh. Buktikan saja dari karya kita," kata alumni Universitas Dr. Soetomo Surabaya ini.

Bahkan, kata-kata yang merendahkannya itu dijadikan bahan evaluasi dan introspeksi untuk Jobhun. Kata dia, ada baiknya mendapatkan kalimat seperti itu. Jadi semakin semangat untuk membangun Jobhun.

"Disaring saja komentarnya, yang baik kita ambil, yang bersifat pribadi dan menjatuhkan gak perlu diambil pusing," tutut Cynthia.

3. Tantangan yang dihadapi selama membangun Jobhun

Kisah Cynthia Cecilia, Perempuan di Balik Suksesnya Startup Jobhuninstagram.com/cynthiacecilia

Ketika mantap mendirikan Jobhun, tentu saja Cynthia menemukan berbagai tantangan. Namun, rintangan sebenarnya bukan berasal dari faktor eksternal, melainkan internal Jobhun sendiri.

"Kita harus menemukan orang yang klop sama Jobhun, gak cuma dari kemampuannya saja. Tapi juga sense of belonging," ujarnya.

Cynthia mengaku seringkali melakukan pergantian internal pengurus Jobhun, karena para karyawannya memiliki mimpi lainnya. Mau tak mau Cynthia harus kembali mencari sumber daya manusia yang tepat.

"Di sini cuma aku yang bakal bertahan, karena Jobhun ini mimpi aku. Jadi gimana caranya aku buat meyakinkan mereka kalau Jobhun ini bakal jadi sesuatu yang besar dan bermanfaat," ucapnya.

Kisah Cynthia Cecilia, Perempuan di Balik Suksesnya Startup Jobhuninstagram.com/cynthiacecilia

Saat awal membangun Jobhun, Cynthia kerap mengalami masalah dalam hal pendanaan. Kata dia, itu disebabkan karena Jobhun belum menemukan produk yang tepat untuk ditawarkan kepada pengguna dan masyarakat.

"Membangun startup memang kayak gitu, kita harus coba semuanya sampai tahu racikan mana yang pas. Saat itu aku merasa Jobhun belum menemukan produk yang tepat," kata perempuan lulusan Ilmu Komunikasi ini.

Cynthia dan tim tak menyerah mencari formula yang tepat agar Jobhun semakin berkembang. Sampai pada akhirnya terdapat dua program Jobhun yang diterima pengguna, yakni Jobhun Career Hub dan Jobhun Academy.

"Tahun 2019 itu perkembangannya pesat banget, apalagi Jobhun Academy yang selalu overload tiap sesinya." Ia sadar sebenarnya salah satu jalan agar pemasukan Jobhun stabil adalah dengan membuka peluang investor, tapi menurutnya belum perlu.

Katanya, masih banyak hal yang harus diperbaiki dan ditingkatkan dari Jobhun. "Masih perlu introspeksi dulu. Aku pengin bagusin Jobhun dari segala sisi, kebetulan juga 2020 ini banyak waktu, jadi bakal dioptimalkan," terangnya.

4. Inovasi dalam dunia startup adalah kunci kesuksesan

Kisah Cynthia Cecilia, Perempuan di Balik Suksesnya Startup Jobhuninstagram.com/cynthiacecilia

Menurut Cynthia, ada beberapa hal penting yang harus dipersiapkan jika ingin mendirikan perusahaan, terlebih startup. Memiliki business model canvas yang lengkap dan komplet sudah harus dikantongi sejak awal.

"Itu penting banget, semuanya harus jelas di awal. Mulai dari ide, pengaruh sosial, pemasukan, dan sasarannya," kata alumni SMA Santa Maria Yogyakarta ini.

Ia percaya startup terbentuk karena kebutuhan masyarakat itu sendiri. Jika idenya bagus, tapi hanya untuk sekadar terlihat keren, maka tak akan berhasil. Kata dia, tak masalah jika ide yang dimiliki sama, tapi pastikan ada terobosan baru di dalamnya.

"Banyak startup teman-teman aku yang tiba-tiba tutup, karena hanya merasa idenya bagus tapi gak ada pengaruh buat banyak orang. Inovasi harus terus dikembangkan, itu yang bikin startup bertahan lama nantinya," jelasnya.

dm-player

Dengan semakin bermunculannya startup, Cynthia kerap menemukan yang mirip dengan Jobhun. Namun, hal tersebut tak membuatnya khawatir karena Jobhun memiliki keunikannya sendiri. "Eksekusinya pasti beda, beda tangan sudah pasti beda hasil."

5. Jobhun membuka pengalaman baru yang mengesankan

Kisah Cynthia Cecilia, Perempuan di Balik Suksesnya Startup Jobhuninstagram.com/cynthiacecilia

Selama kurang lebih lima tahun Cynthia merasakan lika-likunya membangun Jobhun. Tak hanya merasakan tantangan, ia juga mendapatkan banyak pengalaman berkesan. Salah satunya menjadi ketua dari salah satu komunitas startup di Surabaya, yakni Facebook Developers Circle.

Dengan menjadi ketua, Cynthia berkesempatan terbang ke San Jose di California, Amerika Serikat, pada 2019 untuk menghadiri Global DevC Leads Summit by Facebook. "Hampir sebulan aku di sana dan bisa ketemu sama ketua komunitas ini dari seluruh dunia," tutur Chynthia.

Kisah Cynthia Cecilia, Perempuan di Balik Suksesnya Startup Jobhuninstagram.com/cynthiacecilia

Melalui Jobhun pula Cynthia akhirnya cukup dikenal, terutama di Surabaya. Itu dibuktikan dengan banyaknya undangan sebagai pemateri di berbagai universitas. Cynthia mengaku tak pilih-pilih, entah mendapat honor atau tidak, yang penting bisa memberikan inspirasi dan pandangan baru terhadap generasi muda.

"Hampir dalam satu bulan itu penuh banget jadi pembicara. Aku bukan speaker yang sudah ahli, aku cuma mau kasih insight dan pengalaman buat mereka," ujarnya.

Meski begitu, hal yang sesungguhnya paling berkesan adalah banyaknya orang yang merasa terbantu mendapatkan pekerjaan. Bahkan, tak sedikit orang yang langsung menghubunginya untuk sekadar berterima kasih.

"Itu yang bikin aku bahagia banget sih, ternyata Jobhun ini bermanfaat buat banyak orang. Platform yang dulunya banyak diremehin, akhirnya bisa membantu orang, terlebih dalam mendapatkan pekerjaan. Testimoni itu yang paling berkesan," kata perempuan yang dulunya bercita-cita jadi jurnalis ini.

Baca Juga: Citra Mustikha: Trainer Perempuan Itu Sering Diremehkan, padahal...

6. Percaya bahwa Jobhun memberikan dampak baik ke Millennial

Kisah Cynthia Cecilia, Perempuan di Balik Suksesnya Startup Jobhuninstagram.com/cynthiacecilia

Menurut Cynthia, anak muda atau generasi millennial sekarang cukup diuntungkan dengan adanya digital yang serba canggih. Mereka bisa mencari informasi dengan mudah dan cepat, termasuk mencari lowongan pekerjaan dan pengembangan diri.

Generasi millennial seringkali bingung untuk menentukan masa depannya, terlebih dalam hal pekerjaan. Dari sinilah Cynthia berharap platform Jobhun bisa membantu mereka menemukan arah tersebut.

"Dulu wadah kayak Jobhun ini sedikit, bahkan gak ada. Kita cuma bisa konsultasi karier sama human resources yang menurutku kurang banget," jelasnya.

Melalui dua program yang dibesut Jobhun, yakni Jobhun Career Hub dan Jobhun Academy, ia merasa akan memberi pengaruh baik terhadap masa depan millennial. Mereka bisa mendapatkan informasi lowongan pekerjaan dan juga beberapa kursus sesuai minat.

"Aku melihat dua program itu bersinggungan banget dengan kehidupan millennial sekarang. Senang banget ketika tahu ada yang mendapatkan kerja setelah lihat informasi dari Jobhun. Ini sih yang dibutuhkan sama mereka," kata perempuan yang mengidolakan sosok Nadiem Makarim ini.

Kisah Cynthia Cecilia, Perempuan di Balik Suksesnya Startup Jobhuninstagram.com/cynthiacecilia

Untuk bisa menjangkau banyak millennial menggunakan Jobhun, Cynthia tak hanya fokus pada branding dan promosi melalui media sosial, tetapi juga secara langsung. Dia lebih suka mendekati komunitas tertentu, membuat acara dan diskusi bareng. Menurutnya, itu lebih tepat sasaran.

Melalui masukan yang didapat, Cynthia dan tim berusaha mewujudkan apa yang dibutuhkan millennial dari Jobhun. Selain dari komunitas, peran anak magang nyatanya juga bisa jadi cara yang tepat untuk mengenalkan Jobhun kepada millennial.

"Aku tanya mereka apa yang bisa dikembangin dari Jobhun, program seperti apa yang dibutuhkan millennial. Sesimpel itu, kita tanya masalah mereka dan cari solusinya. Mendengarkan keluh kesah mereka juga jadi perhatian utama kita," terangnya.

7. Selama punya kemauan, millennial bisa kalahkan pandemik

Kisah Cynthia Cecilia, Perempuan di Balik Suksesnya Startup Jobhuninstagram.com/cynthiacecilia

Seperti yang kita tahu, banyak perusahaan yang memutuskan menghentikan beberapa pegawainya selama pandemik virus corona. Hal ini membuat jumlah lowongan pekerjaan terus berkurang.

Cynthia berharap millennial tidak perlu takut, karena selama memiliki kemampuan yang bagus, pekerjaan tetap bisa dicari. "Lowongan pekerjaan memang sedang berkurang, tapi bukan berarti gak ada yang buka. Tinggal gimana cari peluang dan selalu mengembangkan diri saja."

Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah membenahi CV dan portfolio yang dimiliki. Menurut Cynthia, kita wajib memiliki portofolio yang baik. Dengan begitu, perusahaan bisa melihat apa saja pengalaman yang sudah diraih.

"Portofolio itu nomor satu, apalagi kalau kita kerja di bidang kreatif dan digital. Itu sebagai pembuktian kalau memang berpengalaman di bidang tersebut. Adanya pandemik ini bisa jadi sarana untuk berbenah," kata anak kedua dari tiga bersaudara ini.

8. Pesan untuk millennial yang sedang berjuang mendapatkan pekerjaan

Kisah Cynthia Cecilia, Perempuan di Balik Suksesnya Startup Jobhuninstagram.com/cynthiacecilia

Mendapatkan pekerjaan tentu bukan hal yang mudah, butuh perjuangan dan kesabaran. Menurut Cynthia, millennial tak perlu kecil hati jika belum mendapat pekerjaan impiannya. Sebab, kata dia, ini bisa jadi langkah tepat untuk introspeksi diri.

Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan menyelami diri sendiri. Millennial diharapkan tahu ingin menjadi apa dan menyadari kemampuan dalam dirinya. Setelah itu, terus dikembangkan setiap harinya.

"Banyak yang tersesat, karena belum menemukan hal tersebut. Padahal, kalau sudah tahu, kita tinggal cari platform yang tepat untuk mengembangkan," katanya.

Sifat pantang menyerah dan tahan banting juga wajib ada, supaya cepat bangkit ketika yang diinginkan belum tercapai. Meski terkesan klise, perjalanan dan tantangan setiap orang jelas berbeda. "Ingat tujuan awalnya seperti apa, tetap bangkit meski gagal. Pantang menyerah itu perlu banget."

Kisah Cynthia Cecilia, Perempuan di Balik Suksesnya Startup Jobhuninstagram.com/cynthiacecilia

tak hanya hardskill saja yang perlu dikembangkan, softskill pun tak kalah penting. Mempelajari hardskill bisa didapatkan melalui sekolah, kursus, dan lainnya. Namun, tidak dengan softskill.

"Softskill juga perlu dilatih, terutama sikap. Banyak di luar sana orang andal tapi sikapnya kurang, sayang banget, kan? Cobalah untuk menyeimbangkan keduanya. Punya sifat aktif, koorporatif, dan inisiatif tinggi itu perlu dalam dunia bekerja," kata perempuan berusia 25 tahun ini.

Nah, itulah sekilas kisah Cynthia Cecilia, pendiri startup Jobhun yang menginspirasi banyak orang, terutama generasi millennial. Semoga bisa menginspirasi kita, supaya lebih gigih mengejar dan mewujudkan impian kita ya. 

Baca Juga: Sofwa Tunissa: Asyiknya Mengenalkan Budaya Indonesia di Negeri Orang

Topik:

  • Naufal Al Rahman
  • Dewi Suci Rahayu

Berita Terkini Lainnya