5 Novel Klasik tentang Pekerja, Mari Makin Sadar Kelas

Sadarkah kamu kalau mayoritas buku klasik berlakonkan warga kelas menengah atas dan bangsawan? Akses terhadap edukasi dan dominasi mereka akan standar kultur yang berlaku jadi beberapa faktor yang bikin kecenderungan ini lumrah ditemukan. Namun, gak sedikit penulis klasik yang mencoba keluar dari norma itu dan justru mengulik perspektif kelompok tersisih.
Beberapa novel klasik berikut ini ditulis dari perspektif kelas pekerja yang tak punya banyak privilese, plot, dan karakternya menapak tanah. Bisa jadi salah satu cara meningkatkan kesadaran kelas pula, nih. Simak rekomendasinya, yuk!
1. The Woodlanders

The Woodlanders adalah salah satu novel paling underrated dari Thomas Hardy. Sesuai judulnya, di novel ini Hardy mengulik kehidupan warga sebuah desa di Inggris yang kebanyakan bekerja di perkebunan buah dan pabrik pengolahan kayu. Beberapa dari mereka terlibat perselisihan antarkeluarga, cinta segilima, dan berbagai drama lainnya. Dengan latar hutan yang misterius, tetapi juga meneduhkan, The Woodlanders juga menjelajahi ketergantungan manusia terhadap alam.
2. Angela's Ashes

Angela's Ashes sebenarnya adalah memoar Frank McCourt yang ditulisnya dari sudut pandangnya saat masih kecil. Lahir di tengah kemiskinan bersama 4 saudara kandungnya, McCourt harus menyaksikan sendiri bagaimana kedua orangtuanya bekerja mati-matian untuk bisa bertahan hidup. Terutama sang ibu yang akhirnya jadi orangtua tunggal setelah ayah mereka tenggelam dalam adiksi alkohol.
3. Cannery Row

Dibanding Of Mice and Men dan East of Eden, masih jarang yang membicarakan novel John Steinbeck yang satu ini. Padahal secara kualitas dan kedalaman cerita, Cannery Row tak kalah brilian. Novel ini berkutat pada beberapa karakter dengan latar belakang kultural dan profesi beragam. Mereka antara lain pedagang sayur, peneliti di pusat studi biologi kelautan, barista, sampai pekerja seks komersial. Sebagai sesama pekerja yang berkegiatan di lokasi yang berdekatan, interaksi dan interkoneksi mereka cukup menarik.
4. Stoner

Stoner diambil dari nama lakon novel klasik ini, William Stoner. Pria ini lahir dari keluarga petani miskin asal Missouri, Amerika Serikat. Hidupnya berat sejak kecil, tetapi karena kecerdasannya, ia dapat kesempatan mengenyam pendidikan tinggi di luar kota. Ini adalah aksesnya untuk naik kelas. Ia berhasil menyelesaikan studi dan berkarier sebagai akademia, serta menikah dengan perempuan kelas menengah. Namun, tantangan hidupnya yang lain justru muncul pada fase pernikahan ini.
5. Germinal

Germinal berlakonkan Etienne, pemuda yang setelah menganggur lama akhirnya mengambil peluang kerja di sebuah tambang batu bara di Prancis. Kondisi kerja di tambang ternyata jauh dari ideal, bahkan lebih buruk dibanding pengalamannya saat membangun rel kereta api. Kesehatan dan keselamatan pekerja dipertaruhkan dengan kompensasi yang minim. Tak lama, Etienne menemukan dirinya ikut dalam gerakan mogok kerja yang ternyata tak semudah yang ia pikir.
Di tengah tren meluasnya pengaruh kelas penguasa (kelompok dan institusi yang memegang kekuasaan strategis di bidang ekonomi, politik, sosial, dll.), sadar kelas dan hak adalah sebuah kewajiban buat kita. Membaca dan tak berhenti mengedukasi diri adalah beberapa untuk meningkatkan kesadaran yang dimaksud.