5 Novel Non-Asia yang Bisa Masuk Kategori Healing Fiction, Ada Klasik

- A Month in the Country (J. L. Carr) - Kisah tentang seorang veteran perang yang menemukan kembali semangat hidupnya melalui restorasi mural di gereja tua di Inggris.
- The Secret Garden (Frances Hodgson Burnett) - Kisah tentang seorang bocah perempuan yang belajar menerima kenyataan dan melanjutkan hidupnya setelah menemukan kebun ajaib.
- The Enchanted April (Elizabeth von Arnim) - Empat perempuan Inggris dari latar belakang berbeda menemukan banyak bahan kontemplasi dari masalah dan pengalaman hidup masing-masing selama satu bulan di Portofino, Italia.
Healing fiction adalah salah satu tren yang berkembang pesat di ranah sastra, terutama sejak pandemik COVID-19. Cocok buat mengobati hati yang kalut karena berbagai drama adulting. Tidak sedikit yang akhirnya kecanduan baca buku dari genre ini.
Mayoritas healing fiction datang dari penulis-penulis Asia, terutama Jepang dan Korea Selatan. Sampai-sampai premisnya agak terbaca. Kalau tidak berlatar minimarket dan kafe, ada elemen kucing di dalamnya. Namun, sadarkah kamu, banyak juga novel Barat yang sebenarnya bisa masuk kategori healing fiction, bahkan tak sedikit yang berstatus klasik. Tidak percaya? Coba buktikan sendiri efek healing dari beberapa novel berikut. Dijamin bikin hati lebih adem, rasa kalut pun memudar.
1. A Month in the Country (JL Carr)

A Month in the Country mengisahkan Tom Birkin, veteran perang yang mengalami trauma dan menemukan pernikahannya kandas. Ia kemudian menerima tawaran untuk melakukan restorasi mural kuno di sebuah gereja tua di Inggris. Tanpa ia sangka, ini jadi momen yang mencerahkan buat dirinya. Ia seolah diajak pulang dan menemukan jati dirinya lagi. Semangat hidup pun perlahan mengalir dalam urat nadinya.
2. The Secret Garden (Frances Hodgson Burnett)

Bisa dibaca segala usia, The Secret Garden akan mengajakmu mengekor kehidupan bocah perempuan bernama Mary. Lahir dan besar di tengah keluarga berada di Inggris, kenyamanan yang sudah jadi makanan sehari-harinya tiba-tiba hilang begitu saja. Orangtuanya meninggal dan ia terpaksa dititipkan ke rumah salah satu kerabatnya. Tentu saja ia uring-uringan dan memberontak,. Namun, setelah menemukan sebuah kebun ajaib di rumah pamannya itu, Mary mulai belajar untuk menerima kenyataan dan melanjutkan hidupnya.
3. The Enchanted April (Elizabeth von Arnim)

Bisa dikategorikan healing fiction, novel The Enchanted April bakal membawamu menghabiskan 1 bulan di Portofino, Italia. Empat perempuan Inggris dari latar belakang berbeda tidak sengaja dipertemukan di sebuah vila di Italia setelah memutuskan merespons sebuah reklame liburan. Selama sebulan, mereka membentuk koneksi dan menemukan banyak bahan kontemplasi dari masalah dan pengalaman hidup masing-masing.
4. Snow Hunters (Paul Yoon)

Snow Hunters memotret sepotong kehidupan seorang veteran Perang Korea yang dapat kesempatan untuk bermigrasi ke luar negeri setelah bebas dari status tahanan perang. Ia memilih pergi ke Brasil untuk membangun hidup baru. Benar saja, di sana ia menemukan sosok ayah dari seniornya yang ternyata berasal dari Jepang. Ia juga menjalin koneksi dengan dua bocah yatim piatu, pemuda yang mendedikasikan hidupnya untuk gereja, dan sebuah keluarga imigran lainnya.
5. The Snow Child (Eowyn Ivey)

The Snow Child adalah kisah pasutri Jack dan Abel yang tinggal di Alaska pada 1920-an. Tidak punya anak dan hidup jauh dari peradaban, kesepian menghantui mereka. Sampai suatu hari, boneka salju yang mereka buat berubah jadi bocah perempuan berambut pirang. Kaget dan tidak percaya, mereka justru menerima kehadiran bocah itu dengan sukacita. Mereka membesarkannya layaknya anak kandung sendiri sampai fakta tentang asal-usul si bocah terbongkar. Momen kehadiran bocah tadi mengubah banyak hal dalam hidup pasutri dan di situlah efek healing-nya terasa.
Tidak harus berlatar tempat cozy dengan kekuatan magis, efek menyembuhkan ternyata bisa terjadi di mana saja. Bahkan, sebuah kejadian yang mungkin sederhana kelihatannya, bisa saja mengubah hidup seseorang selamanya.