Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Novel tentang Band Fiksi yang Penuh Drama dan Ambisi

serial Daisy Jones & The Six
serial Daisy Jones & The Six (dok. Prime Video/Daisy Jones & The Six)
Intinya sih...
  • Daisy Jones & The Six — Taylor Jenkins Reid: Kisah band era 70-an yang bubar di puncak popularitas, disampaikan lewat format wawancara.
  • It Goes Like This — Miel Moreland: Band pop queer Moonlight Overthrow terpecah oleh konflik internal dan hubungan romantis.
  • Songs in Ursa Major — Emma Brodie: Kisah musisi muda berbakat Jane Quinn dan hubungannya dengan musisi terkenal Jesse Reid.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dunia musik selalu identik dengan gemerlap panggung, sorotan lampu, dan tepuk tangan penonton. Namun di balik itu, ada ego, ambisi, cinta, dan konflik yang sering kali jauh lebih bising daripada musiknya sendiri. Inilah sisi gelap sekaligus manusiawi dari band-band fiksi yang kisahnya terasa sangat nyata.

Lewat novel-novel tentang grup band fiksi, pembaca diajak menyelami dinamika kreatif, hubungan antaranggota, hingga harga mahal yang harus dibayar demi ketenaran. Dari era rock klasik hingga pop modern, cerita-cerita ini bukan hanya soal lagu, tapi juga tentang mimpi yang retak dan persahabatan yang diuji. Kira-kira novel apa saja, ya?

1. Daisy Jones & The Six — Taylor Jenkins Reid

buku Daisy Jones & The Six
buku Daisy Jones & The Six (waterstones.com)

Novel ini mengisahkan kebangkitan dan kejatuhan band legendaris era 70-an, The Six, yang bubar tepat saat berada di puncak popularitas. Ceritanya disampaikan lewat format wawancara, seolah-olah pembaca sedang membaca dokumenter musik sungguhan. Gaya ini membuat kisahnya terasa intim, jujur, dan sangat hidup.

Konflik utama berpusat pada hubungan rumit antara Daisy Jones dan Billy Dunne, vokalis band yang sama-sama berbakat sekaligus penuh ego. Ambisi, kecanduan, dan emosi yang tak terucap perlahan merusak fondasi band. Novel ini menunjukkan bahwa kesuksesan besar sering kali datang bersamaan dengan kehancuran yang tak kalah besar.

2. It Goes Like This — Miel Moreland

buku It Goes Like This
buku It Goes Like This (mielmoreland.com)

Moonlight Overthrow adalah band pop queer yang terbentuk sejak kecil dan berhasil meraih popularitas luar biasa di usia remaja. Namun ketenaran tak selalu membawa kebahagiaan, karena konflik internal dan hubungan romantis di dalam band mulai memecah mereka. Ketegangan ini membuat band yang dicintai banyak orang justru tak mampu bertahan.

Novel ini tidak hanya membahas dunia musik, tetapi juga identitas, persahabatan, dan luka emosional yang tertinggal setelah perpisahan. Ketika kampung halaman mereka diterpa badai besar, muncul pertanyaan besar: bisakah mereka bersatu kembali untuk tujuan yang lebih besar? Ceritanya hangat, emosional, dan relevan dengan isu masa kini.

3. Songs in Ursa Major — Emma Brodie

buku Songs in Ursa Major
buku Songs in Ursa Major (waterstones.com)

Berlatar akhir 1960-an, novel ini mengikuti Jane Quinn, musisi muda berbakat yang mendambakan terobosan besar dalam kariernya. Kesempatan itu datang ketika ia bertemu Jesse Reid, musisi terkenal yang kemudian menjadi mentor sekaligus pasangan kreatifnya. Hubungan mereka penuh gairah, baik secara musikal maupun emosional.

Terinspirasi dari kisah nyata Joni Mitchell dan James Taylor, novel ini menggambarkan bagaimana cinta dan ambisi sering berjalan beriringan tapi tak selalu sejalan. Ketika sorotan publik semakin tajam, Jane harus memilih antara mempertahankan dirinya atau larut dalam bayang-bayang orang lain. Ini adalah kisah tentang suara perempuan dalam industri musik yang didominasi ego besar.

4. The Ground Beneath Her Feet — Salman Rushdie

buku The Ground Beneath Her Feet
buku The Ground Beneath Her Feet (goodreads.com)

Novel ini adalah kisah cinta epik dengan sentuhan mitologi dan unsur supranatural, berlatar dunia musik rock alternatif. Terinspirasi dari legenda Orpheus dan Eurydice, ceritanya mengikuti musisi karismatik Ormus Cama dan penyanyi penuh misteri, Vina Apsara. Musik menjadi jembatan antara cinta, kehilangan, dan dunia paralel yang aneh.

Salman Rushdie menggabungkan romansa, filsafat, dan rock and roll dalam cerita yang tidak biasa. Band fiksi dalam novel ini terasa besar, ambisius, dan hampir mistis. Ini bukan bacaan ringan, tapi sangat memuaskan bagi pembaca yang ingin kisah band dengan lapisan makna yang dalam dan tak terduga.

5. The Commitments — Roddy Doyle

buku The Commitments
buku The Commitments (waterstones.com)

Sekelompok remaja Dublin memutuskan membentuk band soul dengan mimpi menaklukkan dunia musik. Mereka bukan musisi sempurna, tapi punya semangat besar dan kecintaan tulus pada musik soul Amerika. Proses membangun band ini dipenuhi kekacauan, konflik ego, dan perbedaan visi.

Novel ini ditulis dengan gaya dialog yang cepat dan humor yang tajam. Namun di balik kelucuannya, terselip kritik tentang realitas pahit dunia musik yakni bakat saja tidak cukup tanpa komitmen dan kebersamaan. The Commitments terasa raw, jujur, dan sangat manusiawi.

Kisah-kisah tentang grup band fiksi selalu menarik karena memadukan musik, emosi, dan ambisi dalam satu panggung besar. Dari mimpi remaja hingga kehancuran akibat ego, novel-novel ini membuktikan bahwa drama di balik layar sering kali lebih intens daripada konser megah. Dari kelima novel ini, band fiksi mana yang kisahnya paling ingin kamu ikuti sampai akhir?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Hal yang Baru Disadari saat Libur Panjang dan HP Lebih Sepi

27 Des 2025, 19:18 WIBLife