5 Penyebab Orang Lupa Janji untuk Menolongmu, Sengaja atau Tak Mampu?

- Janji menolong sering terlupakan, terutama jika diucapkan tanpa pertimbangan. Jangan terlalu berharap pada janji-janji lama yang sudah tak relevan.
- Kemampuan seseorang dalam menolong bisa mengalami penurunan akibat berbagai sebab, seperti masalah keuangan atau kesehatan. Jangan terlalu memaksa orang lain untuk membantu melebihi kemampuannya.
- Jika seseorang melupakan janjinya untuk menolongmu, jangan terlalu menagih atau mendesaknya. Berusahalah sendiri dan berserah pada Tuhan, karena nanti pasti akan ada bantuan dari tangan lain.
Dari sekian banyak janji yang pernah kamu terima dari orang lain, janji ini pasti paling diharapkan ditepati oleh orang yang mengucapkannya. Saat ia mengatakan penuh sungguh bakal menolongmu kalau terjadi sesuatu, kondisimu mungkin masih baik-baik saja. Dirimu mendengarnya sepintas lalu.
Tapi kini ketika situasimu benar-benar sulit, kamu berharap dia datang dan memenuhi janji tersebut. Namun, ternyata apa yang diingat olehmu bisa berbeda dari ingatan orang lain. Dia dapat tak merasa menjanjikan bantuan apa pun padamu. Atau, kamu yang sungkan menagih janji seseorang cuma bisa berharap-harap cemas akankah ia mengulurkan tangan.
Tapi itu tak kunjung terjadi. Dia cuek saja sekalipun dirimu yakin masalahmu sudah diketahui olehnya. Mengapa seseorang seakan-akan sengaja mengecewakanmu justru ketika kamu amat memerlukan kehadirannya? Meski kecewa, dirimu barangkali juga tidak berhak marah padanya karena lima penyebab orang lupa janji untuk menolongmu berikut ini patut untuk dipahami. Terkadang, janji memang tinggal janji.
1. Bicaranya spontan, tindakannya belum jelas kapan

Janji menolong yang paling gampang terlupakan seperti disinggung dalam pembuka artikel. Ketika dia berjanji, kamu belum ada masalah. Mungkin ia mengatakannya secara spontan ketika dirimu membantunya. Dia merasa berutang budi sehingga berkata siap membantumu jika suatu saat kamu gantian membutuhkan sesuatu.
Tapi itu sudah lama sekali. Satu kalimat janji yang dapat dengan mudah ditenggelamkan oleh perkataan-perkataannya yang lain. Jangankan janjinya untuk membantumu, ia bahkan belum tentu masih ingat pernah ditolong olehmu. Malah nama dan parasmu saja bisa terlupakan bila hubungan kalian tidak dekat.
Makin jauh jarak waktu antara ketika dia berjanji dengan momen hidupmu diuji, ucapan itu berpotensi menjadi isapan jempol belaka. Kamu gak bisa mengharapkan orang menepati janji yang telah begitu lama berlalu. Lain halnya dengan bila jaraknya masih dekat serta kalian kerap berinteraksi. Dia pasti ingat dan kamu pun tidak malu menagih.
2. Penurunan kemampuan menolong

Kemampuan manusia dalam hal apa pun bisa bertambah atau berkurang. Kemauan untuk belajar akan menambah kemampuan seseorang. Sementara itu, penurunan kemampuan dipengaruhi oleh banyak faktor. Turunnya kemampuan finansial, misalnya. Dulu dia kaya sedangkan sekarang masuk ke kelas menengah atau bahkan lebih terpuruk dari itu.
Penurunan kemampuan menolong juga dapat disebabkan oleh keadaan sakit. Tentu semua hal di atas sebenarnya tak diinginkan oleh seseorang. Maka dari itu, bila dia melupakan janjinya buat menolongmu jangan terlalu kecewa apalagi membencinya. Boleh jadi sekarang ia justru perlu ditolong oleh orang lain.
Akan tetapi, terkadang beberapa orang tidak begitu saja mengakui penurunan kemampuan diri. Ada rasa malu untuk berkata dengan jujur. Kamu yang tetap harus peka melihat keadaan orang lain. Jangan hanya fokus pada janjinya di masa silam. Cerita hari ini tidak sama dengan waktu itu.
3. Perubahan kedekatan hubungan

Waktu bisa mengakrabkan maupun menjauhkanmu dari seseorang. Bahkan saat di antara kalian tidak ada masalah apa-apa. Frekuensi perrtemuan yang makin jarang, kesibukan masing-masing, dan pertambahan temannya dapat membuatmu agak terlupakan. Sosokmu memang masih cukup diingat olehnya.
Hanya saja, apa-apa yang pernah diucapkannya padamu menjadi kabur dalam ingatan. Termasuk mengenai janjinya waktu itu yang hendak menolongmu. Di sisi lain, dirimu juga pasti tambah sungkan untuk menagih janji seseorang yang gak dekat lagi denganmu. Nanti malah kamu dikira mengemis bantuan atau mengada-adakan janji itu.
Apabila hubunganmu dengan seseorang tidak seakrab dulu, sebaiknya dirimu tak mengharapkan apa-apa lagi darinya. Lupakan saja janjinya saat itu yang konon akan selalu ada untukmu. Ingat bahwa kamu pun sekarang belum tentu bakal ada buatnya. Dirimu lebih pantas kecewa apabila status kalian masih sahabat yang intens berkomunikasi.
4. Biasa bilang begitu ke semua orang

Kamu mungkin merasa istimewa sekali saat seseorang berjanji akan menolongmu. Pikirmu, dia pasti tak mengatakannya pada sembarang orang. Faktanya, ia bisa mengucapkannya pada kebanyakan orang yang ditemui dengan atau tanpa tujuan tertentu. Janji menolong yang disampaikan tanpa maksud khusus misalnya, sekadar buat pemanis percakapan.
Dirimu barangkali pernah mendengar kalimat permintaan darinya agar menghubunginya saja bila butuh apa-apa. Tapi saat kamu meneleponnya ternyata dia malah susah dihubungi. Sementara itu, janji pertolongan yang disampaikan dengan tujuan tertentu contohnya agar dirimu mau terlebih dahulu membantunya.
Ini semacam iming-iming. Bila kamu memenuhi permintaannya waktu itu, maka dia juga bakal siap membantumu kapan pun diperlukan. Namun, tidak jarang orang seperti ini hanya mendatangimu ketika butuh sesuatu darimu. Setelah itu ia lupa sama sekali dengan janjinya atau bersikap gak mau tahu lagi segala tentangmu.
5. Masalahmu melampaui kemampuannya

Pada poin nomor 2, kemampuan seseorang dalam menolong mengalami penurunan oleh berbagai sebab. Sementara di poin ini, tingkat masalahmu yang melebihi kemampuannya. Kemampuan dia dalam membantu sebetulnya tidak berubah. Ia masih kaya dan sehat, misalnya.
Akan tetapi, masalah keuangan yang menghimpitmu sangat parah. Utangmu hampir senilai total kekayaannya dalam berbagai bentuk bahkan lebih besar lagi. Orang yang sangat baik sekalipun tidak mungkin mengorbankan dirinya sendiri. Apalagi jika utangmu dikarenakan hal-hal yang kurang baik.
Misalnya, kamu kecanduan judi online. Seseorang yang sebetulnya masih ingat akan janjinya sendiri bisa memilih berpura-pura lupa daripada terseret dalam masalahmu. Selama kamu berurusan dengan sesama manusia, kemampuannya ada batasnya. Dirimu tidak dapat memaksa orang buat membantu lebih dari kesanggupannya.
Jika orang lupa janji untuk menolongmu, kamu tak perlu menagih apalagi mendesaknya. Terutama bila dirimu khawatir itu membuatnya malu atau justru kamu sendiri yang malu. Seakan-akan dirimu sedang mengharapkan belas kasihannya. Berusahalah sendiri dan berserah pada Tuhan. Jika kamu betul-betul perlu dibantu, nanti pasti akan ada tangan lain yang terulur dengan atau tanpa dirimu mengenalnya.