Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pelajaran tentang Kepemimpinan dari Tong Sam Chong dalam Kera Sakti

ilustrasi perempuan sedang memimpin rapat (pexels.com/Rebrand Cities)
Intinya sih...
  • Tong Sam Chong memiliki visi jelas dan mampu mengomunikasikannya dengan baik.
  • Kesabaran Tong Sam Chong menunjukkan kemampuan untuk tetap tenang di bawah tekanan.
  • Tong Sam Chong berhasil memahami karakter murid-muridnya dengan baik.

Kamu yang kelahiran tahun 90-an atau sebelumnya tentu pernah menonton serial Kera Sakti di televisi. Sedikit kilas balik, serial ini merupakan adaptasi novel Tiongkok berjudul Journey to the West. Serial ini menceritakan perjalanan epik seorang biksu Buddha dan beberapa muridnya ke Barat untuk menemukan kitab suci. Tong Sam Chong merupakan salah satu tokoh utama dalam kisah klasik ini. Ia merupakan seorang biksu. 

Walau karakter Tong Sam Chong mungkin tampak lemah dibandingkan murid-muridnya, ia menunjukkan sejumlah kualitas kepemimpinan yang patut dijadikan teladan. Lantas, apa saja pelajaran kepemimpinan dari Tong Sam Chong yang bisa kamu petik? Dari pengendalian diri hingga kemampuan menginspirasi, simak artikel berikut.

1. Visi yang jelas

ilustrasi memimpin rapat kerja (pexels.com/fauxels)

Sebagai seorang pemimpin, Tong Sam Chong memiliki visi yang jelas: membawa kembali kitab suci untuk membawa pencerahan kepada rakyat di Tiongkok. Visi ini bukanlah tujuan yang sederhana. Dia tetap teguh memegang misinya sepanjang perjalanan yang penuh rintangan.

Pelajaran utamanya ialah seorang pemimpin harus memiliki visi yang jelas dan dapat mengomunikasikan visi tersebut dengan baik kepada timnya. Dengan arah yang jelas, setiap anggota tim tahu tujuan mereka dan bisa tetap termotivasi. Meski menghadapi banyak tantangan, mereka tak patah arang.

2. Kesabaran dan pengendalian diri

ilustrasi biksu yang sedang berjalan (pexels.com/Wouter de Jong)

Karakter paling menonjol dari Tong Sam Chong adalah kesabarannya. Dalam perjalanannya, ia sering kali berurusan dengan murid-murid yang memiliki sifat keras kepala dan perilaku yang impulsif. Namun, Tong Sam Chong selalu bersikap sabar dan tenang.

Kesabaran ini mencerminkan salah satu prinsip kepemimpinan penting: kemampuan untuk tetap tenang di bawah tekanan. Seorang pemimpin harus mampu menjaga emosi dan tidak mudah terpancing. Dengan begitu, seorang pemimpin bisa lebih baik dalam mengambil keputusan. Ia pun bisa mengelola timnya dengan efektif.

3. Kemampuan mengelola beragam karakter manusia

ilustrasi kerja tim (pexels.com/fauxels)

Murid-murid yang menemani Tong Sam Chong dalam perjalanannya memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Sun Go Kong, si Raja Kera, sangat kuat, tetapi sering kali tidak patuh. Pat Kai, yang dikenal juga sebagai si babi, adalah karakter yang malas dan sering tergoda. Sementara, Sha Wu Ching lebih tenang, tetapi kurang inisiatif. 

Dalam konteks kepemimpinan, ini adalah tantangan besar. Itu karena setiap anggota tim memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Tong Sam Chong berhasil mengelola murid-muridnya dengan cara memahami karakter mereka. Ia memberikan bimbingan yang sesuai dan mengarahkan mereka untuk bekerja sama menuju tujuan yang sama. Seorang pemimpin yang baik harus mampu mengenali potensi individu di dalam timnya dan memanfaatkan potensi tersebut secara optimal.

4. Ketekunan dalam menghadapi rintangan

ilustrasi lingkungan kerja yang tidak sehat (pexels.com/Yan Krukau)

Perjalanan menjemput kitab suci penuh dengan bahaya, mulai dari adanya raksasa hingga roh jahat yang mengincar mereka. Meski berulang kali hampir gagal, Tong Sam Chong tidak pernah mundur dari misinya. Dari sini, kita belajar bahwa seorang pemimpin harus memiliki ketekunan dan semangat pantang menyerah. Rintangan adalah bagian dari setiap usaha besar. Adapun, seorang pemimpin harus tetap teguh dalam menghadapi tantangan. Ini menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, tujuan yang sulit pun bisa tercapai.

5. Kekuatan kepemimpinan moral

ilustrasi seorang biksu bersama anak-anak (pexels.com/Suraphat Nuea-on)

Meski tidak sekuat murid-muridnya dalam hal fisik, Tong Sam Chong memiliki kekuatan moral yang luar biasa. Ia adalah tokoh yang tulus, siap mengabdi, dan memiliki integritas. Dalam kepemimpinan, kekuatan moral seperti ini sangat penting. Seorang pemimpin yang memiliki integritas akan mendapatkan rasa hormat, kepercayaan, dan loyalitas dari timnya. Kepemimpinan bukan hanya soal kekuatan fisik atau kekuasaan, tetapi juga tentang bagaimana memimpin dengan hati yang bersih dan nilai-nilai yang kokoh.

Dari kisah Tong Sam Chong dalam serial Kera Sakti, kita bisa belajar bahwa kepemimpinan bukan hanya tentang mengendalikan atau memerintah, melainkan tentang membimbing, menginspirasi, dan melayani orang lain. Seorang pemimpin yang baik harus memiliki visi yang jelas, kesabaran, kemampuan untuk mengelola tim yang beragam, ketekunan, dan kekuatan moral. Dengan mempraktikkan kualitas-kualitas ini, seorang pemimpin dapat membawa timnya mencapai tujuan yang besar meski menghadapi berbagai rintangan sepanjang perjalanan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us