Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Pengalaman Buruk Membentuk Sikap Skeptis di dalam Diri

ilustrasi memiliki pikiran skeptis (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
Intinya sih...
  • Pengalaman buruk mempengaruhi sikap skeptis dalam menyikapi perubahan dan keputusan.
  • Kehilangan kepercayaan akan mendorong seseorang menjadi skeptis dan waspada terhadap informasi.
  • Pengalaman buruk membuat orang lebih fokus pada potensi bahaya daripada peluang yang dapat diambil.

Pengalaman hidup tidak hanya berkaitan dengan hal-hal menyenangkan. Terkadang kita harus berhadapan dengan pengalaman buruk yang menguras emosi. Baik yang berasal dari perlakuan kurang menyenangkan orang-orang sekitar. Maupun kita sendiri yang pernah terjebak kegagalan.

Rangkaian pengalaman buruk ini pada akhirnya akan membawa dampak tersendiri. Bahkan berperan besar dalam membentuk sikap skeptis yang pada akhirnya diterapkan. Kita cenderung merasa ragu dengan situasi dan perubahan yang terjadi. Bagaimana cara pengalaman buruk membentuk sikap skeptis dalam diri? Kamu perlu mengetahuinya.

1. Seseorang akan menghadapi fase kehilangan kepercayaan

ilustrasi terpuruk (pexels.com/Liza Summer)

Pengalaman buruk pada faktanya tidak sekadar menghadirkan kekecewaan dan keterpurukan. Untuk selanjutnya, ini yang akan mempengaruhi sikap maupun pola pikir. Termasuk kita yang pada akhirnya menerapkan sikap skeptis dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil.

Perlu diketahui, ketika mengalami hal-hal buruk seseorang akan menghadapi fase kehilangan kepercayaan. Mereka akan mempertanyakan setiap kemungkinan yang terjadi secara detail. Kehilangan kepercayaan ini membuat mereka tidak mudah mengambil keputusan hanya berpatokan informasi singkat.

2. Pengalaman buruk meningkatkan sikap kritis dan waspada

ilustrasi berpikir kritis (pexels.com/Ono Kosuki)

Apakah selama ini kamu termasuk tipe orang yang mengedepankan sikap skeptis? Terutama dalam menyikapi setiap perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar. Ternyata, sikap skeptis ini juga bisa dibentuk dari pengalaman kita dalam menghadapi hal-hal buruk yang pernah terjadi dalam hidup.

Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Karena pengalaman buruk akan meningkatkan sikap kritis dan waspada. Skeptisisme bisa menjadi mekanisme pertahanan untuk menghindari kesalahan yang sama di masa depan. Kamu akan melakukan banyak riset untuk memperoleh informasi detail agar tidak terjebak pengalaman serupa.

3. Pengalaman negatif akan mengubah cara pandang

ilustrasi berpikir (pexels.com/Mikhail Nilov)

Mungkin kamu pernah terjebak sikap ragu-ragu saat berhadapan dengan situasi tertentu. Bahkan cenderung mempertanyakan setiap informasi yang sudah didapat. Inilah yang dinamakan dengan sikap skeptis. Jika kita melihat lebih detail lagi, ternyata pengalaman buruk memiliki andil yang kuat atas sikap skeptis tersebut.

Mengapa ini bisa terjadi? Karena pengalaman negatif akan mengubah cara pandang. Otak manusia cenderung mengingat pengalaman buruk lebih lama daripada pengalaman baik. Ini menyebabkan seseorang lebih fokus pada potensi bahaya daripada peluang yang dapat diambil.

4. Mendorong sikap selektif dalam mempercayai informasi

ilustrasi berpikir (pexels.com/George Milton)

Tanpa sadar seringkali kita terjebak dalam sikap skeptis. Terutama saat menghadapi hal-hal yang memang sudah pernah terjadi sebelumnya. Terdapat sikap ragu yang kuat atas situasi dan perubahan yang sedang terjadi. Ternyata sikap skeptis ini tidak terlepas dari pengalaman buruk yang pernah didapat.

Perlu diketahui, pengalaman buruk akan mendorong sikap selektif dalam mempercayai informasi. Orang yang pernah tertipu berita palsu atau propaganda mungkin akan lebih sulit percaya pada informasi tanpa bukti kuat. Kita akan memvalidasi kebenarannya melalui beberapa fakta yang dapat dibuktikan secara langsung.

5. Pengalaman buruk pada akhirnya menumbuhkan sikap realistis

ilustrasi menutupi muka (pexels.com/Norma Mortenson)

Pernahkah kamu merasa terpuruk saat menghadapi pengalaman buruk? Ternyata, rasa sedih dan keterpurukan bukan satu-satunya dampak yang dirasakan. Lebih jauh lagi, orang-orang yang pernah mengalami hal-hal buruk akan terjebak dalam sikap skeptis ke depannya.

Tentu saja, pengalaman buruk pada akhirnya menumbuhkan sikap realistis. Seseorang akan belajar untuk tidak mudah terbawa arus emosi. Dalam bertindak selalu mengedepankan pertimbangan matang dan melihat situasi nyata secara bijaksana.

Sering kali pengalaman buruk membentuk sikap skeptis dalam diri seseorang. Skeptisisme ini bisa bersifat baik karena kamu bisa lebih kritis dan waspada. Pada satu waktu bersamaan juga bisa membawa sifat buruk saat kamu tidak percaya pada apapun. Pernah menghadapi pengalaman buruk, apakah sikap skeptis tersebut pada akhirnya tertanam kuat dalam dirimu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us