Pengaruh Artificial Intelligence pada Astrologi, Bisa Ramal Zodiak?

- AI berkembang pesat, termasuk dalam astrologi dan ramalan bintang.
- AI memungkinkan perhitungan astrologi yang cepat dan mudah.
- Astrolog dan konsumen berpendapat beragam terkait penggunaan AI dalam ramalan bintang.
Artificial intelligence (AI) berkembang untuk memudahkan pekerjaan manusia. AI dimanfaatkan dalam berbagai bidang, seperti analisis data hingga pengobatan. Bahkan, kini AI mulai digunakan dalam ilmu astrologi, loh.
Ada aplikasi khusus yang memanfaatkan AI untuk melakukan ramalan astrologi secara lebih cepat dan mudah. Namun, perkembangan AI yang menakjubkan ini juga menimbulkan banyak pertanyaan.
Akankah AI bisa menggantikan pekerjaan manusia, termasuk menentukan ramalan bintang? Bagaimana pengaruh AI terhadap bidang astrologi? Yuk, simak pembahasannya!
1. Astrologi dan AI diklaim memiliki dasar ilmu yang sama

AI merupakan hasil pemikiran manusia dalam dunia science. Berkat AI, berbagai perhitungan yang sulit mampu dilakukan dengan lebih cepat dan mudah. Itulah tujuan awal manusia menciptakan AI, untuk mempermudah pekerjaan.
Menurut Iva Vucinic, seorang Profesional Astrologi Bersertifikat internasional (ISAR CAP), AI dan astrologi sebenarnya memiliki dasar ilmu yang sama, yaitu perhitungan alam. Perhitungan astrologi tersebut meliputi analisis proyeksi posisi planet -planet, matahari dan bulan pada Ekliptika di waktu kelahiran seseorang.
Astrologi dipercaya dapat memberikan gambaran sekilas tentang karakteristik dasar, preferensi, kekurangan dan ketakutan seseorang dengan perhitungan yang tepat.
Iva Vicinic juga mengungkapkan seperti dikutip zodiacsign.com, "Karena astrologi bukanlah sistem kepercayaan, melainkan bahasa simbol. Dalam beberapa aspek, hubungan astrologi dengan program dan teknologi yang dibuat dengan cermat bersifat alami dan mungkin membawa manfaat tertentu bagi manusia".
2. Perbedaan pendapat penggunaan AI di bidang astrologi dari sisi konsumen

AI datang sebagai mesin yang mampu menyelesaikan perhitungan secara instan. Untuk bidang astrologi, beberapa produk AI telah tersedia di pasaran.
Hanya dengan memasukkan tanggal lahir, seseorang bisa mendapatkan jawaban instan terhadap banyak jenis pertanyaan dalam hidup. Jawaban tersebut tentunya telah diperhitungkan berdasarkan posisi planet-planet, matahari, dan bumi seperti perhitungan astrologi pada umumnya.
Dalam majalah New York Times, beberapa orang mengaku telah menggunakan AI untuk ramalan astrologi. Program AI yang dimaksud adalah Co-Star yang ditemukan oleh Banu Guler dan diklaim terintegrasi dengan sistem komputer NASA sehingga mampu memprediksi posisi planet-planet secara akurat.
Konsumen yang menggunakan program AI tersebut terbagi menjadi 2 kubu. Satu kubu merasa sesuai klaimnya, AI mampu memprediksi posisi planet-planet dengan lebih detail sehingga hasil ramalan yang didapatkan akan lebih tepat. Di sisi lain, ada konsumen yang merasa membaca hasil ramalan AI dirasa tidak luwes dan kurang bisa menyentuh perasaan.
3. Perbedaan pendapat penggunaan AI di bidang astrologi menurut praktisi

Dari sisi ahli astrologi, penggunaan AI juga mendapatkan hasil beragam. Ada praktisi yang setuju, ada pula yang kurang menyukainya.
Dilansir The New York Times, Vijender Sharma, seorang astrolog selama 35 tahun di India utara, yang mengkhususkan diri dalam astrologi Weda, mengatakan bahwa ia telah menggunakan AI untuk menyiapkan ramalan. Vijender Sharma merasa penggunaan AI membantunya dan tidak terganggu olehnya.
Di sisi lain, Susan Miller, seorang astrolog di New York yang telah menulis horoskop selama beberapa dekade berpendapat sebaliknya. Menurut Susan Miller, AI tidak layak digunakan sebagai penentu ramalan astrologi.
Susan Miller mengungkapkan seperti dikutip New York Times, "Mesin bisa membuat kesalahan dan orang yang mendapatkan jawaban mungkin akan terus-menerus menyimpan jawaban yang salah itu di pikirannya”.
4. Kekuatan interpretasi pribadi

AI memudahkan seseorang dalam melakukan ilmu astrologi. Namun menurut Iva Vicnic, AI saja tetap tidak cukup untuk bisa melakukan ramalan astrologi. Diperlukan sentuhan personal dan emosional dari orang-orang yang telah mempelajari ilmu astrologi secara profesional.
Iva Vicnic mengungkapkan, "Dalam kebanyakan kasus, dunia emosional yang beresonansi adalah yang membawa pencerahan. Kemudian, sentuhan manusia tidak dapat diabaikan, karena setiap pembacaan ramalan bersifat pribadi dan berbeda. Kita masih belum memiliki cukup pengetahuan tentang jiwa manusia dan proses spiritual apa pun untuk menerapkannya ke dalam sesuatu yang berbasis teknologi".
Penggunaan AI telah memicu berbagai perdebatan termasuk di bidang astrologi. Kalau kamu, lebih percaya ramalan personal atau AI?