Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
unsplash.com/sydneysims

Pernah gak sih pas kamu lagi sedih dan curhat ke orang lain terus mereka bilang “lihat sisi positifnya dong” “kamu kurang bersyukur!” atau “banyak yang lebih tidak beruntung daripada kamu” ? Kalau pernah, hati-hati! jangan-jangan itu termasuk toxic positivity. Apa sih toxic positivity itu? Toxic positivity merupakan positivity yang dipaksakan, dimana kamu percaya secara berlebih pada pemikiran positif sampai menjadi denial terhadap perasaan yang sebenarnya sedang kamu rasakan. Nah, apa bedanya toxic positivity dengan empati? Kalau toxic positivity hanya berkata “lihat sisi positifnya, deh!” tanpa menghiraukan perasaan si empunya masalah, empati berarti mencoba mengerti dan memahami apa yang sedang dirasakan orang tersebut. Toxic positivity yang dibiarkan bisa berbahaya. Perasaan yang terlalu lama dipendam atau sering disangkal demi terlihat senang, lama kelamaan bisa menumpuk dan memicu stres, lho.

Nah, sudah tau kan apa yang dimaksud toxic positivity dan bahayanya? Sekarang simak cara berikut ini biar kamu bisa terhindar dari toxic positivity.

1. Terima perasaanmu

unsplash.com/frankmckenna

Mari kita sama-sama akui bahwa life can be sucks. Hidup nggak selamanya happy. Kadang kamu bisa merasa kecewa, sedih atau marah terhadap sesuatu. Dan yang terpenting yang harus kamu sadari adalah perasaan-perasaan tersebut itu wajar. Alih-alih menjadi denial, sadari dan terima perasaan tersebut dengan terbuka.

2. Kurangi membuka media sosial

Editorial Team

EditorAphrodita

Tonton lebih seru di