Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Pola Belanja yang Bikin Gaji Gak Pernah Cukup

Ilustrasi berbelanja (Pexels.com/Anna Shvets)
Intinya sih...
  • Belanja impulsif karena diskon dapat memicu kebiasaan beli tanpa berpikir panjang, mengakibatkan gaji cepat habis tanpa dampak signifikan.
  • Tidak memiliki anggaran belanja bulanan membuat uang mudah bocor di banyak titik, sementara membuat anggaran tidak sulit dan memberikan kendali atas uang.
  • Kebiasaan membeli kopi dan jajanan setiap hari serta sering menggunakan paylater tanpa tepat waktu membantu menguras gaji dengan cepat.

Gaji udah masuk, niatnya mau ditabung, tapi baru tengah bulan dompet udah sekarat. Rasanya pasti nyesek banget. Apalagi kalau kamu merasa gak beli barang aneh-aneh, gak foya-foya, dan hidup juga masih sederhana-sederhana aja. Tapi kenyataannya, saldo rekening makin hari justru makin menyusut.

Kalau kamu sering ngerasa gaji selalu “hilang misterius”, bisa jadi masalahnya ada di pola belanja kamu sendiri. Gak selalu belanja besar, kadang justru hal kecil yang dilakukan berulang-ulang yang bikin gaji cepat habis. Masalahnya, kebiasaan ini sering dianggap sepele, padahal efeknya bisa jangka panjang. Yuk, coba cek empat pola belanja ini. Siapa tahu kamu tanpa sadar udah melakukannya terus-menerus.

1. Belanja impulsif cuma karena “lagi diskon”

Ilustrasi sedang diskon (Pexels.com/Photo By:Kaboompics.com)
Ilustrasi sedang diskon (Pexels.com/Photo By:Kaboompics.com)

Diskon itu godaan terbesar buat dompet, apalagi kalau warnanya merah mencolok dan ada tulisan "70% off". Rasanya kayak sayang banget kalau dilewatkan. Padahal kalau dipikir-pikir, barang yang dibeli seringnya bukan kebutuhan, cuma keinginan sesaat aja. Akhirnya jadi numpuk di rumah tanpa dipakai.

Belanja impulsif ini bahaya karena memicu kebiasaan membeli tanpa berpikir panjang. Apalagi kalau kamu sering scroll e-commerce pas lagi gabut, bisa-bisa setiap weekend ada paket datang tanpa kamu benar-benar ingat kapan dan kenapa kamu beli itu. Gaji pun akhirnya habis untuk hal-hal yang gak berdampak signifikan ke hidupmu. Jadi, mulai sekarang, tahan dulu kalau lihat diskon. Tanya ke diri sendiri: “Aku butuh atau cuma ingin?”

2. Gak punya anggaran belanja bulanan

Ilustrasi mengatur keuangan (Pexels.com/Kuncheek)

Salah satu kesalahan umum adalah gak punya batasan jelas soal pengeluaran bulanan. Gaji masuk, dipakai aja terus sesuai kebutuhan yang muncul hari itu. Tanpa dicatat dan direncanakan, kamu jadi gak sadar sudah keluarin berapa, untuk apa, dan apakah itu bener-bener penting. Gaya hidup semacam ini bikin uang gampang bocor di banyak titik.

Padahal, bikin anggaran itu sebenarnya gak ribet. Cukup alokasikan gaji kamu untuk beberapa pos dasar: kebutuhan harian, tabungan, dana darurat, hiburan, dan belanja bebas. Dengan begitu, kamu bisa tetap enjoy hidup tanpa merasa bersalah tiap kali belanja. Dan yang paling penting, kamu jadi punya kendali atas uangmu, bukan sebaliknya.

3. Kebiasaan beli kopi dan jajanan setiap hari

Ilustrasi berbelanja (Pexels.com/Laura James)

Ngopi atau jajan di luar emang keliatan kecil biayanya. Tapi coba dikaliin sebulan, bisa-bisa setara sama satu kali belanja bulanan di supermarket. Misalnya kamu beli kopi Rp25 ribu setiap hari kerja, dalam sebulan bisa keluar lebih dari Rp500 ribu. Itu belum termasuk camilan, es teler atau gorengan sore yang “gak terasa”.

Masalahnya bukan pada kopinya, tapi pola belanjanya. Kalau sesekali, gak masalah. Tapi kalau udah jadi rutinitas harian tanpa diperhitungkan, itu yang bikin gaji cepat ludes. Coba atur frekuensinya, misal seminggu sekali beli kopi favorit, sisanya bikin sendiri di rumah atau kantor. Hemat bukan berarti pelit, tapi lebih ke bijak dalam membiasakan diri.

4. Sering pake paylater dan lupa bayar tepat waktu

Ilustrasi melakukan pembayaran (Pexels.com/Photo By:Kaboompics.com)
Ilustrasi melakukan pembayaran (Pexels.com/Photo By:Kaboompics.com)

Fitur paylater emang praktis, tapi juga bisa jadi jebakan kalau gak dikontrol. Karena gak langsung terasa keluar uang, kamu bisa dengan mudah checkout ini-itu tanpa mikir panjang. Tapi ketika tagihan datang barengan, jadi panik sendiri karena nominalnya gede dan jatuh tempo mepet. Apalagi kalau sampai telat bayar, kena denda pula.

Pola ini bisa bikin kamu terjebak lingkaran utang kecil-kecilan yang makin hari makin sulit lepas. Dan parahnya, kamu jadi mengandalkan paylater bukan buat kebutuhan mendesak, tapi buat gaya hidup konsumtif. Kalau kamu ngerasa belakangan ini hidupmu banyak “nebeng bulan depan”, bisa jadi waktunya evaluasi. Gunakan paylater hanya kalau kamu benar-benar siap dengan konsekuensi bayarnya.

Gaji yang terasa gak cukup sebenarnya sering kali bukan soal nominal, tapi soal kebiasaan. Pola-pola belanja yang kelihatan kecil, kalau dilakukan terus-menerus tanpa sadar, bisa bikin keuanganmu kacau. Makanya, penting buat kenal dan paham gaya belanja diri sendiri. Mulai dari nahan diri pas lihat diskon, bikin anggaran bulanan, sampai nge-rem belanja harian yang gak penting. Uang memang datang dan pergi, tapi cara kamu mengelolanya yang akan menentukan apakah hidupmu bisa lebih tenang atau malah terus-terusan stres di akhir bulan. Jadi, yuk mulai benahi sebelum gaji berikutnya juga ikut “menghilang” tanpa jejak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us