Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Prediksi Tren Brand Lokal di 2025, Strategi Toko Offline?

Ilustrasi UMKM di Kota Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Ilustrasi UMKM di Kota Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Intinya sih...
  • Tahun 2025 menjadi momen penting bagi brand lokal dalam menghadapi pasar yang dinamis di Indonesia.
  • Prediksi tren keberlanjutan, transparansi rantai pasok, dan inovasi kemasan ramah lingkungan akan menjadi kunci keberhasilan brand.
  • Toko offline akan bertransformasi menjadi ruang komunitas, menawarkan pengalaman bermakna, dan mendukung pertumbuhan brand lokal.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tahun 2025 diperkirakan akan menjadi momen penting bagi brand lokal untuk mengevaluasi ulang strategi mereka dalam menghadapi pasar yang semakin dinamis. Menurut laporan e-Conomy SEA 2024 dari Google, Temasek, dan Bain & Company, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) sebesar $90 miliar pada tahun 2024. Hal ini pun menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara. 

Melihat fenomena tersebut, pelopor House of Brands terbesar di Asia Tenggara untuk brand lokal, Hypefast merangkum prediksi tren brand lokal melalui platform "Think With Hypefast". Tujuannya adalah membantu brand lokal agar lebih siap menghadapi berbagai perubahan dan tantangan pasar di tahun 2025. Yuk, simak lengkapnya di bawah ini!

1. Memprioritaskan produk yang berkelanjutan atau sustainable

Achmad Alkatiri (Mad), CEO Hypefast, saat memaparkan prediksi tren brand lokal di tahun 2025. (Dok. Hypefast)
Achmad Alkatiri (Mad), CEO Hypefast, saat memaparkan prediksi tren brand lokal di tahun 2025. (Dok. Hypefast)

Beberapa tahun terakhir, tren sustainability atau gaya hidup berkelanjutan semakin marak dibicarakan. Achmad Alkatiri (Mad), CEO Hypefast, memprediksi bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun penting bagi penerapan regulasi keberlanjutan di negara-negara ekonomi besar.

Hal ini diperkirakan akan mempercepat pelaksanaan agenda ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola) di banyak perusahaan. Prediksi ini didukung oleh data dari Kantar’s Creator Digest, yang menunjukkan bahwa 93 persen konsumen kini menginginkan gaya hidup yang lebih berkelanjutan.

“Inisiatif produk yang sustainable dan berdampak secara socio-environment akan menjadi sorotan pada tahun 2025. Konsumen sudah tidak lagi hanya akan fokus ke kualitas produk, namun juga yang memiliki nilai, terutama yang sesuai dengan gaya hidup mereka," ujar Mad.

Dengan tren ini, transparansi dalam rantai pasok, inovasi kemasan ramah lingkungan, serta aksi nyata brand terhadap tujuan keberlanjutan akan menjadi kunci untuk tetap relevan dan berkembang di pasar.

2. Tren marketing yang berfokus pada figur yang autentik

Potret press conference Hypefast terkait dengan strategi pengembangan UMKM. (Dok. Hypefast)
Potret press conference Hypefast terkait dengan strategi pengembangan UMKM. (Dok. Hypefast)

Kantar’s Creator Digest mencatat bahwa efektivitas konten iklan menurun sebesar 11 persen pada tahun 2024. Tren ini diprediksi akan berlanjut hingga tahun 2025, menciptakan kebutuhan mendesak bagi brand dan bisnis untuk mengevaluasi ulang identitas dan strategi komunikasi mereka. Laporan ini juga menyarankan brand untuk perlu menemukan cara baru yang lebih efektif untuk berinteraksi dengan audiens.

Mengandalkan popularitas selebritas saja kini dianggap tidak lagi cukup untuk merepresentasikan brand. Banyak brand mulai memilih tokoh lokal, seperti podcaster, penulis, atau ahli di bidang tertentu, yang dianggap lebih relevan dan autentik. Data dari Kantar’s Creator Digest mendukung hal ini, dengan mencatat bahwa konten dari kreator lokal di AS mampu meningkatkan nilai diferensiasi brand hingga 4,85 persen.

Selain itu, pendekatan pemasaran yang melibatkan founder atau CEO dalam narasi brand juga semakin diminati. Cara ini dipercaya dapat membangun kepercayaan sekaligus menciptakan hubungan yang lebih dekat dan nyata dengan konsumen.

3. Kehadiran toko offline sebagai tempat yang lebih dari sekadar untuk berbelanja

Pentingnya peran toko fisik menurut Hypefast dalam "Think With Hypefast” pada bulan Oktober 2024. (Dok. Hypefast)
Pentingnya peran toko fisik menurut Hypefast dalam "Think With Hypefast” pada bulan Oktober 2024. (Dok. Hypefast)

Tahun 2025 diprediksi akan menjadi momen penting bagi toko offline untuk menawarkan pengalaman yang lebih bermakna bagi para konsumen. Toko fisik tidak lagi sekadar tempat bertransaksi, melainkan menjadi sarana untuk membangun koneksi emosional, menciptakan kepercayaan, dan menyampaikan cerita di balik sebuah brand.

Dengan format yang lebih interaktif, pelanggan bisa mencoba produk langsung, menikmati pengalaman unik, dan merasa lebih dekat dengan brand tersebut. Selain itu, toko offline juga mulai bertransformasi menjadi ruang komunitas dan gaya hidup.

Di sini, pelanggan bisa berkumpul, berinteraksi, dan merasa menjadi bagian dari ekosistem brand. Tren showrooming juga semakin berkembang, di mana toko fisik berfungsi sebagai tempat memamerkan produk unggulan atau meluncurkan produk baru, sementara pembelian tetap dilakukan secara online.

4. Pop-up store sebagai sarana untuk menguji pasar dan tempat menerapkan strategi berbasis empati

Pentingnya peran toko fisik menurut Hypefast dalam "Think With Hypefast” pada bulan Oktober 2024. (Dok. Hypefast)
Pentingnya peran toko fisik menurut Hypefast dalam "Think With Hypefast” pada bulan Oktober 2024. (Dok. Hypefast)

Pop-up store menawarkan fleksibilitas bagi brand untuk menguji pasar dan berinteraksi langsung dengan pelanggan tanpa komitmen jangka panjang. Selain itu, strategi berbasis empati akan menjadi kunci keberhasilan di tahun 2025. Achmad Alkatiri (Mad), CEO Hypefast, mengatakan bahwa dengan menggabungkan teknologi dan pendekatan yang lebih manusiawi, brand bisa menciptakan loyalitas konsumen yang lebih dalam.

"Kami percaya bahwa segala bentuk strategi yang berbasis empati adalah kunci untuk membangun hubungan yang lebih dalam dengan konsumen. Di Hypefast, kami berkomitmen untuk mendukung brand lokal dalam menghadapi tantangan dan peluang baru di tahun 2025," pungkas Mad.

Oleh karena itu, dengan menggabungkan kehadiran offline, tren pemasaran berbasis empati, dan teknologi, brand lokal bisa membangun hubungan yang lebih kuat dengan konsumen dan mendorong pertumbuhan brand yang lebih berkelanjutan.

Itulah beberapa prediksi tren brand lokal yang bisa menjadi referensi untuk membangun brand yang lebih kuat. Semoga prediksi tren dari Hypefast di atas membantu, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
Hani Safanja
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Cara Hindari Salah Paham dalam Komunikasi Online untuk Remote Worker

25 Okt 2025, 23:12 WIBLife