Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bella Citra: Design Mentor yang Dorong Anak Muda Berdaya Saing Global

Bella Citra Handini, Design Mentor dan founder Youthoffer (dok. Bella Citra)
Bella Citra Handini, Design Mentor dan founder Youthoffer (dok. Bella Citra)
Intinya sih...
  • Bella Citra Handini, lulusan Desain Komunikasi Visual dari ITS Surabaya, aktif bekerja sebagai Website Designer untuk Tsu Zhi Foundation.
  • Bella sudah melakukan lebih dari 192 sesi mentoring dan dikenal sebagai salah satu TOP 10 mentor perempuan di event marketing dalam ADPList.
  • Thailand memiliki pendekatan yang berbeda dalam memberikan pengajaran dan membuat Bella mulai bereksperimen sendiri.

Jakarta, IDN Times - Hidup di kota kecil bukan berarti mematahkan semangat untuk meraih mimpi dan karier yang bagus. Bella Citra Handini, gadis yang berasal dari Blitar ini menjadi saksi bahwa setiap orang bebas berekspresi, bermimpi, dan memiliki daya saing internasional.

Bukan hanya hard skill, Bella yang terbiasa terjun ke dunia mentoring ini percaya bahwa anak muda perlu dibekali oleh kompetensi soft skill yang mumpuni. Bersama dengan IDN Times, dirinya membagikan cerita serunya berkarier selama menjadi mentor dan menekuni desain grafis dalam artikel ini.

1. Seorang design mentor dan desainer grafis dengan segudang pengalaman

Bella Citra Handini, Design Mentor dan founder Youthoffer (dok. Bella Citra)
Bella Citra Handini, Design Mentor dan founder Youthoffer (dok. Bella Citra)

Bella Citra Handini merupakan lulusan Desain Komunikasi Visual dari ITS Surabaya. Bella juga pernah melakukan pertukaran pelajar ke King Mongkut's University of Technology Thonburi. Desain jadi pilihan hidupnya karena punya banyak cara mengekspresikan suatu hal.

Saat ini, Bella aktif bekerja sebagai Website Designer untuk Tsu Zhi Foundation, serta aktif memberikan mentoring di beberapa platform, seperti Cakap, ADPList, Deals.com. Berbagai pengalamannya mengantarkan Bella berkesempatan menjadi mentor untuk orang-orang di berbagai belahan dunia.

Jam terbangnya gak perlu diragukan lagi. Bella sudah melakukan lebih dari 192 sesi mentoring dan dikenal sebagai salah satu TOP 10 mentor perempuan di event marketing dalam ADPList. 

2. Pengalamannya ke Thailand memberikan pandangan baru terhadap dunia desain grafis

Bella Citra Handini, Design Mentor dan founder Youthoffer (dok. Bella Citra)
Bella Citra Handini, Design Mentor dan founder Youthoffer (dok. Bella Citra)

Sebelum pertukaran pelajar ke King Mongkut's University of Technology Thonburi, Bella sudah pernah mengunjungi Negeri Gajah Putih ini untuk melakukan program sukarelawan bersama dengan AIESEC tahun 2016. Ia juga pernah mengikuti summer school di Prince of Songkla University.

“Menurutku Thailand super kreatif. Iklan-iklan Thailand kan kreatif-kreatif banget, ya. Nah, sebenarnya itu juga kayak salah satu motivasi aku. Aku pengin banget bisa belajar, orang-orang di sana kok bisa kreatif banget kayak gitu sih?,” ungkap Bella.

Meski memiliki kualitas pendidikan yang sama bagusnya, Bella menilai bahwa Thailand punya pendekatan yang berbeda dalam memberikan pengajaran. Hal itulah yang membuat Thailand terkenal kreatif.

“Di sana orang lebih dibebasin. Jadi kayak semacam perpaduan art dan desain, kamu juga sebagai seniman gitu. Kalau misalnya kita bikin desain itu gak dibatasi, kita mau medianya apa? Mau bentuk suara, film, grafiti, itu tuh bebas banget,” cerita Bella.

Bella mengaku proses pembelajaran selama di Thailand cukup challenging bagi dirinya yang sudah merasakan perkuliahan di Indonesia. Pasalnya, Indonesia dan Thailand memiliki cara yang berbeda sehingga membuatnya mulai bereksperimen sendiri.

“Misal di ITS kita dapat tugas itu spesifik, membuat poster film. Misal ukurannya sudah ditentukan, pakai aplikasi apa, dan mungkin bentuknya tiga dimensi. Jadi udah spesifik banget. Nah, tapi kalau di sana benar-benar bebas,” lanjutnya.

3. Meski sudah terbiasa mendesain suatu hal, Bella masih mengalami creative block dan insecure dengan hasil karyanya

Bella Citra Handini, Design Mentor dan founder Youthoffer (dok. Bella Citra)
Bella Citra Handini, Design Mentor dan founder Youthoffer (dok. Bella Citra)

Passion di bidang seni grafis yang mendorong Bella mengambil jurusan Desain Komunikasi Visual. Namun nyatanya, menjalani hari-hari sebagai mahasiswa DKV juga tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada masa-masanya ia mendapatkan feedback yang kurang menyenangkan dari senior. 

“Aku pengen masuk DKV karena aku passionate pengen belajar desain. Tapi ternyata sudah masuk banyak yang bilang ‘eh gambaran kamu kayak anak TK’ gitu,” keluh Bella.

Kritik dari orang lain sontak membuatnya sangat insecure dan bertanya-tanya, apakah benar ia tidak berbakat di desain? Ataukah desain hanya untuk anak-anak seniman saja?

“Tapi akhinya, aku menemukan semangat kembali ketika bergabung dengan komunitas di luar kampus. Misalnya aku ikut Young on Top, AIESEC, World Merit, kan ketemu sama anak UNAIR atau anak UNESA dari jurusan lain misal politik, marketing,” kata Bella.

Berbeda dengan respons yang didapatkan sebelumnya, justru Bella mendapatkan apresiasi dari orang-orang yang bahkan tidak awam dengan dunia desain. Dengan begitu, kepercayaan dirinya semakin meningkat.

Ada dua hal yang menjadi bekalnya dalam menjalani perkuliahan, yaitu passionate dengan apa yang mau dikerjakan serta punya kepercayaan diri. Mau tidak mau, seorang desainer grafis memiliki banyak kompetitor dengan ciri khas yang berbeda-beda. Kalau tidak ada kepercayaan diri dari awal, mungkin tampak susah berada di bidang tersebut.

Bella pun memahami bahwa dunia profesional justru mungkin tantangannya tidak sebanyak ketika masih kuliah. Kata dia, “Misal udah di professional world dan udah jadi graphic designer lalu ada creative block. Pressure-nya tuh gak sebanyak tadi karena udah ada semacam support system. Udah ada yang percaya gitu loh sama aku kalau aku bisa”.

4. Hard skill dan soft skill adalah dua hal yang penting dimiliki oleh siapa pun

Bella Citra Handini, Design Mentor dan founder Youthoffer (dok. Bella Citra)
Bella Citra Handini, Design Mentor dan founder Youthoffer (dok. Bella Citra)

Ada banyak kesempatan untuk terjun ke dunia desain. Namun, dua hal ini harus menjadi perhatian setiap orang, yaitu hard skill dan soft skill.

Bella mengatakan,”Di hard skill itu memang setidaknya bisa basic design dulu, harus bisa bedain misalnya kontras atau gimana layout yang bagus. Kalau dia bisa mastering beberapa aplikasi misal Photoshop, Figma, Canva, itu tuh bakal bagus banget”.

Kita gak akan tahu aplikasi apa yang akan digunakan oleh perempuan yang kita lamar. Itulah mengapa, sebisa mungkin menguasai beberapa aplikasi yang akan mempermudah saat nanti bekerja. Selain itu, soft skill juga penting disukai agar keduanya berimbang.

“Harus bisa juga semacam communication skill, negosiasi, terus tahu how to look good at the interview,” ujar Bella saat ditanya tentang karakter apa yang seharusnya dimiliki oleh desainer grafis.

Berdasarkan pengalamannya perusahaan akan merekrut seorang desainer grafis tidak hanya dari portfolionya saja. Kesalahan yang sering ia temukan adalah pelamar tidak melakukan riset terhadap perusahaan. Padahal riset tentang perusahaan merupakan nilai plus, artinya pelamar menghargai nilai perusahaan.

Hal-hal seperti ini jugalah yang coba Bella sampaikan di mentoring. Ia lanjut mengatakan, “Nilai perusahaan itu menurutku penting sih. Di perusahan-perusahaan, mereka nyari orang yang bisa diajak kerja bareng. Mereka mencari orang yang punya value sama”.

5. Merasa sayang ada banyak informasi terlewat begitu saja, Bella akhirnya membuat Youthoffer

Bella Citra Handini, Design Mentor dan founder Youthoffer (dok. Bella Citra)
Bella Citra Handini, Design Mentor dan founder Youthoffer (dok. Bella Citra)

Semula Bella merasa masih banyak banget informasi tentang desain atau exchange yang berkualitas, tapi gak banyak orang tahu. Akhirnya di tahun 2020, Bella mulai menginisiasi Youthoffer sebagai wadah untuk berbagi informasi.

“Awalnya cuma share-share doang sampai akhirnya kayaknya pengen deh bikin volunteering program. Iseng aja awalnya terus ternyata pendaftarnya banyak banget sampai 650,” tuturnya.

Youthoffer akhirnya semakin berkembang dengan mengadakan beberapa program. Bella terkadang mengundang teman-teman yang memang ahli di suatu bidang untuk sharing tentang financial planning, creative thinking, atau bisnis. Adanya Youthoffer juga memberikan kesempatan anak muda untuk terhubung dengan kesempatan-kesempatan global.

“Aku sendiri kan asalnya dari Blitar, kota kecil. Aku dulu gak tahu kalau misal S1 dari luar negeri itu banyak banget beasiswanya. Aku pernah ke Ambarawa dan anak-anak SMK di sana bertanya-tanya ‘kak aku bisa gak ya lanjut kuliah?’. Kak, orangtua aku cuma petani doang. Banyak banget aku nemuin kayak gitu, mereka takut gak bisa kuliah,” ungkap Bella.

Dari permasalahan itulah, Bella mulai tergerak untuk menggembangkan skill-skill mereka. Banyak banget beasiswa yang harus dicoba. Kalau merasa gak bisa pun, Bella berupaya supaya bisa menghubungkan anak-anak tersebut dengan mentor-mentornya.

6. Ada banyak program di Youthoffer yang merujuk pada Sustainable Development Goals

Bella Citra Handini, Design Mentor dan founder Youthoffer (dok. Bella Citra)
Bella Citra Handini, Design Mentor dan founder Youthoffer (dok. Bella Citra)

Kata dia, “Kalau di Youthoffer sendiri, kita memang fokus kalau tentang Sustainable Development Goals. SDGs nomer 4, 17, 16”.

Tentang perdamaian, Youthoffer rutin membuat podcast yang sekarang sudah mencapai 34 episode baik di Spotify maupun Apple Podcast. Melalui podcast tersebut, teman-teman Youthoffer bebas berbagi pengalaman mereka.

“Pengalaman mereka misal kayak tentang melawan rasa insecure, tentang melawan anxiety, atau mereka habis magang gimana terus ada learning point apa yang mereka dapat. Mereka banyak banget share-share di situ, di podcast itu. Nah, itu sebenarnya mendukung juga ya kayak gimana kalau misal tentang perdamaian sendiri, itu gimana orang tuh bisa menerima diri sendiri gitu ya dan mungkin lebih menghargai sesama, mengatasi konflik,” tambahnya.

Baru-baru ini, Bella bersama tim Youthoffer baru saja mengadakan acara offline di SMA IT Al-Hikmah Blitar. Program bernama Future Peacemaker ini mendapatkan dana hibah dari Indika Foundation, PwC, dan berkolaborasi bersama Peace Generation. Bermain bersama 49 anak untuk mengedukasi mereka seputar perdamaian.

Selain itu, Youthoffer juga memiliki program ScholarShare dengan mengundang alumni-alumni beasiswa tertentu untuk sharing. Lewat program tersebut, akan lebih banyak anak yang teredukasi tentang informasi seputar beasiswa dan tips-tipsnya.

“Harapannya target kita 2025 bikin program lebih besar lagi yang cakupannya Asia Tenggara. Mungkin 5 tahun ke depan inginnya lebih global lagi. Jadi bukan cuma buat Indonesia aja, tapi seluruh dunia bisa gabung,” sambungnya.

7. Jadilah perempuan yang harus bisa mencintai diri sendiri dan gak membandingkan diri

Bella Citra Handini, Design Mentor dan founder Youthoffer (dok. Bella Citra)
Bella Citra Handini, Design Mentor dan founder Youthoffer (dok. Bella Citra)

Ada banyak tantangan yang Bella alami selama menjadi design mentor ataupun mengelola Youthoffer. Namun, ia melakukan hal ini juga untuk kepentingan bersama agar apa yang ia lakukan manfaat untuk sekitarnya.

Menurutnya, perempuan yang hebat adalah perempuan yang bisa berguna dan bermanfaat buat banyak orang. Namun lebih dari itu, ia justru menekankan akan pentingnya mencintai diri sendiri. Dengan belajar mencintai diri sendiri, seharusnya perempuan gak akan lagi membandingkan diri dengan orang lain.

Seraya menutup obrolan hangat ini, Bella berpesan, “Gimana caranya perempuan hebat itu tuh gak hebat sendiri ya? Kalau aku hebat, teman-teman lain, perempuan-perempuan lain harus bisa dong. Selalu pikirin tentang creating a value, apa yang bisa aku bikin buat bermanfaat untuk orang lain”.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
Adyaning Raras Anggita Kumara
3+
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us