ilustrasi laki-laki muslim (unsplash.com/Masjid Pogung Dalangan)
Buya Yahya dalam sebuah video unggahan kanal YouTube Al-Bahjah TV, memberikan tanggapannya mengenai puasa pati geni. Dirinya berpendapat bahwa jika dilihat secara zahir atau bentuk puasanya, pati geni tak jauh beda dengan saum dalam Islam.
Hanya saja, yang menjadi permasalahan menurutnya adalah terkait niat, maksud, tujuan, dan siapa yang mengajarkan puasa tersebut. Apabila aspek-aspek tersebut tidak memiliki dasar yang jelas, maka pengamalannya tak perlu diikuti.
Dari penjelasannya, apabila niat dari sebuah kegiatan sudah salah, maka akan menimbulkan dosa. Jika dilihat dari aspek niat sendiri, Buya Yahya mengungkapkan bahwa ada yang melakukan puasa pati geni untuk urusan jodoh. Namun, dirinya tidak menafikan bahwa ada pula yang memang ingin mengekang hawa nafsu.
Menanggapi hal tersebut, Buya Yahya mengingatkan bahwa terdapat ibadah saum dalam agama yang ketetapannya sudah jelas. Dirinya juga mengatakan bahwa puasa pati geni sendiri tidak termasuk salah satu ibadah puasa yang disunahkan.
Jadi, apabila seorang muslim berniat untuk memerangi hawa nafsunya, orang tersebut bisa melakukan saum yang diajarkan Rasulullah, seperti puasa Senin-Kamis ataupun puasa Daud.
"Cukuplah kalau ingin berpuasa, berpuasalah dengan cara-cara yang diajarkan Nabi (Muhammad)," katanya dalam video tersebut.
Nah, kamu sudah baca informasi tentang puasa pati geni. Jadi, bisa disimpulkan bahwa sudah sepatutnya bagi seorang muslim untuk meninggalkan amalan-amalan yang ketentuannya tidak jelas, pun tidak tercantum dalam syariat agama.
Dalam hal ini, kalau kamu ingin berpuasa untuk meredam hawa nafsumu, pilih saja puasa sunah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Salah satunya puasa Senin-Kamis.
Penulis: Fria Sumitro