Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Penyebab Kamu Sulit Menyelesaikan Masalah, Terlalu Gengsi?

ilustrasi seorang perempuan yang merasa frustrasi (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi seorang perempuan yang merasa frustrasi (pexels.com/Karolina Grabowska)

Masalah adalah bagian dari kehidupan yang dijalani sehari-hari. Setiap orang pasti memiliki permasalahannya sendiri dan juga berjuang untuk mengatasinya dengan sebaik mungkin. Hanya saja, berhasil lepas dari satu masalah, biasanya sudah disambut oleh masalah lain yang tidak kalah “seru”. Bagaimana pun juga, ini memang realita yang harus diterima dengan lapang dada.

Namun, terkadang ada sebagian orang yang merasa begitu kesulitan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Setelah diselisik, penyebabnya bukan pada perkara yang ada, tetapi sikap yang ditunjukkan oleh orang tersebut. Jika merasa relate dengan situasi semacam itu, kamu perlu menyimak rangkuman penyebab sulitnya menyelesaikan masalah di bawah ini.

1.Terlalu tergesa-gesa dalam berpikir dan bertindak

ilustrasi seseorang yang merasa stres (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi seseorang yang merasa stres (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Di dalam menyikapi suatu masalah, kamu dituntut untuk sabar dan tenang. Hal ini bertujuan agar kamu bisa memikirkan segala sesuatunya dengan lebih teliti, sehingga mampu menemukan akar permasalahan yang paling tepat. Dengan begini, harapannya dapat mencari solusi terbaik untuk keluar dari perkara yang sedang dihadapi dan bisa segera melakukan tindakan yang benar saat menemukan kejadian yang sama di kemudian hari.

Jika kamu terlalu tergesa-gesa dalam berpikir dan bertindak, maka akan banyak menciptakan kekacauan dan kesulitan baru. Kamu bisa melewatkan berbagai poin penting yang sebenarnya menjadi kunci untuk memecahkan suatu permasalahan. Kalau begini terus, kamu dapat melakukan tindakan yang keliru dan malah memperparah keadaan alih-alih membuat segalanya menjadi lebih mudah.

2.Kerap menunda-nunda untuk menyelesaikan masalah

ilustrasi seseorang yang sedang merasa malas (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi seseorang yang sedang merasa malas (pexels.com/cottonbro)

Bertolak belakang dengan poin pertama, kebiasaan yang satu ini justru lebih kerap menunda-nunda untuk menyelesaikan masalah. Mungkin kamu mengira bahwa perkara yang sedang dihadapi itu tidaklah terlalu parah, sehingga bisa diatasi di lain kesempatan saja. Namun, tindakan seperti ini ternyata bisa membuahkan kesulitan baru yang mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Meremehkan masalah yang sedang terjadi, meski tampak sederhana, sebenarnya cukup berbahaya. Bisa jadi kamu tidak menyadari bahwa itu merupakan hal yang bila dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang menjadi sesuatu yang sangat besar dan rumit. Akibatnya, butuh waktu dan tenaga ekstra untuk mengatasi perkara yang tadinya bisa diselesaikan dengan cepat dan mudah. Bukankah ini termasuk tindakan yang menyusahkan diri sendiri?

3.Gengsi untuk meminta bantuan

ilustrasi seseorang yang sombong (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi seseorang yang sombong (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Satu lagi yang mungkin menyebabkan masalahmu tidak lekas selesai, yaitu terlalu gengsi untuk meminta bantuan. Perlu dipahami bahwa memang sebisa mungkin perkara yang dihadapi diatasi seorang diri. Namun, bila ternyata hal itu sudah diluar batas kemampuan dan menuntut upaya ekstra, maka tidak ada salahnya mempertimbangkan pilihan untuk mencari pertolongan dari orang lain yang kamu percaya.

Sebagian orang menganggap bahwa tindakan ini menunjukkan kelemahan diri dan mungkin kamu termakan opini tersebut. Sebenarnya, kamu tidak perlu khawatir dengan pendapat semacam itu karena setiap manusia pasti punya batas kekuatan masing-masing. Jika sudah berusaha maksimal dan ternyata tetap perlu bantuan, maka tidak usah merasa gengsi. Semua itu demi kebaikanmu sendiri agar masalah yang mendera bisa lekas diselesaikan.

Hadirnya permasalahan dalam kehidupan sehari-hari memang sering kali tidak dapat dihindari. Namun demikian, setiap orang memiliki pilihan untuk bisa mengatasinya dengan cara yang efektif dan efisien. Nah, sekarang keputusannya ada pada kamu, apakah bersedia untuk memecahkan masalah itu dengan benar atau tidak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ratna Kurnia Ramadhani
EditorRatna Kurnia Ramadhani
Follow Us

Latest in Life

See More

Onitsuka Tiger Hadirkan Urban Fantasy, Koleksi Summer 2026 di MFW

30 Sep 2025, 23:50 WIBLife