Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Red Flag dalam Interview Kerja yang Sering Diabaikan Kandidat

ilustrasi seseoarang sedang interview (freepik.com/katemangostar)

Interview kerja bukan cuma ajang perusahaan menilai kamu, tapi juga momen penting buat kamu menilai balik si perusahaan. Sayangnya, banyak kandidat terlalu fokus buat tampil sempurna sampai gak sadar ada red flag di depan mata.

Padahal, keputusan masuk ke perusahaan yang salah bisa bikin kamu stres berbulan-bulan. Interview bukan cuma soal diterima atau gaknya, tapi juga tentang cocok atau gak dengan budaya kerja mereka.

1. Pewawancara terlihat gak siap atau gak tahu posisi yang dilamar

ilustrasi seseorang sedang interview (freepik.com/yanalya)

Kamu datang tepat waktu, siap mental, sudah riset tapi pewawancara malah tanya, "Ini kamu lamar posisi apa, ya?". Ini bisa jadi tanda kalau internal mereka kurang terstruktur, atau bahkan proses rekrutmennya asal-asalan.

Perusahaan yang gak tahu siapa yang mereka wawancara bisa mencerminkan budaya kerja yang kurang profesional. Kalau dari awal saja sudah berantakan, bagaimana nanti pas kamu sudah kerja bareng mereka?

2. Menghindar saat ditanya soal gaji, benefit, atau jam kerja

ilustrasi sedang melakukan interview (freepik.com/prostooleh)

Pertanyaan seputar gaji dan benefit adalah hal yang wajar dalam proses interview. Namun, kalau pewawancara tiba-tiba menghindar, mengalihkan pembicaraan, atau bahkan bilang, 'Nanti dibahas belakangan, ya', itu bisa jadi sinyal mereka gak transparan.

Kalau dari awal saja sudah gak terbuka, gimana nanti setelah kamu kerja di sana?
Transparansi di awal proses rekrutmen penting buat bangun kepercayaan dua arah.

3. Terlalu menekankan 'keluarga' dalam lingkungan kerja

ilustrasi sedang melakukan interview (freepik.com/yanalya)

Kalau kamu dengar kalimat seperti, 'Kita di sini udah seperti keluarga kok,' hati-hati. Meskipun terdengar hangat, pernyataan ini sering jadi pembungkus ekspektasi yang gak masuk akal, kerja lembur tanpa dibayar, gak ada batas profesional, atau gak bisa nolak beban kerja ekstra.

Budaya ‘keluarga’ di kantor kadang jadi alasan buat gak profesional dan menekan karyawan. Kalimat ini bisa jadi sinyal kalau kamu diminta loyal tanpa batas, tapi gak dibayar setimpal.

4. Ada kesan mereka sedang putus asa cari orang

ilustrasi seseorang sedang interview kerja (unsplash.com/Resume Genius)

Kalau pewawancara terlalu mendesak kamu cepat mulai, berkata 'Bisa mulai besok?' atau 'Kita butuh orang secepatnya banget,' kamu patut curiga. Bisa jadi turn over-nya tinggi, atau memang gak ada struktur onboarding yang jelas.

Tim yang sering kehilangan anggota biasanya menyimpan masalah besar di dalamnya. Alih-alih jadi kesempatan emas, ini bisa jadi jebakan buat masuk ke tim yang penuh tekanan.

5. Pewawancara menjelekkan karyawan sebelumnya

ilustrasi seseorang melakukan interview kerja (unsplash.com/Walls.io)

Ketika HR atau atasan cerita tentang karyawan lama dengan nada negatif, itu red flag besar. Apalagi kalau mereka ngeluh soal si karyawan tanpa konteks jelas. Kalau mereka ngomongin mantan karyawan ke kamu, besar kemungkinan kamu juga bakal diperlakukan seperti gitu nantinya.

Lingkungan yang suka menyalahkan biasanya penuh drama dan jauh dari kata sehat.

Jangan takut interview, tapi juga jangan abaikan insting kamu. Kalau dari awal aja udah terasa ada yang janggal, lebih baik pikir dua kali. Ingat, kamu bukan cuma cari gaji, tapi juga lingkungan kerja yang sehat buat berkembang. Wajar kok jadi selektif, karena kerja bukan buat coba-coba, tapi buat jangka panjang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ken Ameera
EditorKen Ameera
Follow Us