Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Rekomendasi Buku Dakota Johnson, Banyak Sastra Modern

Dakota Johnson dan buku Beautyland karya Marie Helene Bertino (instagram.com/teatime.pictures)
Dakota Johnson dan buku Beautyland karya Marie Helene Bertino (instagram.com/teatime.pictures)
Intinya sih...
  • Audition (Katie Kimamura) - Pertemuan dan percakapan dua seniman yang mengungkap masalah dalam hubungan asmara.
  • Flashlight (Susan Choi) - Novel dengan dua perspektif, Louisa dan ibunya, membuka rahasia keluarga setelah insiden tragis.
  • Beautyland (Marie Helene Bertino) - Novel nostalgic tentang alien yang dikirim ke bumi untuk melaporkan aktivitas manusia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mengekor beberapa selebriti lain, aktris Dakota Johnson akhirnya bikin klub buku. TeaTime Book Club sudah aktif sejak 2024 dan cukup beda dengan klub buku milik artis lainnya. Johnson dengan sengaja mempersembahkan platform ini untuk penulis-penulis baru di ranah novel sastra (literary fiction).

Gak heran, buku-buku yang ia rekomendasikan bisa dibilang edgy. Gak seberapa populer, tetapi bisa kamu pakai untuk memperluas khasanah perbukuan. Berikut delapan rekomendasi buku Dakota Johnson yang ternyata didominasi novel sastra modern. Ceklah, siapa tahu seleranya sama denganmu!

1. Audition (Katie Kimamura)

Audition karya Katie Kitamura (penguinrandomhouse.com)
Audition karya Katie Kitamura (penguinrandomhouse.com)

Audition adalah pertemuan dan percakapan dua orang di sebuah kafe. Satu perempuan dan satu pria. Tidak ada ikatan romantis di sini. Usia mereka terpaut jauh, dari kejauhan mereka seperti ibu dan putranya yang sedang bercengkrama.

Mereka punya persamaan, sama-sama seniman dan sudah menikah, tetapi mengalami masalah dalam hubungan asmara masing-masing. Apa sebenarnya hubungan mereka dan bagaimana mereka akhirnya memutuskan bertemu? Kegamangan ini bakal terjawab seiring kamu membalik halamannya.

2. Flashlight (Susan Choi)

Flashlight karya Susan Choi (macmillan.com)
Flashlight karya Susan Choi (macmillan.com)

Novel sastra modern yang satu ini menggunakan dua perspektif sekaligus, Louisa dan ibunya, Anne. Louisa lahir dari pernikahan Anne dengan seorang pria asal Korea yang besar di Jepang dan bermigrasi ke Amerika Serikat setelah Perang Korea. Sama dengan Anne, suaminya tak punya relasi yang lekat dan normal dengan keluarganya.

Satu hari, Louisa mengalami insiden yang merenggut nyawa ayahnya. Pada fase inilah, konflik mulai bergulir. Louisa yang masih berusia belia seolah dipaksa membuka lembar demi lembar rahasia yang mereka simpan.

3. Beautyland (Marie Helene Bertino)

Beautyland karya Marie Helene Bertino (macmillan.com)
Beautyland karya Marie Helene Bertino (macmillan.com)

Berlatar 1970-an, Beautyland mengikuti point-of-view (POV) Adina, alien yang dikirim ke bumi untuk melaporkan apa yang sedang dikerjakan manusia di Bumi. Ia dibesarkan seorang ibu tunggal di Philadelpia, Amerika Serikat dan secara rutin mengirim faksimil ke luar angkasa sejak ia tahu keunikannya. Ini tipe novel sastra yang nostalgic dan menghangatkan hati, meski pakai elemen sains fiksi.

4. The Lamb (Lucy Rose)

The Lamb karya Lucy Rose (harpercollins.com)
The Lamb karya Lucy Rose (harpercollins.com)

The Lamb adalah novel folk-horror yang memotret kehidupan Margot dan ibunya. Mereka hidup di tengah hutan dan suka menolong orang-orang yang tersesat. Si ibu bakal memberi mereka makan sampai kenyang dan diam-diam memutilasi mereka sebagai santapan. Satu hari, Margot jatuh cinta pada tamu mereka dan ia harus bergumul menyelamatkan si pujaan hati dari sang ibu.

5. Rental House (Weike Wang)

Rental House karya Weike Wang (penguinrandomhouse.com)
Rental House karya Weike Wang (penguinrandomhouse.com)

Dakota Johnson juga merekomendasikan Rental House karya Weike Wang di klub bukunya. Novel ini memotret pernikahan beda ras antara Keru dan Nate yang bertemu di bangku kuliah. Keduanya menikah tanpa persetujuan orangtua masing-masing. Tak heran mengingat mereka datang dari keluarga yang tak familier dengan pernikahan campuran.

Keru datang dari keluarga imigran asal China, sementara Nate besar di tengah keluarga kelas pekerja berkulit putih. Satu hari, keluarga mereka dipertemukan di sebuah acara dan konflik pun tak terelakkan.

6. Loca (Alejandro Heredia)

Loca karya Alejandro Heredia (simonandschuster.com)
Loca karya Alejandro Heredia (simonandschuster.com)

Loca adalah buku tentang persahabatan dua imigran asal Republik Dominika di New York. Mereka adalah Sal dan Charo yang punya masalah pelik masing-masing. Charo hamil tanpa direncanakan dan memilih untuk melahirkan bayinya. Mirisnya, ia terjebak dalam hubungan toksik dengan ayah si bayi. Sementara, Sal masih berjuang berdamai dengan identitasnya sebagai gay. Berlatar 1999, akan ada banyak referensi budaya pop yang mewarnai novel ini.

7. The Anthropologists (Aysegul Savas)

The Anthropologists karya Aysegul Savas (bloomsbury.com)
The Anthropologists karya Aysegul Savas (bloomsbury.com)

Seperti Audition, novel ketiga Savas ini terkonsentrasi pada obrolan dua karakter. Mereka adalah pasangan imigran yang sedang ngobrol di balkon apartemen mereka. Obrolan mereka mengeksplor banyak isu, terutama soal konsep rumah, keluarga, dan cinta modern. Tak terasa mereka seperti seorang antropolog yang sedang bicara makna hidup di perantauan.

8. The Hitchhiker’s Guide to the Galaxy (Douglas Adams)

The Hitchhiker's Guide to the Galaxy karya Douglas Adams (penguinrandomhouse.com)
The Hitchhiker's Guide to the Galaxy karya Douglas Adams (penguinrandomhouse.com)

Ini adalah novel klasik pertama yang direkomendasikan Dakota Johnson untuk klub bukunya. Terbit perdana pada 1979, The Hitchhiker’s Guide to the Galaxy berfokus pada Arthur, pria Inggris yang berhasil selamat dari kehancuran bumi akibat invasi alien dari ras Vogon.

Saat berusaha menyelami ruang angkasa dan melanjutkan hidupnya, ia bertemu dengan beberapa teman baru. Mereka datang dari berbagai latar belakang, robot android, dua alien, dan satu perempuan yang merupakan manusia penyintas bencana selain Arthur.

Sebuah utas buku yang menarik dari Dakota Johnson dan timnya di TeaTime Book Club. Patut diapresiasi pula, karena Dakota Johnson memberikan panggung buat penulis-penulis yang masih underrated. Siapa tahu mereka layak dapat perhatianmu mulai sekarang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us