Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Risiko Mendirikan Rumah Dekat Aliran Sungai atau Laut, Abrasi Tanah

ilustrasi rumah dekat sungai
ilustrasi rumah dekat sungai (freepik.com/wire
Intinya sih...
  • Risiko abrasi dapat menggerus tanah dan merusak bangunan
  • Ancaman tsunami bagi rumah dekat garis pantai sangat fatal
  • Banjir, hujan badai, dan potensi penyakit meningkat di daerah tersebut
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mendirikan rumah di tepi sungai atau dekat laut memang tampak menarik karena menawarkan pemandangan indah dan suasana yang tenang. Meski indah, tapi ada harga yang harus kamu bayar. Terdapat risiko besar yang bisa mengancam keselamatan dan kestabilan kehidupan sehari-hari.

Bahaya yang mengintai bukan hanya bersifat jangka pendek, melainkan juga berdampak panjang terhadap lingkungan maupun perekonomian. Biaya perbaikan rumah akibat bencana bisa lebih besar dibanding keuntungan yang diperoleh dari tinggal di lokasi tersebut. Berikut lima bahaya yang perlu dipahami sebelum memutuskan untuk menetap di kawasan sungai atau laut.

1. Risiko abrasi yang bisa menggerus tanah

ilustrasi rumah dekat laut
ilustrasi rumah dekat laut (freepik.com/wire

Abrasi laut maupun sungai terjadi akibat erosi yang disebabkan oleh arus air, gelombang, atau aktivitas manusia di sekitar area tersebut. Perlahan namun pasti, tanah di sekitar rumah dapat hilang, menyebabkan pondasi bangunan melemah bahkan runtuh. Hal ini membuat nilai investasi properti di kawasan tersebut menurun drastis dari waktu ke waktu.

Dampaknya selain merusak bangunan, abrasi juga membawa material tanah ke arah air sehingga menambah tingkat sedimentasi. Akibatnya, ekosistem di sungai maupun laut bisa terganggu. Kerusakan ini sering kali tidak bisa diperbaiki secara alami dalam waktu singkat sehingga memerlukan biaya besar untuk penanggulangan.

2. Ancaman tsunami yang menghancurkan

ilustrasi rumah dekat laut
ilustrasi rumah dekat laut (freepik.com/wire

Bagi rumah yang dekat dengan garis pantai, ancaman tsunami merupakan risiko terbesar. Gelombang besar yang datang tiba-tiba dapat meluluhlantakkan seluruh bangunan tanpa sisa. Korban jiwa juga sulit dihindari jika peringatan dini tidak segera disikapi dengan evakuasi cepat.

Meski kejadian tsunami tidak sering, dampaknya sangat fatal ketika terjadi. Kehilangan tempat tinggal, harta benda, dan bahkan anggota keluarga bisa menjadi kenyataan pahit. Menetap di wilayah yang rawan tsunami berarti siap dengan risiko kehilangan besar dalam sekejap.

3. Banjir dan hujan badai

ilustrasi banjir (pexels.com/svetak)
ilustrasi banjir (pexels.com/svetak)

Rumah dekat sungai lebih sering berhadapan dengan banjir, terutama saat musim hujan tiba. Air yang meluap dengan cepat bisa masuk ke dalam rumah dan merusak perabotan. Kerugian finansial pun meningkat seiring seringnya bencana ini melanda.

Kawasan dekat laut juga rawan terkena hujan badai dengan angin kencang. Gelombang pasang dapat menambah volume air yang masuk hingga mengancam keselamatan penghuni. Kerusakan pada atap dan dinding rumah pun menjadi konsekuensi yang sulit dihindari.

4. Potensi penyakit yang datang dari lingkungan lembab

ilustrasi nyamuk
ilustrasi nyamuk (freepik.com/freepik

Kelembapan tinggi di daerah sekitar sungai dan laut menciptakan kondisi ideal bagi berkembangnya bakteri, nyamuk, dan jamur. Penyakit seperti malaria, demam berdarah, hingga infeksi pernapasan lebih mudah menjangkiti penghuni rumah di kawasan ini. Kesehatan pun rentan terganggu jika tidak ada langkah pencegahan yang baik.

Kondisi lingkungan yang lembab akan membuat rumah dan banguanan cepat berlumut, situasi ini bukan hanya merusak estetika bangunan, tetapi juga menambah risiko alergi atau gangguan pernapasan. Kesehatan jangka panjang dapat terancam hanya karena faktor lingkungan tempat tinggal.

5. Biaya perawatan rumah yang tidak murah

ilustrasi rumah dekat sungai
ilustrasi rumah dekat sungai (freepik.com/wire

Rumah yang terletak dekat laut akan lebih cepat rusak akibat paparan air asin. Korosi pada besi, cat dinding yang cepat mengelupas, serta perabotan logam yang mudah berkarat adalah masalah yang terus berulang. Ini semua terjadi karena lingkungan dekat laut yang berbeda dengan daerah lainnya.

Rumah dekat sungai juga membutuhkan konstruksi khusus agar tidak mudah terendam banjir. Biaya tambahan untuk meninggikan pondasi, memperkuat dinding, serta membangun saluran drainase yang memadai tentu tidak sedikit. Beban finansial ini sering kali menjadi pukulan berat bagi pemilik rumah.

Membangun rumah dekat aliran sungai atau laut memang memiliki pesona tersendiri, namun risiko yang menyertainya tidak bisa dianggap remeh. Abrasi, tsunami, banjir, potensi penyakit, hingga biaya perawatan yang tinggi merupakan bahaya nyata yang patut dipertimbangkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us

Latest in Life

See More

7 Ide Storage Dapur Tertutup yang Bikin Rumah Auto Rapi dan Estetik

08 Sep 2025, 23:32 WIBLife