Gak Semua Pendiam! 8 Salah Kaprah yang Orang Pikirkan tentang Introver

Ini adalah pemikiran yang ternyata secara ilmiah salah besar. Secara psikologis, introver dan pemalu itu ternyata beda, lo. Introver merupakan kepribadian seseorang sejak lahir dan sudah tertanam dalam DNA. Selain itu pula, kepribadian introver sebenarnya mengarah kepada bagaimana cara seseorang mengumpulkan energinya untuk bersosialisasi.

Sementara, pemalu adalah sikap seseorang yang punya ketakutan saat berinteraksi dengan orang. Gak semua introver itu pemalu, bahkan seorang ekstrover pun juga bisa jadi pemalu, lo.

Barangkali memang begitu, tapi introver itu pendiam cuma kalau dia sedang berada di lingkaran atau situasi yang gak familier dengannya. Sementara, kalau lagi sama sahabat atau keluarga, ia bisa jadi adalah orang paling cerewet di situ.

Ini karena seorang introver memang cenderung terbuka dengan orang-orang yang dekat dengannya. Ia hanya akan bicara banyak dan mendalam bersama mereka. Nah, kalau terlihat diam, sebenarnya ia sedang mengobservasi lingkungannya, sehingga bisa tahu bagaimana memosisikan diri dalam tempat tersebut. Jadi, sepertinya gak tepat kalau menstereotipkan introver selalu pendiam.

Orang yang pandai bicara di depan publik gak bisa dikotak-kotakkan juga dalam kepribadian ekstrover atau introver. Public speaking itu perihal keterampilan bicara yang sebenarnya bisa dilatih dan dilakukan oleh semua orang. 

Banyak juga, lo, orang berkepribadian ekstrover yang cerewet, tapi ketika bicara di hadapan banyak orang, groginya gak bisa dikendalikan.

Bukannya semua manusia punya hati untuk merasa? Jadi, sebenarnya yang baperan itu gak cuma introver, tapi semua orang. Kalau gak baper dengan suatu kondisi yang sulit, wah, patut dipertanyakan apakah ia manusia atau bukan.

Mungkin kita lebih sering melihat introver tampak murung dan sedih, apalagi ketika mengalami masalah. Sebagian besar introver punya kebiasaan untuk berpikir berlebihan (overthinking). Hal ini yang membuat mereka jadi khawatir dengan apa pun, sehingga tampaknya baperan. Padahal, baper itu normal dan manusiawi, lo. 

Hmm, sebenarnya kalau dipikir lebih luas lagi, kita semua selalu milih-milih teman bukan? Gak perlu dipisahkan antara introver maupun ekstrover, setiap orang selalu punya preferensi siapa orang yang sekiranya cocok dengannya, memahami dirinya, dan bisa ia percaya sebagai teman.

Kalau kelihatannya hanya introver yang selalu pilih teman atau sulit diajak berteman, itu karena ia suka observasi atau selalu membaca situasi dan orang-orangnya dulu.

Jangan remehkan kemampuan observasinya. Ia bisa langsung tahu kamu orang yang seperti apa hanya dari caramu bicara padanya pertama kali. Dari situlah, ia akan memutuskan apakah menjadikanmu teman dekat atau teman biasa saja.

Memang benar, introver suka menyendiri, tapi tidak berarti ia antisosial. Introver menyendiri gunanya untuk mengumpulkan energi agar bisa berbaur kembali dengan teman-teman dan keluarganya, maupun masyarakat dengan suasana hati yang baik.

Ada memang introver yang benar-benar maunya menghabiskan waktu menenangkan diri di tempat yang sepi. Mereka cenderung menghindari tempat yang ramai, seperti mal, pesta, festival, dan konser.

Namun, hal itu tak sepenuhnya mutlak benar. Lagi-lagi, introver bukan masalah bagaimana dirinya mengondisikan dengan orang lain, melainkan dengan dirinya sendiri.

Mereka gak selamanya menghindari pesta dan gak selalu membenci konser. Selama energinya sedang penuh, ia tentu akan berangkat ke sana — meski habis itu energinya langsung turun drastis dan besoknya pengin mendekam sendiri di dalam kamar.

Ini, nih, stereotip yang paling menyedihkan. Lantaran sering terlihat diam dan selalu menyendiri, banyak yang akhirnya undur diri untuk menemaninya dan mengecapnya sebagai teman yang gak asyik.

Diajak ke mal, gak mau; diajak belanja, ogah; diajak ketemu teman baru, malasnya minta ampun. Namun, percayalah, sebenarnya orang introver itu menyenangkan dan bisa jadi teman baik, kok!

Sikap pendiamnya itu menjadi tanda bahwa ia adalah pendengar yang baik. Ia akan mendengarkan semua keluh kesahmu dan kebiasaannya untuk berpikir secara mendalam membuatnya punya pikiran yang bijaksana. Bukankah kita selalu butuh untuk didengarkan dan diberi wejangan?

Itulah delapan pemikiran yang salah kaprah soal introver yang masih tertanam dalam pikiran banyak orang. Ingat lagi, ya, introver dan ekstrover adalah kepribadian seseorang dengan kecenderungan mereka mengumpulkan energi. Jadi, bukan dilihat dari sikap dan perilakunya. Mulai sekarang, jangan salah pemikiran lagi, ya!