Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sikap Negatif Harus Dihindari Orangtua saat Anak Tantrum

ilustrasi memarahi anak yang menangis (freepik.com/freepik)
ilustrasi memarahi anak yang menangis (freepik.com/freepik)

Apakah anak kamu pernah atau sering tantrum? Lalu, apa yang kamu lakukan saat menghadapinya? Sebenarnya, tantrum adalah salah satu masalah yang umum dihadapi orangtua saat mengasuh anak, terutama pada usia prasekolah. Tantrum bisa dalam bentuk menangis keras, berteriak, meronta, bahkan melempar barang.

Bagi orangtua, menghadapi tantrum bisa jadi momen yang penuh stres dan frustasi, ya. Namun, perlu diingat bahwa cara orangtua merespon tantrum anak bisa memengaruhi perkembangan emosional dan perilaku anak di masa depan, lho. Untuk itu, ada lima sikap negatif yang harus dihindari oleh orangtua saat menghadapi tantrum anak, serta strategi yang lebih positif untuk meresponsnya. Simak!

1. Mengancam atau menakut-nakuti

ilustrasi orangtua yang marah pada anaknya (freepik.com/master1305)
ilustrasi orangtua yang marah pada anaknya (freepik.com/master1305)

Siapa nih, yang suka mengancam anaknya saat sedang tantrum? Sebaiknya berhenti melakukan hal ini, ya. Lantaran, mengancam atau menakut-nakutu hanya akan memperburuk situasi dan meningkatkan kecemasan atau ketegangan anak.

Sebagai gantinya, cobalah untuk tetap tenang dan menjaga emosi. Bicaralah dengan suara yang tenang dan penuh pengertian, walaupun itu mungkin sulit dilakukan di tengah-tengah kebisingan atau kekacauan. Percayalah, menunjukkan kepada anak bahwa kamu ada di sana untuk mendengarkan dan membantunya bisa membantu menenangkan emosinya secara bertahap.

2. Memarahi atau mengkritik

ilustrasi orangtua yang marah pada anaknya (freepik.com/peoplecreations)
ilustrasi orangtua yang marah pada anaknya (freepik.com/peoplecreations)

Memarahi atau mengkritik anak saat tantrum juga bukanlah solusi yang tepat. Ini hanya akan menambah frustrasi dan bikin anak merasa lebih gak dihargai. Kritikan atau hukuman yang keras gak akan mengajarkan anak cara yang baik untuk mengelola emosinya atau mengekspresikan perasaannya dengan benar. Sebaliknya, itu bikin anak merasa lebih rendah diri atau lebih sulit untuk berkomunikasi dengan baik di masa mendatang.

Sebagai alternatifnya, cobalah untuk memberikan respon yang penuh empati. Memberikan support emosional dan mengajaknya untuk berkomunikasi bisa membantu mengurangi intensitas tantrum dan mengajarkan anak cara mengelola emosinya dengan lebih baik.

3. Membiarkan anak mengendalikan situasi

ilustrasi anak yang tangtrum (freepik.com/freepik)
ilustrasi anak yang tangtrum (freepik.com/freepik)

Saat anak sedang tantrum, terkadang orangtua dengan mudahnya membiarkan anak mengendalikan situasi dan menuruti keinginannya begitu saja dengan harapan tantrum akan segera berakhir dengan sendirinya. Padahal, cara ini justru memberikan pesan bahwa perilaku tantrum adalah cara yang efektif untuk mendapatkan perhatian atau mendapatkan apa yang dia inginkan.

Jadi, sebagai penggantinya, tetaplah konsisten dengan batasan dan konsekuensi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Sebaiknya, jangan memberikan perhatian atau hadiah kepada anak saat sedang tantrum, tapi tunggu sampai anak mereda dan kemudian ajak dia untuk berbicara tenang. Konsistensi ini membantu mengajarkan kepada anak bahwa perilaku tantrum gak akan memberikan hasil yang diinginkan.

4. Menjauhkan diri atau mengabaikan

ilustrasi seseorang anak yang sedang tantrum (pexels.com/Keira Burton)
ilustrasi seseorang anak yang sedang tantrum (pexels.com/Keira Burton)

Ketika anak sedang tantrum, terkadang orangtua juga bisa merasa frustasi atau panik sehingga cenderung untuk menjauh atau mengabaikan anak demi menghindari konfrontasi atau stres tambahan. Namun, menjauh atau mengabaikan anak saat tantrum hanya akan bikin anak merasa diabaikan atau gak dicintai, yang bisa memperburuk emosinya.

Sebaliknya, cobalah untuk tetap dekat dengan anak dan berikan perhatian yang cukup. Ini bukan berarti kamu harus memberikan apa yang diminta anak atau merespon setiap permintaannya, tetapi tetaplah di sampingnya dengan sikap yang tenang dan penuh perhatian. Ini akan membantu menstabilkan emosi anak dan menunjukkan bahwa kamu ada di sana untuknya meskipun dalam situasi sulit.

5. Membanding-bandingkan atau mempermalukan

ilustrasi orangtua yang marah pada anaknya (freepik.com/master1305)
ilustrasi orangtua yang marah pada anaknya (freepik.com/master1305)

Hal lainnya yang gak boleh dilakukan adalah membanding-bandingkan anak dengan anak lain atau bahkan dengan saudara kandungnya sendiri saat sedang tantrum. Ini bisa merusak harga diri anak dan memperburuk emosinya, lho.

Sebagai gantinya, gak ada salahnya fokus pada pengajaran dan bimbingan yang positif. Bicarakan secara terpisah tentang perilaku yang diharapkan darinya dan berikan pujian ketika anak mampu mengatasi emosinya tanpa tantrum.

Menghadapi tantrum anak memang gak mudah. Ditambah lagi jika anak melakukannya di tempat umum. Akan tetapi, dengan pendekatan yang tepat, orangtua bisa membantu anak belajar mengelola emosinya dengan lebih baik. Ini bisa jadi momen yang tepat untuk mengajarkan banyak hal pada anak sehingga dia bisa tumbuh jadi pribadi yang pandai mengendalikan emosi dan punya rasa empati. Setuju?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fajar Laksmita
EditorFajar Laksmita
Follow Us