Tahun 2022 menjadi tahun yang luar biasa bagi Siti Akromah. Menggunakan nama pena Akromah Zonic, dia menyemai mimpinya menjadi salah satu penulis muda.
Pada tahun itu, Akromah tidak hanya bartabur prestasi, tetapi juga pengalaman. Dia bahkan punya peran penting mengawal Piala Dunia 2022 Qatar dalam kolaborasi bersama IDN Times Community, proyek yang juga mengantarkannya menjadi Millennial of the Month Januari 2023.
Perjalanan menulis Siti Akromah cukup berwarna. Dia memang suka menulis sejak lama. Akromah pun mulai mempublikasikan tulisannya lewat Facebook pada 2018, termasuk tentang sepak bola yang jadi kegemarannya.
Agar lebih berkembang, dia sempat menjajal dunia blog. Dibuatnya sebuah situs pribadi yang memuat tulisan-tulisannya sendiri. Blog itu sempat ramai, tetapi perkembangannya termasuk lambat, sehingga Akromah yang saat itu masih SMA pun berpikir bahwa mengembangkan sebuah situs pribadi terlalu dini untuknya.
Perempuan kelahiran 14 Desember 2002 itu kemudian meninggalkan blognya. Namun, dia tidak lantas menyerah. Kecintaannya kepada dunia tulis-menulis mendorongnya untuk mencari tempat yang tepat demi mengembangkan diri. Saat itulah, Akromah bertemu dengan IDN Times Community.
"Karena merasa kurang puas, aku coba searching di Google mengenai platform yang bersedia menerima tulisan," cerita Akromah. "Banyak media online yang pernah aku kunjungi sampai akhirnya menemukan IDN Times Community pada April 2019."
Akromah mengakui kalau IDN Times Community jadi tempat yang cocok untuknya. Sejak awal bergabung dan mengirim tulisan, fitur IDN Times jadi yang paling mudah dipahami olehnya.
Siti Akromah masih ingat betul tulisan pertamanya yang terbit di IDN Times. Judulnya "6 Hal Ini Tanpa Sadar Telah Kamu Pelajari saat Menghadapi Masalah". Menurut pengakuannya, tulisan itu masuk bahan presentasi mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.
Perjalanan Akromah dalam menulis di IDN Times Community sejak tulisan pertamanya terbit rupanya tidak mudah. Dia bahkan sempat menulis lewat smartphone jadul. Suatu ketika, layarnya retak sehingga Akromah makin kesulitan.
"Bukan cuma itu, aku sendiri tinggal di kampung yang lumayan terpencil dan sering bergelut sama masalah jaringan," tambah Akromah. "Kalau kendala lainnya, macam artikel pending terus, sering direvisi, hingga penolakan, tentunya sering aku alami."
Meski begitu, smartphone jadul dengan layar retak tidak mampu menghentikan niatnya untuk menulis. Segala revisi dan penolakan juga tidak menyurutkan semangatnya. Di tengah kesibukan sekolah, perempuan asal Banten itu justru termotivasi agar bisa meluangkan waktu untuk menulis di IDN Times Community.
Kegigihannya dalam menyemai mimpi menjadi penulis menemui hasil positif pada 2022. Dengan segala perkembangannya, dia makin mendapat atensi dari editor sehingga tulisannya tidak begitu sulit untuk terbit lagi. Akromah bahkan mendapat kesempatan berkolaborasi dengan IDN Times Community untuk mengawal kabar seputar Piala Dunia 2022 Qatar.
Bersama para community writer seperti Aswar Riki, Auliyau Rohman, Dwi Ayu Silawati, Nur Romli, dan Peter Eduard, Siti Akromah bergabung dengan tim yang diberi nama Community National Team. Para penulis ini bertugas menulis kabar Piala Dunia secara intensif pada 18 November—20 Desember 2022.
Selama 29 hari, Community National Team juga mendapat bimbingan dari editor. Mereka bekerja sama menulis isu-isu yang sedang hangat, yang layak diperbincangkan, dan yang menarik perhatian banyak orang. Tidak jarang Akromah dkk bekerja sampai pagi karena pertandingan Piala Dunia 2022 umumnya baru selesai dini hari.
Pada dasarnya, Siti Akromah memang menyukai sepak bola. Tidak heran jika tulisan yang dia kirim juga seputar sepak bola. Beberapa di antaranya tentu saja tentang Piala Dunia 2022.
Salah satu artikelnya yang berjudul "Ketika Citra Sepak Bola dan Keragaman Etnis Berpadu di Timnas Prancis" bahkan masuk nominasi artikel terbaik di Community Writer Awards 2022. Artikel itu menjadi salah satu penanda perkembangan pesatnya tahun lalu.
Meski menyukai sepak bola, Siti Akromah rupanya tidak ingin tenggelam pada satu bidang kepenulisan. Dia ingin menjajal bidang lain, apalagi tulisan pertamanya bukan tentang sepak bola, tetapi kehidupan.
"Sederhananya, aku ingin menulis artikel yang lebih berkualitas. Mengulas banyak topik lebih lengkap dan enak dibaca," jelas Akromah. "Soalnya, aku merasa tulisanku kadang masih monoton. Kalau ada kesempatan, aku juga kepengin bisa kuliah dan menjadi
perempuan yang punya pendidikan tinggi."
Di sisi lain, Akromah punya impian besar. Dia mengaku ingin jadi penulis buku. Akromah tertarik menuangkan isi kepala dan semua kegelisahannya lewat tulisan.
Siti Akromah senang menjadi community writer. Menurutnya, bergabung dengan IDN Times Community merupakan langkah terbaik yang bisa menuntunnya menyelam lebih dalam di dunia tulis-menulis.
"Dengan menulis di IDN Times Community, karyaku yang sederhana bisa sampai ke pembaca dan sangat diapresiasi," kata penulis yang terkenal dengan nama pena Akromah Zonic itu. "Hal itu membuat aku makin semangat untuk terus berkembang. Manfaat lainnya tentu dari sisi finansial."
Akromah sebenarnya tidak begitu ingat berapa uang yang sudah dihasilkannya dari menulis di IDN Times Community. Namun, dia biasa mengonversi poin menjadi uang tiap akhir bulan karena sedang belajar membuat catatan keuangan yang rapi dan teratur.
"Dulu, waktu masih SMA, aku gak harus minta uang jajan kepada orangtua. Pas mau lulusan juga, alhamdulillah, aku bisa bayar uang kelulusan sendiri dari hasil redeem poin di IDN Times Community," kata Akromah lagi.
Untuk saat ini, Siti Akromah mengaku kalau IDN Times Community membantunya yang sedang tidak ada pekerjaan tetap. Setelah berhenti dari pekerjaannya, dia jadi sering di rumah membantu orangtua. Di sela-sela kesibukannya itulah Akromah menulis.
Menurut Siti Akromah, anak muda zaman sekarang punya tantangan tersendiri dari generasi sebelumnya. Kebanyakan anak muda sepertinya sulit menemukan hasrat apa yang sebenarnya ingin mereka tuju. Anak muda kadung bimbang menentukan mimpi mana yang mesti dikejar.
"Tidak ada persiapan serta rencana yang matang untuk menghadapi masa depan, pada akhirnya banyak anak muda yang pasrah dengan keadaannya, malah bergantung kepada orangtua," tambahnya. "Adapun anak muda yang bermimpi besar terus dihantui persaingan sosial yang makin ketat, tuntutan lingkungan, tuntutan orangtua dan keluarga, kehidupan asmara, berbenturan dengan pendidikan, hingga pilihan karier."
Kegiatan menulis lantas jadi kegiatan yang penting untuk menyiasati problem anak muda. Akromah mengatakan kalau menulis bisa menjadi wadah menyampaikan pendapat,
keluh kesah, suka duka, atau apa pun yang ingin diungkapkan.
Lewat IDN Times Community, Akromah telah menyalurkan semuanya. Dia berusaha berbagi dengan banyak orang. Akromah pun jadi berpikir kalau anak muda memang harus menulis.
"Menulis bisa meredakan kegelisahan yang gak bisa aku ungkapkan secara langsung," jelasnya. "Lewat tulisan pula, aku bisa terhubung dengan orang lain yang merasakan hal serupa untuk berbagi cerita. Anak muda harus menulis supaya gak terlalu stres."