Komunitas FitriArt: Melukis Bukan Cuma Untuk Karya tapi Ketenangan

#Komunitas: Siapa nih dari kamu yang suka lukisan juga?

Agak berbeda dari beberapa komunitas yang telah IDN Times feature sebelumnya, kali ini saya tertarik membagikan cerita tentang FitriArt, komunitas lukis yang surprisingly didominasi dengan generasi X. Ya, founder dari FitriArt sendiri merupakan Ibu rumah tangga berusia 50 tahun. Saya sampai terheran-heran dengan semangatnya yang masih mau mondar-mandir mengurus pameran lukis komunitasnya. 

Bertemu dengan founder FitriArt di tengah kesibukannya, Ida Fitria membagikan suka duka yang dijalani selama membentuk perkumpulan orang yang gemar melukis tersebut dan bersedia membagikannya juga pada pembaca IDN Times.

Boleh diceritakan apa itu FitriArt?

Kami itu komunitas lukis. Ya, seperti namanya, kami adalah orang-orang yang gemar menggambar, punya passion dalam bidang itu yang berkumpul bersama. Dan menamai diri kami FitriArt. Kebetulan karena saya pencetus pertamanya, makanya saya namakan demikian. 

Apa yang memotivasi mbak dalam membuat komunitas ini? 

Sebenarnya itu awalnya karena aku sudah bosan kerja. Sudah berpuluh-puluh tahun kerja, bosan. Lalu jadi berpikir, apa ya hal yang bisa dilakukan supaya aku gak bosen lagi. Ya akhirnya melukis ini. Tidak ada motivasi yang gimana-gimana, karena suka gambar dan bosan kerja, makanya lari ke sini. Lumayan untuk isi waktu luang, anak sudah besar, biar aku punya kesibukan. Dan kebetulan gak ada wadah, jadi ya akhirnya aku bikin aja. 

Dulu awalnya gimana sih FitriArt terbentuk? 

Jadi aku itu awalnya tergabung juga dalam IWPI, Ikatan Wanita Pelukis Indonesia sama Lembaga Seni Budaya. Tapi kemudian beberapa teman mendorong, ‘Ayo kamu bikin wadah’, saya pikir-pikir gak ada salahnya juga sih, makanya saya bikin ini. Apalagi awalnya dari kami cuma nongkrong biasa, gak ada wadah tapi sama-sama suka gambar, ya sudah jalan.

Komunitas FitriArt: Melukis Bukan Cuma Untuk Karya tapi KetenanganDok. IDN Times

Dulu, mbak Fitri sendiri belajar lukisnya bagaimana? 

Aku belajarnya dulu langsung di atas kanvas. Belajar pertama itu tahun 2005. 

Kenapa memilih lukis? Kenapa tidak menjahit atau mungkin kegiatan lainnya? 

Karena melukis itu memberikan ketenangan. Kalau jahit, itu bising menurut saya. Sedangkan dari melukis itu saya tenang. Gak ada bunyi. Selain hasilkan karya, juga hasilkan ketenangan. 

FitriArt sudah berdiri sejak kapan? 

Tahun 2005 aku mulai gambar, 2006 dan 2007 pameran tunggal. Nah, setelah pameran tunggal itu saya mulai bikin komunitas. 

Setahun ada berapa kali pameran? 

Kami membatasi setahun itu tiga kali pameran. Itu normalnya. Tapi kalau ada case-case tertentu, ya kami bikin pameran tambahan. 

Ada berapa anggota FitriArt sekarang ini? 

Ada 40 orang.

Komunitas FitriArt: Melukis Bukan Cuma Untuk Karya tapi KetenanganDok. IDN Times

Cara mengumpulkan anggotanya sendiri seperti apa? Apakah murni dari teman-teman itu tadi atau orang luar juga?

Dari orang luar juga. Sebenarnya dari mulut ke mulut. Ada yang tiba-tiba kirim pesan bilang mau ikut, ya sudah saya ikutkan. Lama-lama jadi banyak, sampai sekarang bisa lanjut terus. 

Rentang usianya bagaimana? 

Yang paling muda ada namanya April dari Malang, usia 18 tahun. Sampai yang paling tua usia 73 tahun. 

Ada gak sih anggota komunitas mbak Fitri yang belum bisa lukis? Atau apa harus dari awal memang bisa lukis dulu baru bisa gabung? 

Ada yang belum bisa lukis. Jadi kami ajarkan bareng-bareng. Ada nih yang ikut pameran pertama kali, bilang kalau ingin ikut pameran tapi bukan pelukis, hanya hobi. 

Saya bilang kalau punya karya, itu sudah jadi pelukis. Asal punya karya walau satu, itu sudah bisa dibilang pelukis. Sama dengan guru, gak ada murid satupun kan gak disebut guru. 

Jadi tidak ada perbedaan pameran ya antara yang pemula sama yang sudah lama? 

Tidak sama sekali. Mau pemula mau tidak, asal lukisan siap dipamerkan, berhak ikut pameran.  

Apakah hanya melukis di atas kanvas? 

Tidak. Kami melukis juga di tas atau dompet, di kerudung juga pernah. Tergantung permintaan, hehe.

Komunitas FitriArt: Melukis Bukan Cuma Untuk Karya tapi KetenanganDok. IDN Times
dm-player

Jenis pamerannya sendiri seperti apa?

Kalau pameran itu tergantung sebenarnya. Seperti yang barusan ini ada teman-teman cowok ngajak untuk bikin pameran, tapi khusus cowok aja, ya sudah saya bikin. Lalu ada charity program, nah itu kami tidak mengambil keuntungan apa pun. Semua hasil penjualan lukisan murni untuk membantu sesama. 

Bisa diceritakan salah satu pameran yang untuk charity seperti apa? 

Contoh waktu bom Surabaya kemarin itu ya, mbak. Kami bikin pameran, harganya mulai Rp. 50.000 sampai Rp. 2.000.000, Alhamdullilah, kami bisa menyumbang di tiga tempat. Semua teman-teman dari luar Surabaya juga turut campur, dari Mojokerto, Tulungagung, Probolinggo semua gotong royong ingin ikutan pameran. 

Tujuan dari FitriArt sendiri selain bikin pameran yang karyanya bisa dilihat orang banyak itu apa lagi? 

Hobi tersalurkan. Itu yang paling penting.  

Bagaimana cara mengumpulkan lukisan sebelum pameran? 

Kalau ada pameran, 4 bulan sebelum saya akan koordinir dan bilang ke teman-teman untuk mulai lukis karena mau ada pameran. Nah, nanti mereka mulai gambar. Saya bikinkan grup chat tiap kali pameran. Nah, di situ untuk koordinasinya.

Komunitas FitriArt: Melukis Bukan Cuma Untuk Karya tapi KetenanganDok. IDN Times

Ada kesulitan gak selama mengelola komunitas ini?

Kesulitannya itu mengumpulkan data dan karya untuk bikin katalog. Sebelum pameran itu kan harus ada katalognya. Jadi di katalog itu isinya data pelukis sama karyanya yang mana. Itu agak ribet dan harus cepat. Harus ngatur satu-satu, nyusun katalognya. Harus perhitungkan waktu cetak katalog sebelum pameran juga. Itu kadang suka bikin deg-degan, hehe. 

Ada gak pelukis yang sudah mepet waktu pameran tapi belum setor karya untuk katalog? Cara menanganinya gimana? 

Nah, kalau seperti itu mentok sudah mepet, ya terpaksa karyanya yang lama yang dipamerkan. Kami sebenarnya sepakat kalau pameran harusnya karya baru. Tapi namanya seniman, kadang gak bisa diprediksi perasaannya. Jadi ya terpaksa pakai yang lama. 

Selama ini sudah mengadakan pameran di mana saja? 

Di Surabaya, Malang dan Kediri. Tempatnya juga gak selalu hotel, pernah Taman Budaya dan Museum juga.

Komunitas FitriArt: Melukis Bukan Cuma Untuk Karya tapi KetenanganDok. IDN Times

Ada tema khusus gak selama pameran?

Kami biasanya pakai, tergantung teman-teman idenya bagaimana. Ada yang usul sendiri misalnya tema wanita atau apa, nanti saya tinggal carikan tempat. Kami punya kebersamaan yang kuat, jadi satu sama lain sudah enjoy dan soal seperti ini pada semangat semua bikin. Waktu itu ada saya bikin tema metamorfosis, nah gambarnya kupu-kupu.

Apakah ada iuran wajib di komunitas ini? 

Tidak, kami sama sekali gak ada iuran wajibnya. Jadi murni menggambar saja. 

Lalu bagaimana dengan biaya pameran? 

Dari sponsor. Kadang-kadang ada beberapa hotel yang justru minta duluan untuk diadakan pameran di hotelnya. Nah kalau sudah seperti itu, saya tinggal menyiapkan karya teman-teman saja, yang mana yang siap dipamerkan. 

Selama ini biasanya hotel itu free menyediakan tempat, tapi nanti ada sharing profit misalnya 30 persen dari hasil penjualan, nah itu nanti saya sampaikan ke teman-teman, saya suruh menghitung karyanya sendiri berapa ditambah sharing profit itu tadi. 

Ada gak rencana pameran yang mau dibuat dekat-dekat ini? 

Ini nanti ada 6 November di Batu, pameran khusus cowok itu. Nah, teman-teman ada wacana mau bikin di Jogja, tapi gak bisa tahun ini, rencana Januari atau Februari. 

Komunitas FitriArt: Melukis Bukan Cuma Untuk Karya tapi KetenanganDok. IDN Times

Harapan untuk komunitas ini apa?

Ada yang memfasilitasi dan mensponsori. Karena terus terang selama ini untuk katalog, untuk acara pembukaan, itu kami biaya sendiri. 

FitriArt adalah sebuah wadah bagi kamu yang punya ketertarikan, kemampuan, passion, atau hobi di bidang lukis. Gak perlu panik buat kamu yang belum bisa karena di sini kamu bisa melatih dan mengembangkan kemauan lukismu. Jika kamu ingin berinteraksi langsung dengan FitriArt, atau bahkan melihat sendiri pameran-pameran keren mereka, kamu bisa follow akun instagram @fitriart_v3

“Art wasn't supposed to look nice; it was supposed to make you feel something.”― Rainbow Rowell

Komunitas FitriArt: Melukis Bukan Cuma Untuk Karya tapi KetenanganDok. IDN Times

Nah, buat kamu yang juga memiliki komunitas dan berpikir bahwa komunitasmu layak dikenal oleh masyarakat luas dan mampu menginspirasi, IDN Times dengan senang hati akan me-review komunitasmu. Mudah saja, kamu bisa langsung email ke alamat stella.azasya@idntimes.com, ya! Sampai bertemu di komunitas selanjutnya!

Topik:

  • Erina Wardoyo

Berita Terkini Lainnya