5 Tanda Kamu Termasuk People Pleaser, Waspada!

- Sulit berkata tidak karena takut mengecewakan orang lain dan merasa bersalah.
- Mengutamakan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan pribadi, menyebabkan kelelahan fisik dan mental.
- Takut konflik, menghindari perdebatan, dan selalu menyesuaikan pendapat dengan orang lain.
Pernahkah kamu merasa sulit menolak permintaan orang lain meski kamu sedang sangat sibuk atau lelah? Jika iya, bisa jadi kamu termasuk tipe people pleaser yang selalu ingin menyenangkan orang lain. Tipe orang seperti ini biasanya terlihat sangat baik di mata orang lain, tetapi sering kali mengorbankan dirinya sendiri.
Menjadi orang yang ramah, peduli, dan suka membantu memang hal yang baik. Namun, jika berlebihan, kamu akan merasa hidupmu bukan lagi untuk dirimu sendiri. Tanpa sadar, kamu terus menerus menekan perasaanmu demi membuat orang lain nyaman dan senang. Berikut ini lima tanda kamu adalah people pleaser yang perlu mulai diwaspadai.
1. Sulit berkata tidak

Kamu sering merasa bersalah ketika menolak permintaan orang lain, meskipun sebenarnya kamu sudah tidak sanggup lagi. Rasanya seperti menolak itu berarti kamu adalah orang yang jahat atau egois. Kamu juga takut jika mereka kecewa atau marah kepadamu karena penolakan itu.
Akhirnya, kamu selalu mengiyakan setiap permintaan meski hatimu menolak dengan keras. Sikap ini akan membuatmu mudah kelelahan secara fisik dan mental. Kamu seakan kehilangan kendali atas hidupmu sendiri karena selalu memprioritaskan keinginan orang lain di atas kebutuhanmu.
2. Mengutamakan kebutuhan orang lain

Kamu terbiasa menomorsatukan kepentingan orang lain meskipun kamu juga memiliki banyak tanggung jawab. Saat ada yang meminta bantuan, kamu langsung mengesampingkan pekerjaanmu. Bahkan ketika kamu dalam keadaan tidak enak badan, kamu tetap memaksakan diri untuk membantu.
Jika terus menerus dilakukan, kamu akan kehilangan waktu untuk dirimu sendiri. Kamu jadi jarang menanyakan pada dirimu sendiri apa yang sebenarnya kamu butuhkan. Perlahan, hidupmu terasa hanya untuk memenuhi ekspektasi orang lain dan membuat mereka senang.
3. Takut jika orang lain marah atau kecewa

Saat orang lain terlihat kesal, kamu langsung merasa bersalah meskipun sebenarnya itu bukan salahmu. Kamu merasa bertanggung jawab atas perasaan mereka dan khawatir jika mereka kecewa, hubungan kalian akan rusak. Kamu pun selalu berusaha keras untuk membuat mereka kembali senang.
Padahal, kamu tidak memiliki kewajiban untuk menjaga perasaan orang lain. Kamu hanya perlu memastikan sikapmu sopan dan menghormati mereka. Jika tetap ada yang kecewa, itu sudah di luar tanggung jawabmu karena kamu tidak mungkin menyenangkan semua orang.
4. Sering menyesuaikan pendapat dengan orang lain

Kamu jarang menyampaikan pendapatmu sendiri karena takut berbeda dengan orang lain. Saat diskusi kelompok atau ngobrol santai, kamu lebih memilih ikut pendapat mayoritas. Kamu merasa tidak nyaman jika harus berbeda sudut pandang dengan orang-orang terdekatmu.
Padahal, menyampaikan pendapat dengan cara yang baik justru menunjukkan bahwa kamu percaya diri. Kamu akan terlihat sebagai pribadi dewasa yang berani menyatakan apa yang kamu yakini. Tidak perlu takut memiliki pendapat berbeda, karena semua orang berhak punya sudut pandangnya masing-masing.
5. Menghindari konflik dengan cara apa pun

Kamu merasa sangat tidak nyaman ketika harus berdebat atau berkonflik dengan orang lain. Kamu akan melakukan berbagai cara agar situasi tetap damai dan orang lain tidak marah padamu. Bahkan jika kamu dirugikan, kamu memilih diam dan mengalah demi menjaga hubungan baik.
Sikap seperti ini akan membuat orang lain menganggapmu bisa diperlakukan sesuka hati. Lama-kelamaan, kamu akan merasa kesal pada diri sendiri karena tidak bisa bersikap tegas. Padahal, konflik wajar terjadi dalam hubungan manusia dan sering kali diperlukan untuk saling memahami lebih dalam.
Menjadi people pleaser jelas membuatmu mudah merasa lelah dan tertekan dalam menjalani hidup. Oleh karena itu, mulailah belajar berkata tidak ketika kamu memang tidak sanggup atau tidak nyaman melakukannya. Ingat, kamu juga berhak untuk memprioritaskan dirimu sendiri dan hidup dengan cara yang membuatmu bahagia.