5 Tanda Kondisi Baik-Baik Saja yang Kamu Perlihatkan Sebatas Sandiwara

Orang yang aslinya memang sedang baik-baik saja tentu bisa menikmati waktu senggangnya dengan tenang. Beda hal kalau selama ini kamu hanya berpura-pura, tentu kamu akan dilanda kegelisahan jika harimu gak diisi banyak kegiatan. Ketidakbaikan kondisimu membuatmu ingin lari dari kenyataan, salah satunya dengan mencari kesibukan dan kegiatan agar pikiranmu teralihkan. 

Harus segera kamu sudahi, terlalu sering bersandiwara di depan orang lain hanya akan membuat masalah hidupmu semakin bertambah. Belum lagi kalau kamu terus-terusan memforsir dirimu untuk melakukan berbagai kegiatan, nantinya justru fisikmu yang jadi korban. Ingat, ya, manusia itu gak harus kelihatan kuat terus, jadilah apa adanya saja.

Saat malam berganti pagi dan berada di tempat yang ramai kamu mungkin bisa ketawa bahagia kayak gak punya beban sama sekali. Namun, jika kamu sudah berada di kamar sendirian dan mematikan lampu, segala bentuk kesedihan yang berusaha kamu lawan kembali lagi dalam pikiran. Hal yang berusaha kamu sembunyikan nyatanya dengan mudah pulang setiap malam datang.

Suasana hening malam membuat segala hal yang kamu takutkan kembali berkecamuk dalam pikiran. Gak jarang kamu juga merasa sulit tidur dan terjaga hingga dini hari. Bahkan, yang lebih parah, setiap malam kepalamu seperti berat dan gak bisa berhenti memikirkan banyak hal.

Jika kamu bekerja terlalu berat, padat, dan dikejar deadline, wajar rasanya kalau harimu terasa melelahkan. Nah, berbeda hal kalau kamu sedang pura-pura baik-baik saja. Biasanya aktivitas yang minim pun bisa membuatmu penat dan kelelahan hebat. Bagaimana gak penat jika kamu berusaha melawan kenyataan, sementara kenyataan justru menunjukkan hal berlawanan?

Penat yang kamu rasakan tersebut menandakan kamu lelah secara psikis dan mental. Jika kamu menyayangi dirimu, ada baiknya kamu berhenti melakukan hal yang berlawanan dengan hatimu. Lagipula, untuk apa, sih, kamu harus pura-pura baik-baik saja sementara hatimu luka-luka?

Ibarat ponsel yang punya pengaturan default, begitulah kira-kira senyum dan tawa dalam hidupmu. Kamu gak lagi menganggap senyum yang kamu tampakkan sebagai ekspresi perasaan, melainkan sebatas pengaturan harian. Bagimu, orang lain hanya perlu tahu kebahagiaanmu dan kesedihanmu cukup kamu pendam sendirian.

Mungkin niatmu gak mau merepotkan orang lain, tetapi secara gak sadar kamu justru meramu racun yang menghancurkan mentalmu pelan-pelan. Kalau perasaanmu saja gak kamu terima, bagaimana kamu bisa benar-benar merasa baik-baik saja, 'kan? Jangan jadi orang yang bisa menasihati dan bijak di hadapan orang lain, tetapi jahat kepada diri sendiri. Itu gak benar kawan!

Kalau suasana hatimu sering berubah secepat kilat, itu tanda konkret bahwa ada sesuatu yang tengah mengganjal pikiranmu dan mungkin saja karena kepura-puraanmu. Kalau hari ini kamu bahagia dan besoknya baru kelihatan murung, itu masih terbilang lumrah. Kalau kamu bahagia, lalu beberapa menit kemudian marah-marah, selanjutnya kelihatan galau dan terpuruk di saat yang sangat berdekatan, itu tandanya kamu ada dalam masalah.

Saat kamu sedang gak baik-baik saja, biasanya suasana hatimu mudah naik turun dengan cepat. Kalau kamu menyikapinya kurang tepat dan cepat, yang ada nantinya mentalmu semakin terpuruk. Segala hal berkaitan dengan mental gak boleh kamu sepelekan meski sekilas gak mengganggu kehidupanmu. Banyak lho orang yang kelihatannya happy, tetapi dalamnya hancur di sana-sini. Memangnya kamu mau begitu? 

Hidup ini sudah berat, jangan kamu beratkan lagi dengan kepura-puraan dan sandiwara yang gak berguna. Kamu gak perlu jadi kuat agar lebih dihargai. Orang kuat itu jika dia bisa jujur pada dirinya sendiri. Mulai sekarang berhenti main drama di kehidupan sendiri, ya! Gak ada gajinya juga 'kan?