Kita semua butuh bercakap-cakap dengan orang lain. Baik secara langsung maupun dengan percakapan teks di media sosial. Tetapi kalau kita gak berhati-hati, kesukaan mengobrol malah bisa membuat kita larut dalam percakapan yang sia-sia. Bukan cuma gak memberikan manfaat, melainkan bisa sampai merugikan diri sendiri dan orang lain lho.
Terdengar mengerikan? Tentu saja. Tetapi bukan gak mungkin, tanpa disadari, kamu juga kerap terlibat dalam obrolan gak berfaedah seperti di bawah ini:
Seharusnya sih, pembahasan atas suatu masalah makin lama makin membawamu dan orang-orang yang terlibat ke titik terang. Namun jika yang terjadi hanyalah keributan demi keributan, ini justru memunculkan masalah-masalah baru. Bila diteruskan, kalian akan makin sulit menyentuh akar permasalahan.
Bisa-bisa, hubungan antar orang juga memburuk. Oleh karena itu, sebelum ribut berkepanjangan, lebih baik kamu berinisiatif untuk terlebih dahulu menghentikan pembahasan. Mungkin masing-masing cuma butuh waktu untuk menenangkan diri dan mengendapkan persoalan.
Perbedaan pandangan dalam suatu diskusi itu wajar. Yang gak wajar adalah kalau kamu sudah mulai sulit menerima perbedaan pandangan sekalipun setiap orang sudah menjelaskan latar belakang pemikiran mereka. Bukannya berusaha memahami, kamu justru mendebat terus.
Apa pun alasanmu, orang lain akan merasa kamu hanya sedang mendesakkan pandanganmu sendiri. Hingga pada titik tertentu, mereka akan merasa kesal. Kalau kamu gak bisa menghargai pandangan mereka, tentu lebih baik gak usah mengadakan diskusi bukan? Buang-buang waktu saja!
Kalau kamu sudah terlalu asyik mengobrol, kadang kamu gak sadar kalau percakapanmu sudah melenceng jauh dari tujuan awal. Mulanya hanya hendak mengabarkan atau membahas satu fakta. Tetapi lama-kelamaan justru bertabur berita yang gak jelas kebenarannya atau malah menggunjingkan seseorang.
Inilah sebabnya jika suatu keperluan sudah selesai, sebaiknya kamu lekas berpindah ke urusan-urusan yang lain. Jangan sampai kamu maupun orang-orang yang mengobrol denganmu malah jadi lebih memercayai berita bohong ketimbang faktanya. Gak mau juga kan, menumpuk dosa akibat bergunjing?
Dalam suatu obrolan, sering kali juga terselip lelucon-lelucon. Apalagi kalau kamu memang senang bercanda, merasa sudah akrab dengan lawan bicara, atau justru belum akrab dan kamu merasa perlu melucu untuk mencairkan suasana. Bagus kok, kalau kamu punya sifat humoris.
Namun pastikan kamu punya kendali diri yang baik dan peka dengan situasi serta perasaan orang lain. Jangan sampai kamu gak sadar kalau leluconmu bukan cuma garing melainkan menyinggung orang lain. Jika kamu peka, kamu bisa melihatnya dari perubahan raut wajah mereka meski hanya sepersekian detik.
Kalau lawan bicaramu sudah terlihat bingung di mana letak kelucuannya atau memaksakan senyum, lebih baik kamu gak memperpanjang obrolan. Apalagi jika raut wajahnya mendadak berubah cemberut. Kamu harus segera minta maaf kalau-kalau candaanmu sudah keterlaluan.
Seberapa sering kamu asyik berjam-jam mengobrol dengan seseorang, lalu setelahnya kamu bingung sebenarnya dari tadi kalian membicarakan apa saja sih? Jika ini terjadi padamu, hati-hati. Besar kemungkinan, tanpa sadar kamu sudah terjebak dalam obrolan yang gak berfaedah.
Apa saja diobrolkan. Mungkin orang lewat pun dijadikan bahan obrolan, seperti mengomentari penampilannya. Walaupun orang itu gak mendengarnya, obrolan yang ke mana-mana ini sebenarnya sangat merugikan dirimu sendiri lho.
Kamu pasti orang yang sulit fokus dengan hal-hal yang lebih penting dalam hidupmu. Kamu gak bisa membuat dan mengikuti daftar prioritas kegiatan. Dalam menjalani hari-hari, kamu cenderung bersikap sekenanya. Sementara di mata orang lain, kamu dicap kebanyakan waktu luang alias kurang kerjaan.
Jadi mulai sekarang, obrolan-obrolan yang gak bermanfaat seperti di atas dihilangkan saja ya dari hidupmu?