Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sedih Setelah Wisuda? 5 Tanda Post-Graduation Depression

ilustrasi wisuda (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi wisuda (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Lulus kuliah seharusnya menjadi salah satu momen paling bahagia dalam hidupmu. Bagaimana tidak, kamu sudah melepas status sebagai mahasiswa dengan usaha dan jerih payah selama 4 tahun. Tinggal mempersiapkan diri untuk menghadapi jenjang selanjutnya dalam kehidupan, mungkin bekerja, berbisnis, menikah, atau melanjutkan pendidikan.

Namun, tidak semua orang berbahagia, lho. Ada beberapa lulusan baru yang justru malah galau bahkan sampai depresi setelah lulus kuliah. Bukan karena ingin terus menjadi mahasiswa, tapi mereka takut dengan hal-hal yang akan terjadi setelah lulus kuliah.

Tanda tersebut pun disebut post-graduation depression. Bukan hanya itu saja, inilah sederet gejala post-graduation depression yang harus kamu tau. Apakah kamu juga mengalaminya?

1. Berhenti melakukan hobi

ilustrasi hobi diving (unsplash.com/Sebastian Pena Lambarri)
ilustrasi hobi diving (unsplash.com/Sebastian Pena Lambarri)

Seperti gejala depresi pada umumnya, orang yang mengalami post-graduation depression juga berhenti melakukan hobi atau kegiatan yang dulunya mereka sukai. Sepanjang hari akan dihabiskan dengan overthinking dan melakukan hal-hal yang tidak produktif. Padahal saat kuliah dulu, mereka merupakan orang yang aktif berorganisasi, bergabung dengan komunitas, dan ikut banyak lomba.

Salah satu cara mengatasinya adalah mulai melakukan aktivitas kembali. Tidak harus kegiatan yang menghasilkan uang, kamu bisa melakukan kegiatan yang disukai dulu, seperti membaca buku, bermain musik, melukis, atau travelling. Intinya, kegiatan apa pun yang membuat kamu tetap bergerak dan bahagia. 

2. Rasa takut berlebihan dengan masa depan

ilustrasi stres (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi stres (pexels.com/Karolina Grabowska)

Setiap orang pasti pernah merasa takut dengan masa depan. Ketakutan ini sering disebut quarter life crisis yang terjadi di umur 20-an. Bagi kamu yang lulus kuliah diumur 22-25 tahun sudah pasti merasakan quarter life crisis. Kamu pun akan merasa khawatir, takut, bingung, sedih, dan kehilangan arah.

Kehidupan saat kuliah dan setelah kuliah sangat jauh berbeda. Hal inilah yang membuat kamu takut dan tidak siap untuk menghadapi masa depan. Cobalah untuk menikmati momen saat ini, jangan habiskan waktumu untuk memikirkan hal yang belum tentu terjadi. Tak perlu ragu juga untuk meminta bantuan orang lain jika ketakutanmu sudah mengganggu hidupmu.

3. Selalu membandingkan diri dengan orang lain

ilustrasi sedih (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi sedih (pexels.com/Karolina Grabowska)

Salah satu hal yang bisa membuatmu terkena post-graduation depression adalah sering membandingkan diri dengan orang lain. Terutama di media sosial, di mana semua orang terlihat bahagia dan menjalani hidupnya dengan baik.

Mungkin kamu pernah merasa insecure dengan teman-temanmu yang sudah bekerja, menikah, atau melanjutkan pendidikan, sementara dirimu belum menjadi apa-apa. Kamu tidak perlu khawatir, karena semua orang punya waktu dan jalan masing-masing.

Kamu bisa mengatasinya dengan mengurangi penggunaan media sosial. Lagipula, jangan langsung mempercayai hal yang kamu lihat di media sosial. Tidak ada yang tau, dibalik postingan orang lain yang terlihat bahagia, mereka menyimpan masalah yang sangat besar. 

4. Merasa takut bertemu orang lain

ilustrasi takut (unsplash.com/MelanieWasser)
ilustrasi takut (unsplash.com/MelanieWasser)

Jika kamu selalu membandingkan dirimu dengan orang lain, akibatnya kamu akan takut untuk bersosialisasi. Jangankan berkenalan dengan orang baru, bahkan kamu akan menghindar untuk bertemu dengan sahabat atau keluargamu. Jika bertemu dengan mereka, kamu jadi lebih sensitif dan menutup diri, mungkin saja karena takut ditanya rencana masa depanmu.

Jangan ragu untuk menghubungi sahabat yang kamu percaya jika membutuhkan teman cerita. Sahabat yang baik tidak akan mengatakan hal-hal yang menyakiti hatimu. Jika masih merasa tidak nyaman, kamu bisa menghubungi psikolog untuk konsultasi. Jangan sampai keadaan ini kamu abaikan sampai menjadi depresi, ya!

5. Tidak bersemangat sepanjang waktu

ilustrasi sedih (pexels.com/Andres Ayrton)
ilustrasi sedih (pexels.com/Andres Ayrton)

Ketika sedang stres atau sedih, badan akan terasa lemas dan tidak bersemangat. Rasanya tidak mau melakukan apapun seharian dan ingin rebahan di kasur saja.

Hal ini mungkin saja terjadi karena perubahan hidup. Sekarang kamu lebih banyak dirumah dan tidak melakukan aktivitas apapun, padahal dulu saat masih kuliah kamu sangat aktif mengikuti kegiatan. 

Solusinya kamu bisa memperbaiki gaya hidupmu menjadi lebih sehat. Mulai Olahraga secara rutin, baik sendiri di rumah ataupun pergi ke gym. Terapkan juga pola makan yang sehat dan bergizi. Jangan lupa tidur yang cukup selama 7-8 jam sehari agar kamu bisa menjalani hari dengan semangat. 

Apakah kamu sedang merasakan gejala-gejala di atas? Jika iya, tidak ada salahnya untuk konsultasi ke psikolog tentang masalahmu. Walaupun masalah ini terlihat sepele, jangan dibiarkan berlarut-larut. Hadapi dan lawan ketakutanmu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ines Sela Melia
Delvia Y Oktaviani
Ines Sela Melia
EditorInes Sela Melia
Follow Us