Tarawih Jam Berapa? Ini Batas Waktu dan Ketentuannya!

- Salat tarawih adalah ibadah sunah yang dilakukan pada malam hari
- Waktu pelaksanaan salat tarawih adalah setelah salat isya hingga sebelum fajar
- Bacaan niat salat tarawih dapat dilakukan sebagai imam, makmum, atau secara sendiri (munfarid)
Salat tarawih menjadi salah satu ibadah yang dinantikan umat Muslim di bulan Ramadan. Sebagai amalan sunah yang dikerjakan pada malam hari, salat ini memiliki keutamaan tersendiri bagi yang melaksanakannya.
Namun, banyak yang bertanya-tanya mengenai waktu pelaksanaan tarawih jam berapa. Sebenarnya, kapan salat tarawih dilakukan? Mari simak penjelasannya lebih lanjut!
1. Waktu pelaksanaan salat tarawih

Dikutip NU Online, salat tarawih termasuk salat sunah muaqqatah, yang mana salat sunah ini memiliki waktu khusus. Jika dikerjakan di luar waktu yang telah ditetapkan dalam syariat, maka tidak sah. Dalam mazhab Syafi’i, waktu salat tarawih sama dengan waktu salat witir, yaitu setelah salat isya hingga sebelum fajar.
Oleh karena itu, salat tarawih harus dilakukan setelah salat Isya dan tidak sah jika dilakukan sebelumnya. Disunahkan pula untuk mengakhirkan salat witir setelah tarawih. Sementara itu, menurut Imam al-Halimi, salat tarawih sebaiknya dikerjakan setelah seperempat malam berlalu. Dalam syariat Islam, malam dihitung sejak matahari terbenam hingga fajar menyingsing.
Penjelasan mengenai waktu salat tarawih juga dapat ditemukan dalam beberapa referensi. Syekh Ibnu Qasim menyatakan, bahwa waktu pelaksanaan salat tarawih adalah setelah salat isya hingga sebelum fajar, sama seperti salat witir. Oleh karena itu, disunahkan untuk mengakhirkan salat witir setelah tarawih. (Syekh Ibrahim al-Bajuri, Hasyiyah al-Bajuri ‘ala Ibni Qasim, Juz 1, Hal. 261)
Selain itu, Syekh Kamaluddin al-Damiri juga menjelaskan, bahwa waktu salat tarawih sama dengan waktu salat witir. Terdapat perbedaan pendapat mengenai kebolehan melaksanakannya sebelum isya, namun pendapat yang lebih kuat menyatakan bahwa hal tersebut tidak diperbolehkan. Sementara itu, menurut Imam al-Halimi, waktu salat tarawih baru masuk setelah seperempat malam berlalu. (al-Najm al-Wahhaj fi Syarh al-Minhaj, Juz 2, Hal. 310)
2. Bacaan niat salat tarawih

Salat tarawih biasanya dilakukan dua rakaat sekali salam, hingga mencapai jumlah 8 atau 20 rakaat sesuai dengan kebiasaan masing-masing. Berikut adalah bacaan niat salat tarawih:
1. Niat Salat Tarawih sebagai Imam:
Ushalli sunnatat tarawihi rak'atayni mustaqbilal qiblati ada'an imaman lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya niat salat sunah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala."
2. Niat Salat Tarawih sebagai Makmum:
Ushalli sunnatat tarawihi rak'atayni mustaqbilal qiblati ma'muman lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya niat salat sunah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala."
3. Niat Salat Tarawih Secara Sendiri (Munfarid):
Ushalli sunnatat tarawihi rak'atayni mustaqbilal qiblati ada'an lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya niat salat sunah tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."
3. Tata cara salat tarawih

Salat tarawih dapat dikerjakan dengan dua pilihan jumlah rakaat, yaitu 11 atau 23 rakaat, termasuk salat witir. Pelaksanaannya bisa menggunakan beberapa pola. Pada pola 4-4-3, salat tarawih dilakukan dalam dua sesi, masing-masing 4 rakaat dengan satu kali salam, lalu ditutup dengan salat witir 3 rakaat sekali salam.
Sedangkan pada pola 2-2-2-2-2-1, salat tarawih dilakukan dalam lima kali salat, masing-masing dua rakaat sekali salam, kemudian diakhiri dengan salat witir satu rakaat sekali salam. Cara ini didasarkan pada hadis Aisyah radhiyallahu ‘anha, yakni:
“Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah melakukan salat sunah di bulan Ramadan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau salat 4 rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana bagus dan indahnya. Kemudian beliau shalat lagi 4 rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau salat 3 rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan memahami waktu dan ketentuannya, diharapkan salat tarawih dapat dilakukan dengan khusyuk dan penuh keberkahan selama bulan Ramadan. Semoga penjelasan di atas bermanfaat!