Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi overthingking (freepik.com/benzoix)
ilustrasi overthingking (freepik.com/benzoix)

Intinya sih...

  • Sadari dan sebutkan lima hal yang bisa kamu lihat

  • Rasakan permukaan benda yang sedang kamu sentuh

  • Fokus pada napas dan ikuti alirannya

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pikiran yang terus berputar tanpa henti bisa terasa sangat melelahkan. Saat overthinking menyerang, segalanya jadi terasa kabur dan kamu sulit fokus ke hal-hal yang sedang terjadi saat ini. Rasanya seperti tersesat dalam labirin pikiran sendiri dan nggak tahu jalan keluarnya. Tapi tenang, ada cara-cara yang bisa bantu kamu kembali ke “sekarang” dan merasa lebih tenang.

Grounding adalah teknik sederhana tapi efektif untuk menenangkan pikiran saat sedang penuh kekhawatiran. Fokusnya adalah mengarahkan perhatianmu kembali ke tubuh, napas, dan apa yang ada di sekitarmu. Ini bisa jadi cara yang sangat powerful untuk mengurangi stres tanpa harus ribet. Yuk, coba praktikkan enam teknik grounding ini saat pikiranmu mulai berisik.

1. Sadari dan sebutkan lima hal yang bisa kamu lihat

ilustrasi berfikir (freepik.com/freepik)

Teknik ini disebut “5-4-3-2-1”, dan tahap pertamanya adalah menyebutkan lima hal yang kamu lihat di sekitarmu. Bisa benda-benda sederhana seperti warna dinding, bayangan di lantai, atau cahaya lampu. Semakin detail kamu memperhatikan, semakin pikiranmu teralihkan dari kekhawatiran. Ini melatihmu untuk hadir dan menyadari dunia nyata, bukan pikiran yang melayang-layang.

Saat kamu sedang overthinking, pikiranmu sering kali sibuk memikirkan hal yang belum tentu terjadi. Dengan menyebutkan lima hal yang bisa kamu lihat, kamu memberi ruang pada otak untuk fokus ke sekarang. Rasanya seperti mencubit pikiranmu supaya sadar dan kembali ke momen ini. Teknik ini bisa kamu lakukan kapan saja, bahkan saat duduk di kantor atau kamar sendiri.

2. Rasakan permukaan benda yang sedang kamu sentuh

ilustrasi duduk di kamar (freepik.com/tirachardz)

Sentuhan adalah indra yang sering kita abaikan, padahal sangat membantu untuk grounding. Coba pegang benda di sekitarmu, misalnya bantal, meja, atau baju, lalu rasakan teksturnya dengan perlahan. Apakah permukaannya halus, kasar, dingin, atau hangat? Fokus pada sensasi ini bisa bantu kamu merasa lebih tenang.

Kamu juga bisa genggam sesuatu seperti es batu atau batu kecil yang kamu simpan di saku sebagai alat grounding pribadi. Rasanya yang jelas dan langsung bisa mengembalikan fokus ke tubuhmu. Ketika kamu fokus pada apa yang kamu rasakan lewat sentuhan, pikiranmu jadi tidak terlalu liar. Ini cara sederhana tapi bisa sangat menenangkan saat sedang kalut.

3. Fokus pada napas dan ikuti alirannya

ilustrasi menenangkan diri (freepik.com/wayhomestudio)

Menarik napas dalam dan perlahan bisa membantu menenangkan sistem saraf. Tarik napas selama empat detik, tahan empat detik, lalu buang perlahan selama empat detik. Ulangi beberapa kali sambil menaruh tangan di dada atau perut, dan perhatikan bagaimana tubuhmu bergerak. Ini membuat kamu lebih sadar akan keberadaanmu di saat ini.

Teknik ini bukan cuma soal napas, tapi juga soal memberi tubuh sinyal bahwa semuanya aman. Saat overthinking, tubuhmu bisa masuk ke mode “siaga”, seolah ada bahaya. Napas perlahan membantu otak dan tubuh kembali ke kondisi netral. Ini teknik grounding yang bisa kamu lakukan di mana saja, bahkan saat kamu lagi di tempat umum.

4. Sebutkan nama-nama warna yang kamu lihat di sekitarmu

ilustrasi berfikir (freepik.com/freepik)

Cara ini sangat efektif untuk mengalihkan perhatian dari pikiran yang terlalu sibuk. Coba lihat sekeliling dan sebutkan warna-warna yang kamu temukan satu per satu. Mulai dari warna dinding, baju, benda kecil di meja, hingga detail yang biasanya kamu abaikan. Semakin banyak kamu menyadari, semakin otakmu fokus ke luar, bukan ke dalam.

Latihan ini cocok buat kamu yang merasa overthinking tapi sulit untuk diam dan memejamkan mata. Karena kamu tetap aktif secara mental, tapi arah fokusnya berubah. Teknik ini juga bisa membantu kamu merasa lebih terkoneksi dengan lingkungan sekitarmu. Rasanya seperti memberi “refresh” pada otak yang terlalu penuh.

5. Dengarkan suara di sekitarmu tanpa menilainya

ilustrasi berdiam diri di kamar (freepik.com/freepik)

Kadang kamu terlalu sibuk di kepala sendiri sampai lupa dunia tetap berjalan di sekelilingmu. Coba diam sejenak dan dengarkan suara-suara yang ada. Mungkin ada suara kendaraan, kipas angin, burung, atau langkah kaki. Jangan nilai atau pikirkan suara itu, cukup dengarkan saja dan biarkan masuk ke kesadaranmu.

Teknik ini membantu kamu untuk melatih kehadiran dan kesadaran penuh. Pikiran yang sibuk sering kali bikin kamu merasa sendiri di tengah keramaian. Dengan mendengar, kamu kembali terkoneksi dengan dunia nyata. Latihan ini sederhana, tapi cukup kuat untuk menghentikan “keributan” dalam kepala.

6. Lakukan gerakan kecil yang kamu sadari sepenuhnya

streching (freepik.com/freepik)

Coba goyangkan jari-jari kaki, tepuk ringan paha, atau regangkan tanganmu sambil benar-benar menyadari sensasinya. Gerakan kecil yang kamu sadari bisa bikin kamu kembali ke tubuh dan menjauh dari pusaran pikiran. Ini grounding versi aktif yang cocok buat kamu yang susah diam.

Semakin kamu terhubung dengan tubuhmu, semakin mudah untuk mengatur emosi dan pikiran. Overthinking sering bikin kamu merasa melayang dan tidak membumi. Lewat gerakan kecil, kamu bisa “menarik” dirimu kembali ke kenyataan. Kamu jadi lebih tenang, sadar, dan siap untuk melanjutkan hari.

Overthinking memang melelahkan, tapi kamu tidak harus terjebak di dalamnya. Ada banyak cara sederhana yang bisa bantu kamu kembali hadir dan lebih tenang. Teknik grounding bukan solusi instan untuk semua masalah, tapi bisa jadi jembatan menuju kelegaan.

Dengan melatih grounding secara rutin, kamu jadi lebih peka terhadap sinyal tubuh dan pikiran. Kamu juga bisa membangun kedekatan dengan diri sendiri tanpa harus terus menghakimi. Ingat, kamu bukan pikiranmu. Kamu lebih dari itu, dan kamu layak untuk merasa damai.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team