5 Alasan Terlalu Banyak Ikut Kursus Malah Sia-sia

- Kursus menghabiskan banyak uang
- Kamu gak fokus mengikuti setiapnya
- Banyak hasil kursus yang tidak terpakai
Kursus atau pelatihan singkat penting untuk memperdalam kemampuanmu dalam melakukan sesuatu. Fokus kursus lebih ke praktik dan bukan sekadar teori. Ini membuat apa-apa yang sudah dipelajari secara teori bisa benar-benar diterapkan.
Namun, apakah kamu mesti mengambil kursus sebanyak-banyaknya? Benarkah setiap kursus itu akan berguna untuk kehidupanmu selanjutnya? Kursus menjadi cara buat meningkatkan skill serta menambah daya saingmu di dunia kerja.
Akan tetapi, terlalu banyak ikut kursus malah sia-sia dan tidak disarankan. Hasilnya bisa berkebalikan dari harapan. Kamu tak perlu mampu melakukan segalanya hanya untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan. Ini nih, lima sisi negatif apabila dirimu tidak selektif memilih beberapa kursus saja.
1. Menghabiskan banyak uang

Kursus tentu ada biayanya. Bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Ini tergantung apa yang dipelajari, jumlah sesinya, serta dilakukan secara privat atau klasikal. Misalnya, biaya satu kursus sampai selesai mencapai 2 juta rupiah.
Total kamu mengikuti 10 kursus di waktu yang berbeda-beda. Artinya, dirimu sudah menggelontorkan uang 20 juta rupiah. Ini bukan nilai yang kecil terutama jika kamu sama sekali belum bekerja. Apakah modal sebesar itu bakal bisa kembali?
Kalau gak ada jaminan, lebih arif dirimu memilih jenis kursus yang akan diikuti dengan cermat. Kamu sudah menempuh pendidikan formal sampai sarjana. Kursus 2 hingga 3 bidang saja telah memadai buat mendukung ijazahmu. Juga sudah bisa buat bikin usaha sendiri.
2. Kamu juga gak fokus mengikuti setiapnya

Semua yang terlalu banyak akan melelahkan pikiran. Dirimu punya pakaian satu lemari dengan dua lemari saja berbeda rasanya. Makin banyak pakaianmu, makin bingung kamu memilih outfit saban ada acara.
Ikut kursus pun sama. Tambah banyak kursus yang diikuti, kamu bukannya tambah paham berbagai hal. Justru dirimu kurang fokus dalam mengikuti setiapnya. Kamu lagi menjahit, malah kepikiran tugas kursus masak.
Dirimu sedang praktik merias wajah pun terbayang-bayang materi kursus bahasa. Campur aduk pemikiran bikin kamu gampang stres. Sedikit banyak apa-apa yang diajarkan di tempat kursus juga menjadi kurang terserap. Beda dengan jika dirimu cukup mengikuti satu kursus terutama dalam periode tertentu. Proses belajar jauh lebih mudah.
3. Banyak hasil kursus yang tidak terpakai

Kamu barangkali berpikir bahwa ikut kursus sama dengan menambah persenjataanmu. Sehingga ketika dirimu pergi ke medan perang, ada banyak senjata yang dapat digunakan. Kemampuanmu bertahan, menyerang, sampai memenangkan pertempuran menjadi lebih besar.
Akan tetapi, dalam kaitannya dengan pekerjaan, kamu hanya bakal bekerja di 1 atau 2 bidang. Tidak mungkin kamu menjadi penjahit, koki, penerjemah, dan sebagainya di satu waktu. Menjalani dua pekerjaan saja melelahkan, apalagi lebih dari itu.
Sekalipun ikut kursus juga dapat menjadi bentuk investasi, akhirnya banyak yang sia-sia. Sebagian besar hasil belajarmu gak terpakai. Lebih baik kamu mengikuti kursus yang benar-benar sesuai dengan tujuan masa depanmu. Hasil belajar di tempat kursus akan sangat bermanfaat dan dapat mengembalikan uang yang sudah dikeluarkan.
4. Cepat lupa

Mudahnya kamu lupa akan materi berbagai kursus dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, dalam satu periode dirimu mengikuti berbagai kursus sekaligus. Pikiranmu menjadi terpecah-pecah sesuai jumlah kursus yang diikuti.
Kedua, kamu memang mengikuti kursus secara bertahap. Misalnya, kursus salon selesai baru dirimu ganti ikut kursus memasak dan seterusnya. Namun, mempelajari hal baru menuntutmu buat mencurahkan perhatian penuh. Materi kursus sebelumnya pelan-pelan tergantikan materi kursus yang sedang diikuti.
Penyebab ketiga, kamu cuma sibuk ikut kursus ini ini. Tanpa ada kesempatan untukmu sungguh-sungguh menerapkannya dulu dalam keseharian. Ilmu apa pun akan lebih awet dalam ingatan apabila diaplikasikan secara terus-menerus.
5. Pengembangan diri tak cuma lewat kursus

Kursus guna mempelajari berbagai keterampilan penting. Akan tetapi, cara ini hanya salah satu jalan dalam pengembangan diri. Masih ada jalan lain seperti dengan melatih karaktermu yang positif. Kamu juga harus praktik langsung di dunia kerja.
Bedanya dengan ruangan kursus, di dunia kerja dirimu sekaligus membentuk jejaring profesional. Isi percakapan kalian beragam dan bukan cuma tentang materi kursus. Kamu gak hanya punya keterampilan, melainkan juga terbentuk luwes membawa diri.
Bila dirimu cuma mengejar ikut kursus sebanyak mungkin, saat berada di lingkungan kerja malah kaku. Kamu bersikap seolah-olah cukup berhadapan dengan tugas dan menyelesaikannya sebaik mungkin. Faktanya, ada skill yang gak diajarkan dalam kursus. Misalnya, beradaptasi dan berkolaborasi dengan berbagai macam orang.
Ikut kursus bagus untuk menambah keterampilanmu. Meski begitu kamu perlu ingat bahwa terlalu banyak ikut kursus malah sia-sia, gak semuanya perlu diikuti, kok. Sejak awal kamu mesti punya tujuan biar kursus yang dipilih tepat dan gak cuma buang-buang waktu, energi, serta uang.