5 Tips Melakukan Konfrontasi dengan Benar, Gak Usah Takut!

- Konfrontasi adalah pertemuan langsung antara pihak dengan pandangan berbeda, bisa positif jika dilakukan dengan cara yang konstruktif.
- Mulai konfrontasi dengan pertanyaan untuk memperjelas konflik, gunakan kerangka pernyataan 'saya' untuk menekankan pengalaman dan perasaanmu.
- Ceritakan faktanya, kisahmu, bagikan emosimu tanpa membuat orang lain merasa diserang. Dengarkan pendapat orang lain dan cari solusi bersama.
Konfrontasi adalah suatu situasi di mana terjadi pertemuan langsung antara dua pihak atau lebih yang memiliki pandangan, tujuan, atau kepentingan yang berbeda, sering kali disertai ketegangan atau perdebatan. Konfrontasi bisa terjadi dalam berbagai bentuk, seperti perbedaan pendapat, konflik verbal, atau bahkan pertikaian fisik, tergantung pada intensitasnya.
Konfrontasi juga bisa memiliki tujuan yang positif, seperti menyelesaikan masalah atau mengungkapkan perasaan asalkan dilakukan dengan cara yang konstruktif dan penuh penghormatan. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, konfrontasi bisa mengarah pada eskalasi konflik.
Agar tidak salah saat melakukan konfrontasi, yuk, simak lima tips melakukan konfrontasi dengan benar di bawah ini. Bisa ciptakan perdamaian dan menghindari salah paham, lho!
1. Mulai dengan sebuah pertanyaan

Pertama, kamu bisa memulainya dengan sebuah pertanyaan untuk memperjelas konflik yang ada alih-alih menuduh. Dengan begini, orang lain tidak akan merasa dipojokkan. Kamu bisa berkomunikasi dengan baik untuk menemukan titik terang masalah.
"Konfrontasi yang sehat dapat disampaikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang jelas dan tidak agresif," jelas Lynn Zakeri, LCSW, seorang terapis dalam Verywell Mind.
2. Gunakan pernyataan 'saya'

Berpegang pada pernyataan 'saya' bisa sangat efektif ketika menghadapi seseorang. Pertimbangkan untuk menonjolkan apa yang kamu rasakan.
"Penggunaan kerangka pernyataan ini menekankan pada pengalaman dan perasaanmu, mengabaikan kritik atau penilaian terhadap orang lain yang biasanya memicu pertengkaran," jelas Angela Williams, LCSW, pekerja sosial klinis berlisensi, melansir Verywell Mind.
3. Jelaskan bagaimana hal tersebut memengaruhimu

Setelah kamu menceritakan faktanya, ceritakan kisahmu, bagaimana perasaanmu, dan bagaimana hal itu memengaruhimu. Kalau kamu menyampaikan cerita secara tentatif, hal itu bisa membantu meredakan sikap defensif karena tidak ada tuduhan, melainkan mengatakan bahwa kamu mendapat kesan tersebut.
Selain itu, bagikan emosimu. Jika hal itu menyakiti perasaanmu, beri tahu orang lain, tetapi cobalah untuk lebih spesifik. Namun ingat, usahakan untuk tidak bersikap dengan cara yang membuat orang lain merasa kamu menyerang mereka.
4. Minta pendapat orang lain

Selanjutnya, kamu bisa mendengarkan pendapat orang lain. Kamu juga harus bisa menghargai sudut pandang mereka. Ini agar kamu dan orang tersebut bisa menemukan solusi yang tepat, tanpa merugikan salah satu pihak.
"Setelah kamu selesai berbicara, mintalah orang lain untuk berbicara dan dengarkan. Jangan bersikap defensif, membantah, atau menyela. Biarkan mereka berbagi sudut pandangnya tentang situasi tersebut dan pastikan kamu benar-benar memahami sudut pandangnya," jelas penulis Thomas R. Harris pada The Exceptional Skills.
5. Bekerja sama untuk menemukan solusi

Setelah masing-masing memahami sudut pandang pihak lain, kamu bisa bekerja sama untuk menemukan solusi. Pikirkan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak. Hal ini penting karena jika salah satu pihak tidak senang dengan solusi tersebut, mereka cenderung tidak akan menindaklanjutinya.
Pikirkan secara matang-matang apa yang bisa menyelesaikan konflik tersebut. Kamu juga boleh bersikap kritis atas solusi yang ditawarkan agar tidak dirugikan.
Melakukan konfrontasi membutuhkan rencana yang matang. Jangan gegabah dan melakukan semuanya tanpa persiapan yang benar karena ini bisa menambah masalah yang ada!