Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips Memulihkan Rasa Percaya Diri setelah Mengalami Lay Off

ilustrasi sosok percaya diri
ilustrasi sosok percaya diri (pexels.com/Mikhail Nilov)
Intinya sih...
  • Mengakui dan menghadapi emosi secara jujur
  • Mendefinisikan kembali nilai diri di luar pekerjaan
  • Melakukan evaluasi diri tanpa menyalahkan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lay off merupakan suatu kondisi ketika seseorang baru saja kehilangan pekerjaan. Ini bukan hanya peristiwa yang mengguncang secara finansial. Namun, situasi lay off juga turut mempengaruhi rasa percaya diri. Banyak orang merasa kehilangan arah ketika dihadapkan dengan situasi tersebut.

Tidak jarang seseorang juga turut mempertanyakan kemampuan diri dan meragukan nilai pribadi. Namun demikian, momen ini ternyata bisa menjadi awal baru untuk menemukan versi diri yang lebih kuat dan bijak. Berikut enam tips memulihkan rasa percaya diri setelah mengalami lay off agar bisa bangkit dengan langkah yang lebih kokoh.

1. Mengakui dan menghadapi emosi secara jujur

ilustrasi relaksasi
ilustrasi relaksasi (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Saat setelah kehilangan pekerjaan, rasa percaya diri tentu mengalami penurunan. Untuk memulihkan kepercayaan diri, kita perlu mengakui apa yang sedang dirasakan. Jangan buru-buru menekan emosi seperti marah, kecewa, atau malu. Semua itu adalah situasi normal yang pasti terjadi.

Dalam situasi demikian, kita perlu memvalidasi perasaan. Akui dan hadapi emosi secara jujur. Bisa dengan jurnal harian, berbicara dengan orang terpercaya, atau bahkan berkonsultasi dengan profesional. Dengan mengurai emosi satu per satu, kita memberi ruang untuk berdamai dengan pengalaman yang terjadi. Untuk selanjutnya, kita bisa mulai melihat situasi dengan lebih jernih dan rasional.

2. Mendefinisikan kembali nilai diri di luar pekerjaan

ilustrasi berpikir
ilustrasi berpikir (pexels.com/Keyra burton)

Banyak orang tanpa sadar mengaitkan harga diri dengan jabatan atau gaji. Ketika pekerjaan hilang, identitas pun ikut memudar. Karena itu, penting untuk merefleksikan kembali. Siapakah diri kita yang sesungguhnya di luar pekerjaan?

Kita perlu menuliskan kembali daftar hal-hal yang membuat berharga tanpa harus dikaitkan dengan profesi. Contohnya, kemampuan beradaptasi, empati, dedikasi terhadap keluarga, atau semangat belajar yang tinggi. Secara otomatis cara ini akan menyadarkan bahwa nilai diri tidak pernah lenyap hanya karena kehilangan pekerjaan.

3. Melakukan evaluasi diri tanpa menyalahkan

ilustrasi mencatat
ilustrasi mencatat (pexels.com/Mikhail Nilov)

Bagaimana rasanya saat awal-awal kehilangan pekerjaan? Inilah yang dinamakan dengan fase lay off. Tidak jarang kita kehilangan rasa percaya diri secara drastis. Seolah tidak memahami kembali apa yang sebenarnya ingin dicapai dalam menjalani hidup. Situasi demikian tentu saja harus dipulihkan dengan segera.

Bagaimana caranya? Kita perlu melakukan evaluasi diri tanpa menyalahkan. Tanyakan dengan jujur pada diri sendiri apa yang bisa dipelajari dari situasi ini. Adakah keterampilan yang bisa ditingkatkan. Sikap reflektif seperti ini justru memperkuat kepercayaan diri karena kita menyadari bahwa sebenarnya mampu berkembang.

4. Membangun rutinitas dan struktur harian baru

ilustrasi berolahraga
ilustrasi berolahraga (unsplash.com/Gabin Vallett)

Setelah lay off, banyak orang merasa kehilangan arah karena rutinitas sehari-hari ikut hilang. Soalnya terjebak dalam kehidupan yang berjalan tanpa arah dan tujuan. Padahal, rutinitas memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan mental dan rasa percaya diri.

Mengatasi situasi ini, kita bisa membuat jadwal harian yang teratur. Mulai dari waktu bangun, berolahraga ringan, belajar hal baru, hingga melamar pekerjaan. Buat to-do list realistis agar tetap merasa produktif setiap hari. Bahkan aktivitas sederhana seperti menulis, membaca, atau merapikan ruang kerja bisa membantu membangun kembali rasa kendali atas hidup.

5. Memperluas jaringan dan tetap terhubung dengan dunia profesional

ilustrasi bergabung komunitas online
ilustrasi bergabung komunitas online (pexels.com/Anna Shvets)

Kehilangan pekerjaan bukan berarti harus menarik diri dari dunia profesional. Justru, ini saat yang tepat untuk memperluas jaringan. Terlibat dalam komunitas industri, hadiri webinar, atau aktif di platform seperti linkedIn.

Berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki semangat serupa bisa membantu tetap termotivasi. Kita bisa mendapatkan informasi peluang kerja, ide baru, atau bahkan dukungan emosional. Dengan terhubung, kita merasa tetap relevan dan dihargai.

6. Fokus pada pertumbuhan dan kesempatan baru

ilustrasi sosok percaya diri
ilustrasi sosok percaya diri (pexels.com/Edmond Dantes)

Lay off sering kali menandai akhir dari satu bab. Tapi juga bisa menjadi awal dari sesuatu yang baru. Mungkin ini kesempatan untuk mencoba bidang berbeda, membangun bisnis kecil, atau mengejar passion yang selama ini tertunda.

Alih-alih memandang lay off sebagai kegagalan, kit perlu melihatnya sebagai proses penyelarasan hidup. Dunia kerja terus berubah, dan begitu pula kita terus belajar, beradaptasi, dan menemukan makna baru. Setiap langkah kecil menuju pembaruan diri adalah kemenangan yang layak dirayakan.

Memulihkan rasa percaya diri setelah lay off bukan proses instan. Fase ini membutuhkan waktu, kesabaran, dan kejujuran untuk menatap diri sendiri. Namun, justru melalui momen inilah banyak orang menemukan kembali makna sejati. Karena pada akhirnya, kehilangan pekerjaan bukan akhir dari perjalanan. Melainkan kesempatan untuk membangun diri dengan pondasi yang lebih kuat, sadar, dan penuh arah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Tanda Kamu Sudah Punya Circle yang Sehat dan Gak Toksik

16 Okt 2025, 10:31 WIBLife