Di media sosial, buzzer sudah jadi bagian yang sulit dipisahkan dari arus percakapan sehari-hari. Mereka hadir dengan cara membanjiri ruang diskusi, menyusun narasi tertentu, lalu mendorong orang lain ikut terbawa arus opini. Tidak sedikit warganet akhirnya merasa terhimpit, seakan-akan pandangan yang berbeda tidak lagi punya tempat. Situasi ini jelas menuntut kewaspadaan agar kita tidak kehilangan kendali dalam melihat persoalan.
Buzzer biasanya bergerak lewat pola komunikasi seragam yang seolah menggambarkan suara mayoritas. Narasi yang berulang-ulang bisa membuat orang percaya bahwa itu pendapat umum, padahal hanya digerakkan oleh segelintir pihak. Kalau tidak jeli, kita mudah terbawa pada persepsi yang menyesatkan. Karena itu, kemampuan membaca informasi secara kritis sangat penting untuk melindungi diri. Berikut lima tips terhindar dari jebakan narasi buzzer di media sosial.
