Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menghindari Tone Policing, 5 Cara Menanggapi Kritik dengan Empati

Ilustrasi dua orang sedang mengobrol (Pexels.com/Alex Green)
Intinya sih...
  • Tone policing adalah taktik percakapan yang menolak ide-ide yang disampaikan dengan emosi.
  • Saat menerima kritik, fokus pada inti pembicaraan dan lakukan active listening.
  • Hindari tone policing dengan memberikan respon validatif, ajukan pertanyaan, dan lakukan refleksi serta evaluasi.

Tone policing yaitu taktik percakapangan yang menolak ide-ide yang dikomunikasikan ketika dianggap disampaikan dengan cara marah, frustasi, sedih, takut, atau bermuatan emosional. Terdapat beberapa respon yang termasuk kategori tone policing, seperti "kamu tidak perlu terlalu marah!" Alih-alih fokus pada konten di argumen yang sedang disampaikan, namun malah fokus pada sisi emosional saat menyampaikan. 

Dengan melontarkan kalimat tone policing dapat membatalkan isi percakapan dengan mengalihkan fokus pada emosi melalui serangan yang pasif pada nada bicara alih-lih memberi solusi atas konten yang sedang dibicarakan.  Maka dari itu, saat kamu mendapat kritikan penting untuk mengetahui cara menanggapi kritikan yang bijak tanpa tone policing. Untuk tahu lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini!

1. Dengarkan inti pesannya, bukan nada bicaranya

Ilustrasi berinteraksi (Pixels.com/John Diez)

Saat menanggapi kritik, kamu perlu fokus pada inti pembicaraan, bukan terfokus pada cara penyampaiannya. Jika seseorang memberikan kritik dengan emosi, pertama yang kamu kontrol terhadap dirimu yaitu pahami bahwa emosi tersebut adalah valid.

Coba pahami bahwasannya penyampaian kritik dengan emosi mungkin saja diakibatkan rasa frustasi yang lebih, coba terlebih dahulu posisikan diri sebagai seseorang yang sedang memberikan kritik. 

Maka, saat menerima kritik, lakukan active listening untuk benar-benar memahami apa yang disampaikan dengan cara fokus pada pembicara, menunjukkan empati, dan memberikan umpan balik verbal dan nonverbal. 

2. Tunda reaksi defensif

Ilustrasi interaksi (Pexels.com/fauxels)

Saat mendapatkan kritik, mungkin hal pertama yang dilakukan adalah membela diri. Nah! Untuk menghindari tone policing, sebaiknya menunda pembelaan diri terlebih dahulu. Tarik napas sejenak, lalu fokus mendengarkan isi kritikan. Lalu, berikan respon dengan tenang dan terbuka, bukan menyerang balik. 

Memberikan reaksi defensif menandakan kamu tidak memiliki empati terhadap seseorang yang sedang memberikan kritikan dan tentunya kamu tidak akan mendapat poin kritik yang disampaikan, yang mungkin berdampak baik terhadap perkembangan dirimu.

3. Gunakan bahasa validatif

Ilustrasi pria & wanita ngobrol (pixels.com/cottonbro)

Alih-alih mengoreksi cara seseorang memberikan kritik seperti nada bicara atau emosi lainnya, berikan respon validatif untuk memahami perasaan kritikus dan memberikan rasa tenang terhadap kritikus. Saat kamu mendapat kritikan, coba kamu dapat memberikan bahasa validatif sebagai berikut ini:

  • "Aku mengerti kenapa kamu merasa seperti itu."
  • "Terima kasih udah jujur ngomong ke aku."
  • "Maaf jika kamu merasa seperti itu." 

4. Bertanya dengan niat memahami, bukan untuk membantah

Ilustrasi laki-laki ngobrol(Pexels.com/cottonbro

Untuk mendapat poin kritakan yang jelas, sehingga kamu dapat memperbaiki kekurangan dan kesalahan serta untuk menghindari kesalah pahaman, ajukan pertanyaan untuk memastikan poin kritakan yang kamu terima sesuai dengan poin kritikan yang disampaikan orang tersebut. 

Saat menyampaikan pertanyaan, pastikan kamu menghindari nada sarkastik atau sinis, berikan pertanyaan dengan kalimat yang baik dan jelas dengan tujuan untuk klarifikasi dengan niat yang tulus. Kamu dapat mengajukan pertanyaan seperti, "Boleh jelaskan lebih lanjut maksud pernyataan itu?"

5. Refleksikan dan evaluasi diri

Ilustrasi dua orang sedang mengobrol (Pexels.com/Jopwell)

Saat kritikus selesai menyempaikan pendapatnya dan kamu memahami kritik yang disampaikan. Lanjutkan dengan sesi refleksi dan evaluasi, apakah kritik tersebut punya dasar? Apa yang bisa kamu perbaiki? Keinginan kritikus seperti apa? Bagaimana pendapat kamu tentang kritikan tersebut? 

Dengan melakukan refleksi dan evaluasi akan menemukan solusi untuk kedua pihak. Bagi kritikus, ia akan menuju "jalan" yang ia inginkan, bagi kamu penerima kritikus, jika berhasil introspeksi menunjukkan bahwa kamu bersedia tumbuh.

Pastikan ketika kamu mendapatan kritikan, tanggapi dengan lima cara di atas, ya. Tujuannya agar tetap mengedepankan empati pada kritikus dan menghindari tone policing. Selamat mencoba!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us