Apa yang kamu lakukan waktu usiamu 11 tahun? Rata-rata kita pergi sekolah pagi; pulangnya main; sore pergi les atau belajar di rumah; setelah itu makan malam dan nonton televisi lalu tidur. Sederhana dan penuh kenangan indah ya!
Hidup kita masih penuh dengan kepolosan dan tak terlalu banyak beban. Ilmu pun baru yang kita pelajari di sekolah saja.
Ei Ei tinggal di Bagan, sebuah daerah wisata yang cukup ternama di negeri tetangga kita Myanmar. Namun meski pemandangan alam dan peninggalan sejarah di Bagan sangat indah, kehidupan keluarga Ei Ei tidaklah sama.
Pada usia 11 tahun gadis cilik ini sudah harus menjadi tulang punggung utama keluarga dan membiayai sekolahnya sendiri. Mengapa? Sebab ayahnya digigit ular, ibunya punya penyakit jantung, kakak tertua pergi tinggal dengan suaminya, kakak keduanya fokus belajar, kakak ketiga harus memasak, dan kedua adik-adiknya belum mampu melakukan apa-apa.
Ya, memang di negara sendiri juga tidak sedikit anak-anak yang harus bekerja guna membantu perekonomian keluarga. Namun ada yang istimewa dari Ei Ei, yaitu cara dia mencari uang untuk menghidupi keluarga besarnya. Memanfaatkan tempat tinggalnya yang terletak di daerah wisata, Ei Ei memilih sebuah profesi yang tidak awam untuk anak seumurannya.
Yup, Ei Ei belajar bahasa Inggris hingga cukup fasih dan memutuskan untuk menjadi pemandu wisata alias tour guide. Gak hanya itu, demi menjadi tour guide yang lebih mumpuni lagi, bocah cilik ini ingin bicara dengan sebanyak mungkin orang dari berbagai belahan dunia. Dengan begitu Ei Ei bisa belajar bahasa-bahasa negara lain secara otodidak!
Sejauh ini ia sudah bisa tujuh bahasa berbeda meski masih sebatas percakapan standar saja. Tetapi siapa tahu, dalam waktu dekat Ei Ei bisa menguasai semuanya dengan lancar? Ketegaran Ei Ei patut dijadikan teladan dan mengingatkan kita untuk tidak terlalu banyak mengeluh dalam menghadapi hidup.
"When life gives you lemons, make lemonade"
Bocah ini tidak mau diam saja menerima apa yang terjadi padanya dan keluarganya. Seperti kata pepatah di atas "Jika kehidupan memberi cobaan, maka gunakan sebagai motivasi untuk mengubah nasib." Dengan segala potensi yang dimilikinya, Ei Ei berniat mengubah hidup, lanjut bersekolah, mengenyam pendidikan sembari belajar keterampilan lain yang dapat membantunya semakin sukses di masa depan.
Ei Ei memang tidak punya profil media sosial maupun nomor telepon, tetapi dia tinggal di samping sebuah kuil di tepi jalan nasional (bisa dilihat dari google map dalam tautan ini). Jika kamu berminat dipandu oleh gadis ini, kamu bisa menemukannya di sana. Sukses terus, Ei Ei semoga cita-citamu tercapai.