IMS 2019: Kisah Mari Elka yang Nekat Kuliah S3 Meski Ditentang Ibunya

Kalau gak nekat, nasibnya bisa saja tak seperti sekarang

Hai millennials, akrab kah kamu dengan nama Mari Elka Pangestu? Bagi yang mendalami dunia ekonomi dan dinamika kementerian di Indonesia, nama ini pasti tak asing lagi. Ya, perempuan ini adalah ekonom dan pernah menjadi menteri di era Susilo Bambang Yudhoyono.

Tak dinyana, sosok sesukses ini pernah ditentang oleh orangtuanya sendiri untuk mewujudkan cita-citanya. Kira-kira, kenapa ya? Lalu, bagaimana perjuangan dan prestasinya kemudian? Yuk, kita simak kisah Mari Elka yang nekat kuliah S3 meski sempat ditentang ibunya.

1. Sebelum ambil S3 di luar negeri, niatnya sempat ditentang oleh sang ibu. Alasannya adalah takut Elka tidak menikah lantaran terlalu cerdas

IMS 2019: Kisah Mari Elka yang Nekat Kuliah S3 Meski Ditentang Ibunyadok. IDN Times

Sebelum dikenal sebagai Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Mari sudah lebih dahulu tenar sebagai peneliti ekonomi. Barangkali, namanya tidak pernah dikenal sebagai peneliti ekonomi dan lalu menteri jika ia tidak nekat mengambil studi yang lebih tinggi di luar negeri.

"Ketika saya mau ambil S3, ibu saya gak setuju. Ibu saya bilang, nanti kalau kamu kepinteran, gak ada yang mau kawin sama kamu," kenangnya dalam sesi "Againts the Odds: Charting Your Path as a Women" yang digelar pukul 15.00-16.00 WIB, 19 Januari lalu.

2. Untung, sang ayah memberi izin. Elka kuliah di University Of California, Davis & lulus sebagai perempuan pertama bergelar S3 di bidang ekonomi

IMS 2019: Kisah Mari Elka yang Nekat Kuliah S3 Meski Ditentang Ibunyadok. IDN Times

Meski ditentang ibu karena perkara jodoh, Mari tidak menyerah. Kecintaannya pada dunia ekonomi sangatlah tinggi. Beruntung, sang ayah yang juga ekonom terkenal Indonesia, J. Panglaykim memberi restu pada wanita yang dilahirkan di Jakarta, 23 Oktober 1956 ini.

"Untungnya, ayah saya mendukung 100 persen," kisahnya dengan sumringah. Ia pun menimba ilmu di University Of California - Davis. Berdasarkan data DIKTI, wanita ini berhasil meraih ijazah Ph.D pada tahun 1986. "Saya pulang ke Indonesia sebagai perempuan pertama yang punya gelar S3 di ekonomi tanpa direncana," ucapnya bangga.

Pasca studinya berakhir, ia aktif dalam berbagai forum perdagangan seperti PECC dan menjadi ekonom seperti ayahnya. Ia pun mengajar di kampus. Keahliannya pun semakin terdengar dan membuatnya diangkat menjadi Menteri Perdagangan pada Oktober 2004 dan pada 2011 menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

dm-player

Baca Juga: IMS 2019: Bupati Sigi Apresiasi Crowdfunding Bantu Daerah Likuifaksi

3. Kini, namanya tenar sebagai ekonom & mantan menteri. Ia memberi pesan pada millennial perempuan agar ikuti hati dan passion

IMS 2019: Kisah Mari Elka yang Nekat Kuliah S3 Meski Ditentang Ibunyadok. IDN Times

"Saya tak punya cita-cita jadi menteri. Sebagai perempuan dan kaum minoritas, walau gak suka disebut minoritas, saya dari segi agama dan etnis itu minoritas, tapi saya harus bisa menyesuaikan diri," ungkap Mari memotivasi peserta diskusi panel yang ada di panggung Garuda tersebut. Hal ini ia anggap penting, apalagi ketika dikaitkan dengan tantangan.

"Para millennnial perempuan, ikuti hatimu. Passion, itu sangat penting. Di situlah anda punya kunci sukses," sarannya. Di samping mengikuti kata hati dan passion, belajar untuk mendengarkan, berkomunikasi, dan punya jaringan sebanyak mungkin adalah kunci sukses lainnya yang ia sebarkan di akhir sesi.

IDN Times menggelar Indonesia Millennial Summit 2019. Acara dengan tema "Shaping Indonesia's Future" ini dilangsungkan pada 19 Januari 2019 di Grand Ballroom Hotel Kempinski Jakarta.

IMS 2019 menghadirkan lebih dari 50 pembicara kompeten di berbagai bidang, dari politik, ekonomi, bisnis, olahraga, budaya, lintas agama, sosial, lingkungan sampai kepemimpinan millennial.

Ajang millennial terbesar di Tanah Air ini dihadiri oleh 1.500-an pemimpin millennial. Dalam IMS 2019, IDN Times juga meluncurkan Indonesia Millennial Report 2019. Survei ini dikerjakan oleh IDN Research Institute bekerjasama dengan Alvara Research Center.

Melalui survei yang melibatkan 1400-an responden di 12 kota ini, IDN Times menggali aspirasi dan DNA millennial Indonesia. Survei ini sendiri dilakukan pada periode 20 Agustus-6 September 2018 dengan margin of error 2,62 persen.

Simak hasilnya di IMS 2019, dan ikuti perkembangannya di situs kami, IDN Times.

Baca Juga: IMS 2019: Fransiska Dimitri Sebut Emosi Sebagai Privilege buat Wanita

Topik:

  • Febriyanti Revitasari
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya