5 Alasan Umum Kenapa Kamu Di-Ghosting, Bisa Jadi Kamu Membosankan!

Gak sedikit orang yang bertemu pasangannya lewat jalur online. Awal mula berkenalan di media sosial sampai akhirnya menemukan kecocokan, ‘kopdar’, hingga kemudian jadian.

Sayangnya, gak semua orang bisa jujur di media sosial. Ada pula akibat merasa rendah diri dengan penampilan fisik, dipasanglah foto profil orang lain.

Menjadi masalah ketika kemudian bertemu dan ternyata tampilannya berbeda. Tadinya suka malah jadi hilang minat, dan akhirnya hilang begitu saja tanpa kabar berita.

Alasan selanjutnya yang bisa membuat seseorang melakukan ghosting, yakni kamu dianggap membosankan. Ini bisa terjadi setelah kencan pertama kali yang ternyata hasilnya gak sesuai ekspektasinya, atau bisa pula menimpa pasangan yang sudah menjalin hubungan lama.

Merasa bersalah atau gak enak untuk berterus terang minta putus, akhirnya ia memilih mendiamkan kamu tanpa ada kejelasan. Memang menyebalkan, tapi nyatanya ada saja orang yang bertindak demikian.

Poin ini umum terjadi pada gebetan yang awalnya semangat melakukan pendekatan, tapi tiba-tiba melipir pelan-pelan tanpa kabar. Mungkin saja di awal-awal ia sangat tertarik denganmu, bisa jadi karena penampilan fisikmu.

Setelah beberapa kali berinteraksi boleh jadi merasa gak cocok atau ada sikap-sikapmu yang bikin dia kecewa. Alih-alih membicarakannya, yang dipilih malah menghilang begitu saja.

Pasangan bisa juga melakukan ghosting akibat sudah ada sosok lain yang mengisi hatinya. Merasa kalau putus bakal ribet, misalnya khawatir nanti akan ada banyak drama, maka dipilihlah cara diam-diam dengan menghilang tanpa memberi kabar apa-apa.

Pasangan seperti ini gak perlu diperjuangkan, karena sudah jelas minim komitmen dan loyalitas. Kamu berhak, lho, mendapatkan sosok lain yang paling tidak punya nyali dan memiliki keberanian untuk berterus terang.

Kehidupan manusia memang dinamis. Bisa jadi saat ini dia merasa kalau hubungan asmaranya jadi prioritas, tapi di lain waktu berpikir ingin mengubah jalan hidup untuk mengejar impiannya.

Alasan ini pula yang kadang membuat seseorang jadi memilih ghosting. Berpikir jauh lebih simpel jika memutuskan hubungan sepihak dan tanpa penjelasan dibanding harus bertemu dan bisa jadi proses perpisahan akan jadi lebih complicated.

Menjadi korban ghosting memang sakit, dan sangatlah manusiawi bila kamu merasa marah atau kecewa. Akan tetapi, sedihnya jangan lama-lama, ya.

Bila melihat dari sudut pandang berbeda, kejadian ghosting boleh dibilang blessing in disguise, terutama jika terjadi sebelum menikah. Setidaknya tabiat buruknya bisa ketahuan sekarang sebelum kalian berumah tangga nanti. Menjadi berkah tersendiri, kan?