5 Cara Kencan Remaja Zaman Old yang Bisa Ditiru Pasangan Millennial

Kebanyakan orangtua zaman dulu agak susah memberikan izin anak gadisnya untuk keluar malam. Apalagi hanya berdua saja dengan seorang pemuda. Alhasil, cara paling ampuh buat menghabiskan malam minggu bareng yang tersayang adalah apel ke rumahnya.

Biasanya si cowok akan datang dengan membawa buah tangan. Entah itu martabak atau mie goreng yang dibeli di perjalanan menuju rumah sang pacar. Oleh-oleh itu akan diberikan pada orangtua si cewek sebagai wujud kesopanan, sekaligus juga bisa sebagai sogokan agar diizinkan berlama-lama main ke rumahnya.

Berhubung gak boleh keluar terlalu malam dan daripada waktu habis di jalan, gak jarang pasangan muda-mudi ini memilih memanfaatkan waktu berduaan di teras rumah.

Selain ngobrol dan adu rayuan gombal, melihat langit bertaburan bintang juga bisa bikin suasana malam mingguan mereka kian romantis walau hanya di rumah saja.

Di zaman dulu, yang namanya cafe belum sebanyak sekarang. Di samping itu, uang jajan yang diberikan orangtua juga jumlahnya masih terbatas.

Ketimbang memaksakan diri untuk mengajak pacar makan di restoran mewah, menikmati gurihnya nasi goreng pinggir jalan bisa jadi pilihan yang tepat. Biasanya sih, karena porsi nasi goreng ala kaki lima lumayan banyak, maka mendingan mereka pesan satu piring saja buat berdua. Kesannya memang jadi terlalu ngirit dan pelit, ya. Tapi sensasinya bisa membawa keromantisan yang gak biasa, lho.

Apalagi diiringi sama lantunan gitar pengamen jalanan yang sengaja membawakan lagu-lagu romantis untuk menghibur para pasangan muda yang tengah dimabuk asmara.

Kalau sekarang sih, mau nonton film ya pergi ke bioskop dong.

Namun beda cerita dengan remaja zaman old. Karena belum banyak tersedia gedung bisokop, maka acara layar tancap jadi satu momen yang ditunggu.

Biasanya, layar tancap digelar di lapangan desa dan memutar film-film yang sudah lengser dari bioskop komersil. Macamnya pun ada beragam, mulai dari film buatan dalam negeri hingga film-film dari Bollywood hingga Hollywood. Karena sama sekali gak dipungut biaya alias gratis, maka banyak pasangan muda-mudi yang menghabiskan kencan mereka sembari menonton layar tancap.

Uniknya lagi, karena digelar di tanah lapang dan area terbuka, maka gak sedikit pedagang yang memanfaatkan situasi untuk menawarkan dagangannya. Sebut saja penjual wedang ronde, kacang rebus bahkan bakso dorong. Kelihatannya asyik juga ya kalau nonton di bioskop mana bisa sambil makan bakso, hehe.

Kamu pasti sudah pernah dengar dong kalau di zaman dulu sekitar era 80an belum banyak kendaran bermotor yang wara-wiri di jalan. Pemukiman warga juga belum sepadat sekarang, masih banyak ditemukan persawahan yang hijau nan subur.

Ketika menjelang sore, gak jarang beberapa pemuda sengaja mengajak kekasihnya untuk menikmati senja sambil bersepeda. Biasanya sih mereka akan berboncengan dan dengan malu-malu si cewek akan melingkarkan tangannya ke pinggang kekasihnya.

Coba bayangin deh, romantis banget gak sih.

Selain layar tancap, hiburan merakyat lainnya yang selalu ditunggu-tunggu adalah pasar malam. Kemeriahan pasar malam yang dipenuhi lampu-lampu terang, aneka permainan, jajanan enak sekaligus murah meriah dan dagangan lain yang beraneka ragam membuat siapapun tertarik untuk bertandang ke sana. Tak terkecuali para remaja zaman old yang ingin menikamati kemeriahannya bareng pasangan.

Bergandengan tangan berdua sambil sesekali berhenti untuk melihat-lihat atau membeli boneka dan aksesoris menjadi pilihan kencan yang istimewa bagi mereka. Walaupun cuma sederhana yang terpenting adalah kebersamaannya. Setuju?

Gimana nih, kamu tertarik mencoba kelima kencan ala remaja zaman dulu gak? Meskipun terkadang dianggap kuno dan ketinggalan zaman tapi gak ada salahnya lho, ditiru. Dijamin gak kalah asyik dan romantis deh.