Pernah gak sih rasanya punya niatan yang besar untuk move on tapi hanya berhenti pada niat saja. Hal tersebut sebagian besar diakibatkan oleh ketidaksinkronan antara hati yang belum siap dengan niat yang menggebu untuk move on
Kini saatnya kamu mulai eksekusi untuk merealisasikan niatanmu move on. Di bawah ini terdapat 5 cara move on versi para sosiolog, nih. Simak langsung aja, ya!
Sesuai dengan namanya, dimana teori rational choice dalam kajian sosiologi akan mengajarkan individu dalam masyarakat harus mengambil pilihan berdasarkan penghitungan rasionalitas. Lebih lanjutnya, yang perlu ditekankan dalam pilihan rasional yakni adanya penghitungan untung dan rugi dalam segala aspeknya.
Selanjutnya dalam konteks move on, seseorang yang memiliki keinginan untuk melupakan mantan perlu menerapkan teori rational choice. Mengapa demikian? Hal itu karena dengan segala sikap dan tindakan yang didasarkan oleh pilihan rasional akan memberikan keuntungan bagimu. Keuntungan itu mampu menghantarkanmu pada tujuan akhir untuk move on. Jadi, mulai sekarang usahakan untuk menggunakan rasionalitas daripada sekadar mengikuti perasaan semata, ya!
Negosiasi dalam kajian sosiologi merupakan salah satu cara penyelesaian antara dua pihak yang berbeda pandangan, nih. Dimana adanya negosiasi mampu membuat kedua belah pihak yang bermasalah mampu bertemu pada titik tengah sebagai penyelesaiannya.
Yang mana ketika masuk pada konteks move on, kamu perlu bernegosiasi dengan dirimu sendiri. Lakukan negosiasi antara keinginanmu untuk move on dengan hatimu yang masih mengharapkanya kembali. Mungkin saat ini kamu belum mampu untuk seratus persen move on, tapi setidaknya lakukan negosiasi supaya hasil akhirnya bukan seratus persen tak bisa move on.
Preventif dalam kajian sosiologi adalah cara untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial, nih. Dimana hal tersebut dapat ditempuh dengan adanya himbauan, bimbingan, serta pengarahan.
Selanjutnya dalam konteks move on, kamu perlu melakukan pencegahan supaya niatmu tak tergoyahkan, ya. Upaya preventif ini dapat kamu tempuh dengan menghapus semua kenangan dengan si mantan, ya. Mulai dari kenangan foto, video, chatting, hingga barang-barang pemberian dari mantan. Sehingga hal itu dapat meminimalisir supaya kamu tak mengingatnya secara terus-menerus.
Persuasif adalah kajian sosiologi yang mengajak atau pun membujuk masyarakat untuk patuh terhadap nilai dan norma yang berlaku. Dimana dalam konteks move on, kamu juga perlu mengajak atau pun membujuk dirimu dengan merayu hatimu supaya lekas move on, ya. Namanya juga membujuk maka harus dengan cara yang menarik supaya berhasil.
Oleh karenanya, supaya lekas move on kamu bisa melakukan berbagai aktivitas baru yang menarik, nih. Sehingga dalam proses move on kamu mampu menjalaninya dengan nyaman karena terbantu dialihkan fokusnya pada aktivitas menarik tersebut.
Koersif dalam kajian sosiologi adalah suatu langkah yang harus ditempuh saat penyimpangan dalam masyarakat telah terjadi. Dimana tujuan dari koersif ini adalah mengendalikan penyimpang agar menyadari kesalahannya serta untuk memperbaikinya.
Nah, dalam konteks move on adanya koersif merupakan langkah terakhir. Oleh karena ini adalah langkah terakhir maka sangat penting untuk dilakukan agar tujuan akhirmu untuk move on dapat tercapai. Upaya koersif yang bisa kamu tempuh yakni mulai membuka hati untuk orang baru yang bersedia singgah pada hatimu.
Tapi perlu diingat bahwa tidak semua orang harus kamu terima, ya. Kamu perlu melakukan filter agar luka lama yang kamu alami tak terjadi kembali. Jadi, pilihlah kekasih idamanmu yang mampu mengobati lukamu saat ini serta mampu selalu berada pada sisimu saat kondisi apa pun.
Move on memang bukanlah hal mudah, tapi juga bisa jadi sangat susah saat kamu tak ada usaha sama sekali. Maka dari itu, jangan pernah menyerah untuk melupakan dia yang sudah sepantasnya untuk dilupakan. Jangan lupa selalu isi ulang semangatmu dan semoga hatimu lekas sembuh, ya!