Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Jenis Ujian yang Umum Dialami Pasangan Menikah, Buat Bekal Mental!

ilustrasi sepasang pengantin (pexels.com/Muhamad Faizal Awal)

Saat melihat pasangan yang romantis di media sosial, tak pelak membuatmu berpikir untuk segera menikah. Rasanya, kok, indah sekali, ya, kehidupan pernikahan itu. Bisa selalu bersama dengan pasangan yang kamu cintai. Betul?

Ya, pernikahan memang indah. Tapi, banyak ujiannya juga. Maka dari itu, selain persiapan finansial, butuh persiapan mental juga. Karena ada beberapa jenis ujian yang umum dialami oleh pasangan menikah, yang bisa saja akan kamu temui juga nantinya.

Ingin tahu, ujian apa aja yang sering menanti pasangan menikah? Simak terus pembahasannya berikut ini, yuk!

1. Kondisi finansial

Ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Ujian pertama yang kerap ditemui oleh pasangan menikah, adalah ujian finansial. Terutama bagi lelaki yang bertanggung jawab menjadi imam keluarga, kamu gak bisa menghabiskan uang seenaknya ketika sudah punya istri dan anak. Wajib beri nafkah ke mereka!

Sebagai wanita, juga gak bisa hanya bertopang dagu mengandalkan penghasilan dari suami semata. Kondisi keuangan keluarga jadi sangat berisiko. Maka dari itu, sekalipun kamu memutuskan menjadi ibu rumah tangga penuh, sebaiknya tetap cari sumber penghasilan, sebagai ban serep bila ada hal tak terduga pada sumber pendapatan utama.

Dengan kondisi keuangan yang aman, peluang cekcok di rumah tangga pun bisa ditekan. Pernikahan kalian jadi damai!

2. Mengasuh dan mendidik anak

ilustrasi bayi (pexels.com/kelvin octa)

Melihat bayi yang “unyu-unyu”, rasanya pengin juga segera punya momongan. Eits, jangan membuat keputusan tergesa-gesa dulu. Bayi memang lucu. Tapi, sebagai orangtua, kamu punya tanggung jawab yang besar terhadap pengasuhan dan pendidikan buah hatimu nanti.

Bayi yang dulunya imut dan menggemaskan, akan jadi sumber stres apabila cara mengasuhnya kurang tepat. Ia akan tumbuh jadi anak yang nakal, terlalu keras kepala, manja, dan banyak permasalahan lain.

Makanya, jangan cuma lihat lucunya doang. Tapi pastikan pula kamu sudah punya bekal atau ilmu memadai bagaimana mengasuhnya dengan baik ketika nanti dikaruniai buah hati. Agar ia tumbuh jadi anak yang bahagia dan gak jadi sumber makan hati.

3. Kekurangan diri dan pasangan

ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro)

Saat pacaran, atau di awal-awal pernikahan, kamu masih dalam euforia cinta, sehingga melihat pasangan seperti gak punya salah. Namun, dengan semakin berjalannya waktu, kalian jadi lebih terbuka, sehingga baru ketahuan, deh, berbagai kekurangan diri masing-masing.

Ini yang umum jadi sumber cekcok, apabila baik kamu dan pasangan gak punya sifat legawa untuk berusaha menerima kekurangan pasangan, ataupun berusaha memperbaiki kekurangan diri. Karena itu, kalau kamu egonya masih tinggi, sulit untuk dibilangin dan keras kepala, jangan nekat nikah dulu. Perbaiki dulu sikapmu supaya bisa menoleransi kekurangan orang lain, dan gak gengsi untuk mengakui kekurangan diri, serta berusaha membenahinya jadi pribadi lebih baik.

4. Ujian keluarga

ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/Nicole Michalou)

Saat pacaran, interaksi dengan orangtua masing-masing, ataupun keluarga yang lain, masih minimal. Berbeda ketika sudah menikah. Keluarga kalian jadi menyatu. Dan ini, yang kerap jadi sumber malapetaka, kalau hubunganmu dengan keluarga pasangan gak baik-baik saja.

Mertua yang terlalu ikut campur urusan keluarga, keluarga besar yang sering bikin rusuh, dan banyak permasalahan lain yang perlu kamu dan pasangan hadapi. Bila kalian gak cukup siap secara mental, permasalahan tersebut akan menyebabkan rumah tangga selalu diliputi ketegangan. Bahkan bukan tak mungkin, kamu dan pasangan jadi sering bertengkar karena pihak ketiga, yakni keluarga sendiri.

5. Waktu luang

Ilustrasi pria main games (pexels.com/Alexander Kovalev)

Sering kali konflik suami istri terjadi, akibat ada pihak yang masih berharap bisa tetap melakukan kebiasaan ketika ia lajang, padahal statusnya sudah berbeda sekarang. Yang mesti kamu garis bawahi, saat sudah menikah, waktumu jangan disamakan ketika masih sendiri atau waktu dulu pacaran.

Setelah berkeluarga, otomatis waktu luangmu akan berkurang. Dulu yang habis pulang kerja langsung main games, harus dikurangi. Ada keluarga yang mesti diperhatikan. Dulu yang pulang kantor seliweran nongkrong cantik di kafe, gak bisa begitu lagi. Ada pasangan yang mesti dipenuhi kebutuhannya. Jadi, kudu pintar membagi waktu antara diri sendiri, keluarga, dan berbagai sektor kehidupan yang lain.

Mudah-mudahan dari uraian tadi bisa segera sadar, ya, kalau menikah itu bukan perkara sepele. Gak hanya kudu siap finansial, tapi juga mental. Karena ada banyak ujian yang menanti. Gimana, kamu sudah siap atau belum, nih, ke pelaminan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
L A L A .
EditorL A L A .
Follow Us