Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kelakuan Gen-Z yang Suka Bikin Heran Para Millenial 

ilustrasi Gen-Z (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi Gen-Z (pexels.com/RDNE Stock project)
Intinya sih...
  • Gen-Z antusias mengikuti tren, termasuk mengekspresikan diri melalui estetika di media sosial
  • Meski millennial anggap kurang efisien, Gen-Z percaya mengikuti tren adalah cara bersosialisasi dan menunjukkan identitas
  • Gen-Z percaya pada zodiak dan mencampur Bahasa Indonesia-Inggris dalam berbicara, serta melakukan self-diagnosed masalah mental
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Generasi Z, atau yang sering disingkat Gen-Z, adalah generasi yang tumbuh di tengah derasnya perkembangan teknologi dan sosial media. Gaya hidup mereka yang unik sering kali bikin generasi millennial mengernyitkan dahi. Hal-hal yang dianggap biasa bagi Gen-Z terkadang terlihat sangat berbeda di mata generasi sebelumnya.

Dari cara berpakaian, berbicara, hingga kebiasaan sehari-hari, Gen-Z punya cara mereka sendiri untuk mengekspresikan diri. Tentu saja, perbedaan ini wajar karena setiap generasi punya latar belakang budaya dan teknologi yang berbeda. Nah, dalam artikel ini, kita bakal membahas lima kelakuan Gen-Z yang sering bikin heran para millennial. Yuk, kita ulas lebih dalam satu per satu hal ini!

1. Terlalu ikut tren

ilustrasi tumbler (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi tumbler (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Salah satu hal yang mencolok dari Gen-Z ada pada antusiasme mereka terhadap tren. Benda-benda seperti tumbler dari brand mahal atau kebiasaan nongkrong di kafe baru yang "instagrammable" menjadi bagian dari gaya hidup mereka. Gen-Z sangat peduli dengan estetika, terutama jika itu bisa dipamerkan di sosial media. Jadi, bukan hal aneh kalau mereka rela mengeluarkan uang lebih demi mendapatkan foto keren di tempat yang sedang viral. Bagi mereka, ini bukan cuma soal mengikuti tren, tapi juga cara menunjukkan identitas diri.

Di sisi lain, millennial sering kali melihat kebiasaan ini sebagai sesuatu yang kurang efisien. Banyak dari mereka yang merasa lebih baik mengalokasikan uang untuk hal-hal yang lebih penting atau punya nilai jangka panjang. Perbedaan ini muncul karena millennial tumbuh di masa ketika efisiensi dan kestabilan finansial menjadi prioritas utama. Namun, bagi Gen-Z, mengikuti tren adalah bagian dari cara mereka bersosialisasi dan menjaga relevansi di media sosial.

2. Percaya zodiak

ilustrasi zodiak (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi zodiak (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kepercayaan pada zodiak di kalangan Gen-Z cukup besar, bahkan sering kali menjadi topik pembicaraan sehari-hari. Mereka dengan mudah mengaitkan kepribadian atau kejadian dalam hidup dengan ramalan bintang. Misalnya, kalau ada yang mudah tersinggung, mereka langsung bilang, "Ya wajar, dia kan Scorpio." Hal ini juga sering digunakan untuk membaca karakter orang lain, bahkan sebelum mengenalnya lebih jauh.

Gak jarang millennial sering kali melihat ini sebagai sesuatu yang terlalu berlebihan. Meski ada juga millennial yang percaya zodiak, mereka biasanya tidak terlalu membawanya ke ranah yang serius. Gen-Z, meski gak semua sering menjadikan zodiak sebagai bagian dari identitas mereka, lho. Ini bisa jadi karena banyak konten di sosial media yang membahas zodiak dengan cara yang menarik dan relatable, sehingga mereka merasa terhubung dengan fenomena ini.

3. Mencampur bahasa Indonesia dan bahasa Inggris

ilustrasi ngobrol (pexels.com/fauxels)
ilustrasi ngobrol (pexels.com/fauxels)

Coba deh perhatikan gaya bicara Gen-Z, pasti kamu sering mendengar mereka mencampur Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dalam satu kalimat. Contohnya, "Aku tuh literally capek banget hari ini, kayak i don't know why." Bagi mereka, ini adalah cara berbicara yang kekinian dan menunjukkan bahwa mereka melek"globalisasi.

Millennial sering kali melihat kebiasaan ini sebagai sesuatu yang aneh, bahkan terkadang dianggap sok bule. Tapi kalau dipikir-pikir, kebiasaan ini wajar saja karena Gen-Z tumbuh di era globalisasi di mana Bahasa Inggris menjadi bagian besar dari kehidupan mereka, baik melalui media, pendidikan, maupun hiburan. Mereka merasa mencampur bahasa adalah cara untuk mengekspresikan diri dengan lebih bebas dan modern.

4. Self-diagnosed

ilustrasi self diagnosed (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi self diagnosed (pexels.com/Liza Summer)

Fenomena self-diagnosed di kalangan Gen-Z juga sering bikin millennial bingung. Banyak Gen-Z yang dengan mudah mengatakan bahwa mereka mengalami anxiety, depresi, atau trauma hanya berdasarkan informasi yang mereka baca di internet. Parahnya, beberapa dari mereka bahkan merasa cukup dengan label tersebut tanpa mencari bantuan profesional.

Bagi millennial, perilaku ini terlihat berisiko karena bisa menimbulkan kesalahpahaman tentang kesehatan mental. Namun, dari sudut pandang Gen-Z, ini adalah cara mereka untuk memahami diri sendiri dan mencari dukungan dari lingkungan sekitar. Masalahnya, informasi yang mereka dapatkan sering kali tidak lengkap atau kurang valid, sehingga diagnosisnya pun jadi tidak akurat.

5. Merasa paling dimusuhi generasi lainnya

ilustrasi gen-z dan millenial (pexels.com/Sora Shimazaki)
ilustrasi gen-z dan millenial (pexels.com/Sora Shimazaki)

Satu lagi kelakuan Gen-Z yang bikin millennial heran adalah perasaan mereka yang sering merasa dimusuhi oleh generasi lainnya. Mereka merasa bahwa generasi sebelumnya tidak memahami tantangan yang mereka hadapi, seperti tekanan sosial media, krisis iklim, hingga masalah kesehatan mental yang semakin kompleks. Perasaan ini muncul dari seringnya mereka menghadapi kritik di media sosial atau bahkan di dunia nyata.

Bagi millennial, hal ini terkadang terlihat berlebihan karena setiap generasi pasti punya tantangan masing-masing. Namun, kalau dipahami lebih dalam, perasaan ini muncul karena Gen-Z memang tumbuh di era yang penuh tekanan dari berbagai sisi. Mereka merasa perlu diakui dan didukung dalam menghadapi situasi yang tidak pernah dialami generasi sebelumnya.

Setiap generasi memang punya keunikannya masing-masing, termasuk Gen-Z dengan berbagai kelakuan yang kadang bikin para millennial geleng-geleng kepala. Meski sering kali terlihat aneh di mata generasi sebelumnya, sebenarnya hal ini adalah bagian dari proses mereka untuk memahami dunia dan menemukan identitas mereka. Jadi, daripada hanya mengkritik, mungkin kita bisa mencoba memahami perspektif mereka. Bagaimanapun juga, setiap generasi membawa warna yang berbeda dalam kehidupan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Annisa Nur Fitriani
EditorAnnisa Nur Fitriani
Follow Us