Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pertengkaran (pexels.com/RDNE Stock project)

Intinya sih...

  • Mengomeli pasangan di depan banyak orang dapat membuatnya merasa malu, trauma, dan tidak nyaman.

  • Pasangan yang sering diomeli di tempat umum akan merasa diperlakukan dengan tidak adil dan sakit hati.

  • Sikap mengomeli pasangan di depan banyak orang juga dapat menimbulkan rasa sedih dan iri pada pasangan serta membuatnya marah dan tidak terima.

Berapa kali sehari kamu mengomeli pasangan? Semoga sih, ini jarang terjadi. Kalaupun terkadang dirimu gak tahan buat ngomel padanya, jangan sampai dilakukan di depan banyak orang. Misalnya, ketika kalian berada di tempat umum seperti rumah makan.

Drama dalam hubungan begini gak cuma bikin orang-orang di sekitar kalian tidak nyaman. Setiap katamu yang pedas dan bernada tinggi juga menancap dalam-dalam di hati pasangan. Apa pun kesalahannya masih bisa dibicarakan nanti ketika kaliah sudah berdua saja.

Kesalahan besar pun tetap harus disikapi dengan kesabaran. Apalagi cuma persoalan-persoalan sepele yang hendaknya jangan dibesar-besarkan. Mudah saja untukmu mengomeli pasangan. Sementara kamu marah-marah, lima perasaan ini bercampur aduk dalam hatinya.

1. Malu

ilustrasi sedih (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Tidak tepat apabila kamu berpikir pasangan bakal lebih malu seandainya orang asing yang memarahinya. Kena marah siapa pun memang bisa bikin malu. Apalagi kejadiannya di hadapan banyak orang. Namun, kalau orang yang memarahinya pasangan sendiri rasa malu bakal berlipat.

Semua orang di sekitar kalian menjadi tahu betapa lemahnya dia di hadapanmu. Dirimu seperti sedang unjuk kekuatan atas dirinya. Di depan banyak orang saja kamu bisa semena-mena ke pasangan, lebih-lebih saat di rumah.

Walaupun dirimu sama sekali tidak merasa ada yang salah dari omelanmu, rasa malu pasangan nyaris tak tertanggungkan. Peristiwanya sudah lama berlalu pun, ia tetap merasa trauma saking malunya. Ia mungkin gak mau lagi mendatangi tempat yang sama karena khawatir orang-orang di sana seperti pelayan toko atau kafe masih mengenalinya dan mengingat kejadian itu.

2. Sakit hati

ilustrasi pertengkaran (pexels.com/RDNE Stock project)

Jika kamu tega mengomel pada pasangan di tempat umum, pasti ini telah kerap terjadi di rumah. Pasangan seperti selalu salah di matamu. Kamu sendiri kurang melihat ke dalam diri. Padahal, dirimu juga tak mungkin suci dari kesalahan.

Bedanya, ketika kamu melakukan kesalahan pasangan tidak berbuat sekejam itu untuk menghukummu. Ia malah selalu menjaga diri supaya cara untuk menegurmu tetap halus. Dia gak mau kamu justru salah paham dengan maksud baiknya memperingatkan.

Sementara itu, kamu seperti sulit berhenti bila sudah mengomelinya. Tambah banyak orang di sekitar kalian, tambah semangat pula dirimu memarahinya. Pasangan merasa diperlakukan dengan tidak adil olehmu.

3. Sedih

ilustrasi sedih (pexels.com/MART PRODUCTION)

Pasanganmu memang tidak menangis di tempat saat kamu mengomelinya di depan banyak orang. Dia bahkan bisa terlihat cuek saja saking sudah terbiasa diperlakukan begitu olehmu. Akan tetapi, dalam hatinya tetap ada rasa sedih yang mendalam.

Sikapmu sekarang tidak sama dengan dulu. Sekalipun ini bukan kali pertama dirimu mengomelinya, pasti di awal hubungan sikapmu padanya manis sekali. Khususnya ketika kamu masih memperjuangkan cintanya.

Boro-boro dirimu berani mengomelinya. Setiap kata saja dipilih sesopan mungkin supaya ia merasa nyaman di dekatmu. Namun, sekarang kedekatan kalian justru menjadi sumber ketidaknyamanannya. Pasangan berpikir bahwa perubahan sikap ini juga cerminan dari penurunan rasa cintamu padanya.

4. Iri pada orang yang diperlakukan pasangan dengan baik

ilustrasi pertengkaran (pexels.com/Keira Burton)

Di tengah berbagai perasaan negatif pasangan, terselip juga rasa iri pada orang lain. Ini bukan tanpa alasan. Dia melihat banyak orang di luar sana yang dimuliakan oleh pasangan masing-masing. Pasanganmu memang tak tahu pasti situasi asli rumah tangga mereka.

Namun, setidaknya mereka tidak diomeli oleh pasangannya di tempat-tempat umum. Bagi orang yang belum pernah di posisi pasanganmu termasuk kamu sendiri, menjaga ucapan seperti itu barangkali gak penting. Lebih penting bersikap to the point sekalipun terdengar memarahi.

Akan tetapi, bersikap lemah lembut pada pasangan adalah kunci keharmonisan. Kebiasaanmu mengomelinya di mana saja dapat membuatnya terus membandingkan hubungan kalian dengan hubungan orang lain. Rasa tidak puasnya atas hubungan kalian menjadi sangat besar.

5. Marah dan tidak terima

ilustrasi memarahi pasangan (pexels.com/Alex Green)

Bukan cuma kamu yang bisa marah. Sekalipun kekesalanmu dipicu oleh kesalahan pasangan, omelanmu yang tak kenal tempat juga dapat membuatnya murka. Seandainya dirimu menegurnya dengan lebih santun, ia bakal menyesali kekeliruannya.

Namun, egonya tertantang akibat omelanmu yang mempermalukan dirinya di depan umum. Jangan syok kalau tiba-tiba ia malah membentakmu lebih keras. Meski ucapannya gak sepanjang omelanmu, nadanya yang tinggi dan tiba-tiba bisa menciutkan nyalimu.

Dia tahu dirinya bersalah. Ia gak akan mengelak dari kesalahan tersebut serta pertanggungjawabannya. Namun, bukan berarti kamu boleh memarahinya sampai seperti itu. Status kalian sebagai pasangan tidak serta-merta membuatmu bebas melakukan apa saja padanya.

Sebal dengan pasangan tidak berarti kamu perlu mengomelinya panjang lebar apalagi di depan banyak orang. Hindari perasaan paling benar sampai dirimu kehilangan empati padanya. Kamu mungkin merasa lega sudah mengeluarkan unek-unekmu, tapi bikin pasangan amat tertekan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorInaf Mei