Sederhananya, jika seseorang tidak bangga dengan pasangannya tentu ia tak akan memamerkan kemesraan mereka. Akan tetapi, tak pernah memamerkan keromantisan bukan berarti orang pasti malu atau tidak mencintai pasangannya. Hati-hati dalam melihat perbedaan keduanya.
Ketika rasa bangga seseorang terhadap pasangan begitu besar, keinginan buat menunjukkan kedekatan mereka pun makin kuat. Ia bakal merasa tambah senang saat orang lain iri dengan hubungan mereka dan memuji-muji.
Kalau diibaratkan dengan benda, benda yang bagus, mahal, bermerek, dan sangat disukai pasti akan ditonjolkan dalam penampilan. Namun, rasa bangga sebesar ini juga tidak selamanya. Dengan berjalannya waktu, barang yang sama bisa tampak biasa saja.
Kita sudah melihat bermacam-macam benda yang lebih baru dan bagus. Ini tidak bermakna kita tak mensyukuri barang yang dimiliki, cuma euforianya sudah berakhir. Begitu pula dengan kebanggaan besar terhadap pasangan yang lama-kelamaan tak perlu diungkapkan dengan pamer kemesraan, melainkan cukup bersyukur dalam hati karena memiliki pasangan seperti dirinya.
Pamer kemesraan memang kurang tepat kalau mengarah pada perbuatan yang tidak senonoh. Hal-hal demikian seharusnya berada dalam ranah privat. Orang lain tak mungkin dipaksa agar cuek bila satu pasangan saja berusaha terus menyedot perhatian dengan aksi-aksi yang mempertontonkan keintiman mereka.