Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi persahabatan (pexels.com/Arrowhead Coffee)
ilustrasi persahabatan (pexels.com/Arrowhead Coffee)

Jika seseorang tak mampu memberimu kenyamanan lebih, dia tidak akan menjadi sahabatmu. Paling cuma teman biasa yang gak terlalu dekat. Namun, apakah rasa nyaman yang terlalu kuat ketika kamu bersamanya selalu baik? Ternyata tidak.

Terjebak dalam zona nyaman persahabatan pun sesuatu yang merugikan, lho. Kamu perlu segera membebaskan diri dari zona nyaman persahabatan bila satu demi satu tanda di bawah ini bermunculan.

1. Cemas dan kehilangan kepercayaan diri setiap harus berpisah darinya

ilustrasi persahabatan (pexels.com/George Pak)

Saking cemasnya, kamu berusaha untuk sebisa mungkin selalu bersamanya. Kamu memilih menolak menghadiri kegiatan apabila sahabatmu juga tidak datang. Kamu merasa gak percaya diri jika berjalan tanpanya.

Sebaliknya, kamu dapat overconfident jika bersamanya. Tanpa terasa, kegiatanmu menjadi amat terbatas. Kamu cenderung hanya mengikuti acara-acaranya ketimbang harus berkegiatan sendiri atau bersama teman yang lain.

2. Cuma ada support, tanpa kritik dan saran

ilustrasi persahabatan (pexels.com/Jeff Vinluan)

Support antarsahabat memang penting. Namun, kritik dan saran juga diperlukan sebagai pengingat bahwa tidak semua sikapmu dapat dibenarkan. Kalau cuma support, dirimu malah dapat makin berbuat salah dan tak bisa memperbaiki diri.

Bicarakanlah dengan sahabatmu tentang apa yang ingin kamu dengar darinya. Minta dia untuk bersamamu membangun kebiasaan baru, yaitu tidak sungkan mengkritik atau memberi saran.

3. Bisa dibilang, temanmu cuma dia

ilustrasi persahabatan (pexels.com/Gustavo Fring)

Saat ini kamu merasa baik-baik saja sebab dia nyaris selalu ada di sisimu. Akan tetapi, bagaimana bila suatu saat nanti kalian benar-benar harus berpisah? Niscaya kamu bakal kesulitan menjalin pertemanan baru.

Bahkan sekalipun dia masih ada untukmu, lingkar pertemanan yang kelewat sempit bikin hidupmu sukar berkembang. Kamu perlu membangun jejaring di mana pun dirimu berada.

4. Kamu sudah terlalu banyak menceritakan kehidupanmu padanya

ilustrasi persahabatan (pexels.com/Dương Nhân)

Mencurahkan isi hati dan beragam persoalanmu pada sahabat memang akan terasa melegakan. Namun, pernahkah kamu memikirkan risikonya? Hal-hal yang semestinya kamu rahasiakan boleh jadi tak selamanya aman di tangannya.

Belum lagi apabila kamu kerap menceritakan materi yang dimiliki. Ceritamu dapat membangkitkan rasa iri dalam dirinya. Kamu tidak boleh terlalu naif dengan meyakini persahabatan kalian akan bebas dari konflik. 

Jika sahabatmu tahu semua tentangmu, kamu berada dalam bahaya besar ketika konflik terjadi. Orang yang paling mampu melukaimu hanyalah dia yang pernah menjadi kepercayaanmu.

5. Kamu menganggap kalian sebagai dua pribadi yang sama

ilustrasi persahabatan (pexels.com/KoolShooters)

Kamu adalah dia dan ia sama denganmu. Kira-kira beginilah keyakinan yang kamu pegang. Bahaya dari pandangan seperti ini yaitu menghalangi kemunculan dirimu yang asli.

Bakatmu misalnya, tidak akan keluar dan terasah sebab kamu rela saja menyamakan bakatmu dengan bakatnya. Perasaanmu pun terlalu kuat terikat padanya sehingga kamu kerap terjebak dalam solidaritas buta dengan selalu memihaknya apa pun yang terjadi.

Punya sahabat tentu penting. Sahabat turut dalam support system yang memengaruhi keberhasilan dalam kehidupanmu. Namun, terlalu nyaman dalam persahabatan malah mengubahnya menjadi hambatan bagi perkembangan diri.

Jelas, kamu tak perlu memutuskan persahabatan dengannya. Akan tetapi, kurangilah rasa ketergantunganmu padanya sembari meluaskan pertemananmu dengan orang lain lalu rasakan manfaatnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team