6 Cara Meyakinkan Orangtua untuk Menikah di KUA, Sah dan Hemat

Banyak anak muda sebenarnya ingin menikah di Kantor Urusan Agama (KUA) dan mengadakan syukuran sederhana. Permasalahannya, terkadang orangtua tidak setuju dengan ide ini dan menginginkan pesta pernikahan yang meriah untuk anaknya. Alasannya bisa bermacam-macam, mulai dari gengsi, ekspektasi yang sudah dimiliki sebelumnya, dan sebagainya.
Meyakinkan orangtua untuk menikah di KUA bisa menjadi tantangan, terutama jika mereka memiliki harapan atau tradisi yang berbeda. Namun, dengan pendekatan yang baik, kamu bisa mengomunikasikan pilihanmu dengan cara yang dapat diterima oleh mereka. Berikut beberapa langkah yang bisa kamu ikuti.
1. Pahami perspektif orangtua

Kamu harus memahami mengapa orangtua ragu dengan keputusanmu untuk menikah di KUA. Beberapa orangtua memiliki pandangan tradisional atau ingin menyelenggarakan pesta pernikahan yang besar. Mungkin juga terdapat kekhawatiran tentang pandangan masyarakat atau keluarga besar.Penting untuk memahami alasan di balik penolakan mereka sebelum kamu mencoba meyakinkan mereka. Dengan begitu, kamu bisa menyusun argumen yang lebih tepat sasaran.
2. Jelaskan alasanmu dengan jelas

Setelah memahami pandangan orangtua, sampaikan alasanmu memilih menikah di KUA dengan jelas dan logis. Jelaskan bahwa menikah di KUA sah secara hukum dan agama, tanpa mengurangi esensi pernikahan itu sendiri. Jika alasanmu adalah karena ingin pernikahan yang sederhana, hemat, dan tetap sakral, sampaikan dengan tenang.
Berikan penjelasan bahwa akad nikah di KUA tidak hanya sah secara hukum, tetapi juga mengurangi beban finansial. Dengan tidak adanya biaya besar untuk acara pesta, dana tersebut bisa dialokasikan untuk masa depan pernikahan yang lebih baik, seperti membeli rumah atau mempersiapkan kebutuhan keluarga baru. Jika alasannya adalah khawatir akan omongan orang-orang sekitar, sampaikan juga bahwa tiap orang bebas beropini dan kita tidak bisa mengendalikannya.
3. Tawarkan solusi kompromi

Orangtua mungkin menginginkan pernikahan yang meriah agar bisa berbagi kebahagian dengan keluarga besar dan kerabat. Cobalah untuk mencari solusi kompromi. Misalnya, kamu bisa mengusulkan akad nikah di KUA yang diikuti dengan acara sederhana di rumah bersama keluarga dekat. Atau, mempersilakan orangtua mengadakan resepsi besar setelah akad atau beberapa waktu setelahnya.
4. Gunakan pendekatan emosional

Terkadang, pendekatan emosional bisa sangat efektif. Sampaikan kepada orangtua bahwa inti dari pernikahan adalah komitmen kalian berdua, bukan kemewahan atau besarnya acara. Jelaskan bahwa yang terpenting adalah kebahagiaan kalian sebagai pasangan, bukan bagaimana pernikahan itu dirayakan.
5. Berikan waktu bagi orangtua

Meyakinkan orangtua mungkin membutuhkan waktu. Mereka mungkin perlu berpikir, berdiskusi dengan keluarga, atau sekadar menerima perubahan dari harapan awal mereka. Beri mereka waktu untuk mencerna apa yang telah kamu sampaikan.
Jangan memaksa mereka untuk langsung menyetujui keputusanmu. Bersabarlah dan tunjukkan bahwa kamu tetap menghargai pendapat mereka. Dengan memberi ruang, orangtua cenderung merasa lebih dihargai, yang bisa membuat mereka lebih terbuka terhadap keputusanmu.
6. Perlihatkan contoh nyata

Jika kamu punya teman atau keluarga yang menikah di KUA dan bahagia, gunakan mereka sebagai contoh untuk meyakinkan orangtua. Jelaskan bahwa kesuksesan pernikahan tidak bergantung pada kemewahan acara. Yang terpenting adalah komitmen dan kerja sama dalam menjalani rumah tangga.
Meyakinkan orangtua untuk menikah di KUA terkadang membutuhkan kesabaran dan pendekatan yang bijaksana. Apalagi jika sedari awal mereka sudah memiliki ekspektasi sendiri. Dengan mendengarkan pandangan mereka, menyampaikan alasanmu dengan jelas, dan menawarkan kompromi, kamu bisa membangun dialog yang produktif. Yang terpenting, tetaplah menghargai pendapat mereka dan tunjukkan bahwa keputusanmu adalah demi kebaikan bersama.