Hubungan romantis idealnya dibangun di atas dasar kepercayaan, komunikasi yang sehat, serta rasa saling menghargai. Namun, tidak semua pasangan memiliki pola komunikasi yang mendukung pertumbuhan emosional maupun kenyamanan bersama. Salah satu tipe yang semakin sering muncul dalam era digital adalah textrovert, yaitu orang yang lebih suka berkomunikasi melalui pesan teks ketimbang interaksi langsung.
Sekilas, hal ini mungkin terlihat wajar, apalagi di tengah perkembangan teknologi yang membuat percakapan virtual terasa lebih praktis. Akan tetapi, jika kecenderungan tersebut berlebihan dan disertai perilaku toxic, hubungan justru dapat menjadi tidak sehat. Fenomena textrovert toxic tidak hanya sekadar kebiasaan menulis pesan panjang atau intens mengirim chat, melainkan juga perilaku manipulatif yang ditampilkan melalui teks.
Khusus kamu yang sedang berada dalam situasi tersebut, yuk simak ketujuh alasan kamu harus menyudahi hubungan dengan seorang textrovert berikut ini. Simak sampai akhir, ya!