Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Cara Mengendalikan Perasaan pada Teman yang Sudah Punya Pasangan

ilustrasi punya perasaan pada pasangan yang sudah berpasangan (pexels.com/samson katt)
ilustrasi punya perasaan pada pasangan yang sudah berpasangan (pexels.com/samson katt)
Intinya sih...
  • Akui perasaanmu tanpa menyalahkan diri sendiri.
  • Jangan merusak hubungan yang sudah ada.
  • Jaga jarak dengan bijak, bukan menghilang sepenuhnya.

Perasaan memang sering kali tak bisa ditebak, apalagi kalau kamu mulai menyukai teman sendiri yang ternyata sudah punya pasangan. Situasi seperti ini bisa memunculkan dilema antara menjaga persahabatan atau mengikuti kata hati. Daripada terburu-buru mengambil keputusan, ada baiknya kamu mempertimbangkan langkah bijak yang bisa menjaga perasaan semua pihak.

Beberapa cara sehat dan elegan berikut bisa membantumu menghadapi rasa suka pada teman yang sudah taken. Gak harus dramatis, kamu tetap bisa menghormati hubungan mereka tanpa mengabaikan perasaanmu sendiri. Yuk, simak langkah-langkahnya!

1. Akui perasaanmu tanpa menyalahkan diri sendiri

ilustrasi mengakui perasaan (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi mengakui perasaan (pexels.com/cottonbro studio)

Perasaan suka bisa datang pada siapa saja, bahkan pada orang yang sudah punya pasangan. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah jujur pada diri sendiri tanpa merasa bersalah. Ini bukan tentang menjadi “orang jahat”, tapi tentang memahami emosi yang muncul.

Dengan mengakui perasaanmu, kamu memberi ruang untuk berpikir lebih jernih. Ini akan membantumu memutuskan langkah selanjutnya secara lebih sadar. Jangan buru-buru menilai dirimu negatif hanya karena hatimu bicara jujur.

2. Jangan merusak hubungan yang sudah ada

ilustrasi menjaga hubungan yang sudah ada (pexels.com/ivan samkov)
ilustrasi menjaga hubungan yang sudah ada (pexels.com/ivan samkov)

Meski perasaanmu tulus, jangan sampai kehadiranmu justru menjadi ancaman bagi hubungan orang lain. Mengganggu hubungan yang sudah terjalin bukan hanya menyakitkan, tapi juga menunjukkan kurangnya empati. Ingat, kalau kamu ada di posisi pasangannya, pasti kamu juga ingin dihargai.

Menahan diri mungkin terasa menyiksa, tapi ini bentuk kedewasaan emosional. Kamu menunjukkan bahwa rasa sayang tidak selalu harus dimiliki. Kadang, mencintai juga berarti membiarkan seseorang bahagia bersama pilihannya.

3. Jaga jarak dengan bijak, bukan menghilang sepenuhnya

ilustrasi menjaga jarak (pexels.com/william fortunato)
ilustrasi menjaga jarak (pexels.com/william fortunato)

Menjaga jarak bukan berarti harus menghilang total dari hidupnya. Namun, penting untuk memberi ruang agar perasaanmu bisa mereda secara perlahan. Ini bukan soal cuek, tapi soal perlindungan diri sendiri.

Komunikasi bisa tetap berjalan, tapi batasi intensitas dan kedekatannya. Hindari kontak fisik atau obrolan yang terlalu pribadi. Dengan begitu, kamu tetap menghormati batas dan menjaga hubungan tetap sehat.

4. Alihkan fokus pada hal positif lain dalam hidupmu

ilustrasi mengalihkan fokus (pexels.com/andrea piacquadio)
ilustrasi mengalihkan fokus (pexels.com/andrea piacquadio)

Perasaan yang menguras emosi perlu diimbangi dengan aktivitas yang membangun energi positif. Mulailah dengan menekuni hobi lama atau mencoba hal-hal baru yang menyenangkan. Ini akan membantumu mengalihkan pikiran dari rasa galau.

Fokus pada perkembangan diri bisa membantumu bangkit lebih cepat. Saat kamu lebih sibuk dengan pencapaian pribadi, perasaan berat itu perlahan mereda. Kamu juga jadi lebih terbuka pada kemungkinan cinta yang lain.

5. Curhat ke orang terpercaya, bukan menyebar drama

ilustrasi curhat ke orang terpercaya (pexels.com/liza summer)
ilustrasi curhat ke orang terpercaya (pexels.com/liza summer)

Jangan simpan semuanya sendiri, apalagi jika itu mulai mengganggu keseharianmu. Bercerita ke teman dekat yang bijak bisa jadi langkah melegakan. Tapi pastikan kamu memilih orang yang bisa dipercaya dan tidak menghakimi.

Hindari membicarakan perasaan ini secara sembarangan, apalagi di media sosial. Itu hanya akan memperkeruh keadaan dan menimbulkan salah paham. Jaga privasi dan kendalikan cara kamu mengekspresikan emosi.

6. Evaluasi apa yang sebenarnya kamu butuhkan

ilustrasi mengevaluasi diri (pexels.com/los muertos crew)
ilustrasi mengevaluasi diri (pexels.com/los muertos crew)

Kadang, rasa suka pada teman yang sudah punya pasangan bisa jadi refleksi dari kebutuhan emosional yang belum terpenuhi. Bisa jadi kamu sedang merasa kesepian, butuh perhatian, atau mencari rasa aman. Coba renungkan, apakah yang kamu cari sebenarnya ada dalam dirinya?

Evaluasi ini bisa membantumu memahami akar perasaanmu. Kamu jadi lebih paham apa yang kamu butuhkan dari sebuah hubungan. Dengan begitu, kamu tidak terjebak dalam rasa yang membingungkan.

7. Ingat konsekuensi jika nekat mengejar

ilustrasi mempertimbangkan konsekuensi (pexels.com/anastasia shuraeva)
ilustrasi mempertimbangkan konsekuensi (pexels.com/anastasia shuraeva)

Mengejar seseorang yang sudah punya pasangan bukanlah tanpa risiko. Kamu mungkin merusak persahabatan, memicu konflik, bahkan menyakiti diri sendiri. Semua ini perlu dipikirkan dengan matang sebelum kamu bertindak.

Tanyakan pada dirimu: apakah kamu siap menanggung akibatnya? Cinta bukan sekadar keinginan, tapi juga tanggung jawab. Lebih baik mencegah luka lebih dalam daripada menyesal di kemudian hari.

8. Buka diri untuk cinta yang lebih sehat dan tepat

ilustrasi membuka diri (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi membuka diri (pexels.com/MART PRODUCTION)

Meski sekarang kamu merasa orang itu yang paling cocok, kenyataannya masih banyak orang baik di luar sana. Membuka diri pada peluang baru bisa jadi langkah awal untuk menyembuhkan hati. Jangan tutup pintu hanya karena satu perasaan.

Hubungan yang sehat dimulai dari tempat yang tepat. Kamu layak mendapatkan cinta yang tidak perlu disembunyikan atau diperjuangkan diam-diam. Percayalah, cinta yang datang dengan tenang akan terasa jauh lebih damai.

Mengendalikan perasaan pada teman yang sudah memiliki pasangan memang bukan hal mudah, tapi sangat mungkin dilakukan dengan bijak. Dengan menjaga batas dan fokus pada pertumbuhan diri, kamu memberi ruang untuk cinta yang lebih sehat di masa depan. Ingat, kamu layak mendapatkan hubungan yang utuh tanpa harus menjadi orang ketiga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us