Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Aku di Sini Sedang Mengenangmu, Wahai Kekasihku di Masa SMA

xuan.news.cn

Artikel ini merupakan hasil karya peserta kompetisi menulis #CintaDalamKata yang diadakan oleh IDNtimes.com. Kalau kamu ingin artikelmu eksis seperti ini, yuk ikutan kompetisi menulis #CintaDalamKata! Informasi lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.


 

Cinta, siapakah cinta? Oh, tentu saja bukan Cinta yang di Ada Apa dengan Cinta 2. Sesungguhnya cinta adalah sesosok yang memang tak bisa kita sentuh dengan raga. Tetapi bisa dirasakan dengan cinta. Bagiku cinta yang bersemi ini merupakan keinginan yang kuat untuk dekat denganmu. Iya kamu, wahai kekasih masa SMA-ku.

Pada awalnya aku sudah tertarik denganmu saat sebelum kita saling berkenalan, tetapi tak berani mengungkapkan. Bahkan pada angin pun tak berani kuutarakan. Karena pada saat itu, terasa mustahil untuk bisa dekat denganmu. Karena kita tidak sekelas waktu itu, jadi biarkan aku menjadi pengagum rahasiamu untuk sementara. Saat memasuki tingkat SMA 2, aku menjadi sangat bahagia. Ya, karena kita ditempatkan sekelas. Paling tidak aku bisa memulai hubungan kita dengan pertemanan dulu.

Aku pun mulai memberanikan diri untuk mencoba mendekatimu perlahan-lahan.

Default Image IDN

Setelah aku mencoba untuk mendekatimu, kita akhirnya menjadi lebih dekat dan semakin dekat dari hari ke hari. Suatu kali saat aku mengirimkanmu sebuah pesan singkat yang terlalu mainstream “Kamu lagi ngapain?” Kamu menjawab “Sedang memikirkanmu.” Kamu tahu? Jika diibaratkan, aku seperti boneka salju yang terkena meteor, “Jedaarrr!”. Langsung meleleh dalam sekejap.

Tetapi inilah aku, aku tetap stay cool dalam pesan singkat yang kubalaskan kepadamu. Aku tak ingin berlebihan menanggapi pesanmu, siapa tahu kamu cuma bercanda. Jadi aku tetap menunggu waktu yang tepat untuk yakin bahwa kita memang sudah saling suka.

Aku dan kamu menjadi semakin dekat, dan kita berdua mengukir momen indah bersama.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160526/jessica-2-2bce3101e2a507e87f36a7977eac5c61.jpg

Dalam hitungan beberapa bulan, kita menjadi sangat dekat. Terlalu dekat sampai mengalahkan yang kembar siam. Suatu kali kamu kuantar pulang, kamu kegirangan sekali, saking girangnya buat aku lupa kalau sebenarnya aku sedang lompat-lompat kegirangan dalam hati. Setelah sampai pada tujuan arah pulangmu, aku langsung pulang ke rumah. Karena Ingin lompat-lompat kegirangan tanpa dilihat oleh kamu.

Baru sampai di rumah, kamu mengirimku sebuah pesan singkat lagi “Aku kangen padamu.” Kamu juga bilang suka sekali dengan wangi yang menempel pada tubuhku ketika kita berdekatan, sampai-sampai saat aku tak disampingmu, kamu mengakui bahwa masih kecium wangi itu. Wah, penciumanmu tajam juga ya?

Tapi sayangnya, perjalanan cinta kita tidak berjalan mulus. Itulah awal kehancuran hubungan kita.

Default Image IDN

Aku kecewa dengan diriku sendiri, karena tak lama kamu memutuskanku karena kamu merasa kita sudah tak cocok lagi. Ya, kita jadi suka berdebat tentang hal-hal kecil yang membuat hubungan ini runtuh perlahan-lahan. Kalau boleh jujur aku berusaha untuk melupakan kata-kata yang menyakitkan darimu. Jadi aku cukup berhasil dalam melupakannya. Karena dalam benakku, kata-kata itu terlalu sakit untuk diingat oleh aku yang sangat tulus mencintaimu.

Jujur, banyak hal-hal sederhana darimu yang tak bisa kulupakan hingga saat ini

Default Image IDN

Memori bersamamu yang tak bisa kulupakan adalah saat kamu mendekapkan diri dalam pelukanku di tengah rintik-rintik hujan. Aku merasa jika tindakanmu seperti itu dituangkan ke dalam kata-kata, mungkin akan berkata:

“Jangan pernah tinggalkan aku, walaupun dunia ini tak suka dengan hubungan kita. Dan aku pun menjadi takut karena pandangan orang-orang. Tetapi ketahuilah sayang, aku jauh lebih takut kehilanganmu.”

Yang tak bisa kulupakan adalah gerak-gerik lucumu, kata-kata indahmu, matamu yang elok, hidungmu yang kempis tetapi tetap menggemaskan dan yang paling aku sukai sampai sekarang yaitu senyumanmu yang terlalu menawan untuk dilupakan. Yang tak akan kulupakan adalah how you made me feel at those times.

Ah, indahnya mengenang masa SMA dimana saat kita masih bersama. Saking indahnya sampai kamu ingin membagikan keindahan ini dengan orang lain. Sekarang kita jalan ke dua arah yang berbeda dan tak bisa bersama lagi. Dan pada akhirnya, aku menyadari satu hal yaitu jika kita berani mencintai berarti berani merelakannya suatu saat.

 

#CintaDalamKata

Default Image IDN
Share
Topics
Editorial Team
Jessica Rusli
EditorJessica Rusli
Follow Us